ASUPAN 3

41 16 4
                                    

Aku termenung duduk di depan jendela.
Menatap hujan yang tak kunjung reda.
Memikirkan rintik demi rintik yang turun tanpa ada rasa jera.
Lalu, aku berpikir.

“Kenapa manusia seringkali kehilangan arah beriring dengan kehilangan seseorang yang berharga?”
Dan. Bukannya itu termasuk aku?

--------------------

Setelah pertemuan kita saat itu..
Aku jadi tersadar, bahwa itu adalah pertemuan terakhir kita.
Kau bilang, kita akan bertahan.
Kau bilang, janji kita akan selalu tersimpan.
Namun, semesta berkata lain.
Takdir kita tak sejalan.
Bahkan sekarang, perpisahan terasa sangat menyakitkan.

--------------------

Pelangi itu berirama, kasih.
Mengeluarkan melodi indah yang menyayat hati.
Kau yang dulu janjikan pelangi sehabis hujan.
Sekarang, entah dimana pergi menghilang.
Sapa-pun tak sedikit lagi kuterima.
Apalagi jejakmu, hilang beriringan dengan
Musnahnya perasaan yang dulu kuterima.

-------------------

Kata orang rindu itu berat.
Kalo kataku, kau tak perlu rindu. Karena kata rindu cukup berat untuk orang seistimewa kamu untukku.

Alamak maapkan hambamu ya Tuhan.

------------------

Semesta.
Kau terlihat indah dengan senyummu.
Kau terlihat manis dengan janjimu.
Tetapi..
Sudahlah, semesta kadang mempermainkanku.
Tak tau malu kenapa harus menyakitiku, lagi. Dan lagi.

-------------------

Lagi-lagi..
Di luar hujan.
Menggigil memang jika membicarakan perihal rindu.
Perasaan hangat yang keliru.
Membunuh raga dengan sejuta rasa ragu.
Sebenarnya, apa hanya aku?
Apa hanya aku yang meneriakkan rasa rindu padamu?

--------------------

Tak cukup kata.
Tak cukup rasa.
Tak cukup bahasa.
Pada intinya, sabar itu tak ada tepi rasa.
Luas, tanpa ujungnya.
Pergilah.
Jika kau tak bisa menungguku memperbaiki rasa.
Rasa kecewa yang dulu masih tersisa.
Dengan orang lama. Bahwa aku tak bisa merekayasa.
Aku masih terbiasa.

--------------------

Kasih, tataplah dia.
Tetapi..
Kau tak tau.
Dimana seseorang melihatmu dengan sebuah doa.
Berteriak di tengah malam yang sunyi.
Lalu mengatakan, aku bahagia melihatmu bahagia dengan yang lain.

--------------------

Sakit itu lagi.
Terlalu familiar untuk ku rasa.
Terlalu sering hatiku raba.
Rasanya masih sama.
Pedih,tak bernyawa.

--------------------

Kau siapa?
Kenapa berhasil membawa rasa bahagia?
Kemana kau sembunyikan baumu yang kusuka?
Jangan membuatku menerka.
Belum sempat ku menduga.
Kau sudah pergi menggoreskan luka.










Jangan lupa di vote setiap ASUPAN
TERIMAKASIH
JANGAN LUPA BERI COMENT SETIAP KARYA AKU

ASUPAN +62Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang