"Mas?"
Tania terbangun dan mendapati suaminya terpekur menatap pemandangan malam kota Jakarta dari balik jendela kamar hotel.
Kamar hotel?
Tania mengerjap bingung.
Kenapa bisa di kamar hotel?
Suaminya menoleh lalu tersenyum.
"Sudah bangun?" tanya lelaki seraya bangun dan beranjak mendekati ranjang.
"Mas?" Tania menatap bingung sekeliling lalu kepada suaminya.
Entah mengapa, rasanya ada yang aneh.
Lelaki itu kemudian duduk di hadapannya. Tangannya mengacak lembut rambut Tania.
"Aku kok sayang banget ya sama kamu..."
Ucapan lelaki itu mengalihkan pikiran Tania yang masih bingung.
"Mulai deh gombalnya," jawab Tania seraya bangkit, hendak beranjak namun dengan cepat tangannya ditarik sehingga dia terjatuh ke dalam pelukan suaminya.
"Mas, udah ah! Aku mau ke toilet dulu, kebelet pipis," protes Tania seraya berusaha melepaskan diri.
"Sebentar lagi..." lelaki itu malah semakin mengeratkan pelukannya, "Ini serius. Aku masih dan selalu akan sayang kamu dan ingin kamu bahagia. Selalu. Ingat itu, selalu."
~*~
Pelan namun pasti, kesadaran menyusup ke dalam lelap tidurnya, menepuk lembut membangunkan. Masih setengah tidur, Tania membuka sebelah mata namun dengan segera menutupnya lagi.
Mungkin aku bisa tidur sebentar lagi.
Tetapi, sesuatu mengusik pikiran dan membuatnya kembali membuka mata.
Ini bukan kamarku...
Tania langsung bangun dari tidur dan mengedarkan pandangan ke seluruh kamar.
Hotel.
Tatapannya terpaku di jendela yang tertutup tirai.
Persis seperti dalam mimpi tadi.
Sambil berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih terserak, Tania mengingat kembali kejadian semalam. Dan spontan dia menutup mulut ketika kepingan-kepingan kejadian semalam mulai terangkai runut di benaknya.
Lelaki itu...di mana dia?
Bangkit, Tania langsung beranjak menuju ke toilet dan menemukan ruangan itu kosong.
Astaga!
Tiba-tiba kesadaran akan betapa gila dan bahaya apa yang dia lakukan semalam, mulai meresap ke otak.
Bagaimana kalau...
Tania menelan ludah, mulai panik.
Bagaimana kalau lelaki itu melakukan hal yang tidak-tidak saat dia tertidur? Semisal merekamnya atau...semua pikiran mengerikan mulai bermunculan dan membuat Tania berkeringat dingin.
Kerasukan apa aku semalam sampai melakukan hal senekat itu, pikir Tania seraya menjatuhkan diri ke kasur, lemas. Lalu matanya menangkap sebuah kertas dengan tulisan cakar ayam.
"Kamar hotel sudah dibayar."
~*~
"Kamu ini ya, disuruh menginap di tempatku ga mau, eeeh ujungnya nginep di hotel yang cuma sepelemparan batu dari apartemenku. Dasar kebanyakan duit!"