Aku tak mengerti akan takdir
Aku pun tak tahu jika takdir akan memilih jalan yang begitu menyakitkan-Xue Yang-
Hai .. haii aku kembali...
Aduh aku tuh sebenernya hampir patah semangat karena pembaca dan Vote nya sedikit. Apalagi setelah beberapa hari kebelakang aku sempat bingung mau membawa alur cerita ini ke mana dan seperti apa. Tapi aku ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote dan membaca cerita yang sedikit ambyar ini
- salam JustGuava-#
Bagai lukisan yang indah nan menawan terpampang indah di dalam istana yang tak memiliki nama itu. Pemandangan indah yang menyuguhkan pesona alam dari luar ruangan
Meski begitu istana ini tampak tak terurus dan juga banyak memiliki jaring laba-laba bahkan telah tumbuh semak belukar tumbuh menjulang tinggi.
Seorang perempuan cantik duduk disana dengan anggun menatap pemandangan dihadapannya sambil memainkan Kecapi ditemani senja yang akan segera berganti menjadi malam.
Alunan melodi terus menggema diseisi ruangan hingga malam tiba. Tiba-tiba jari-jemari nya berhenti memetik senar, matanya beralih menatap sinar bulan yang menerangi malam
"Apakah malam ini ia akan datang?" Gumamnya pelan
Pandangannya mulai meredup dikala angin berhembus menerpa penerangan yang ada didekatnya
"A-Ying~" panggil laki-laki dari arah belakang nya datang menghampirinya dengan senyuman yang begitu tenang
****
Xue Yang berjalan gontai ia merasa lemas karena cuaca hari ini yang begitu terik membuatnya selalu mengutuk akan panasnya siang hari. Di padang rumput kering nan gersang Xue Yang terus mencari tempat itu.
"sial sekali hari ini"
Ia gunakan Jiangzai untuk menebas para ilalang yang tidak bersalah karena menghalangi jalannya. Sebenarnya kemana arah tujuan Xue Yang? Kenapa ia terlihat begitu kesal.
Begitu ia sampai ditempat tujuannya barulah ia bisa bernafas lega karena akhirnya setelah perjalanannya yang begitu melelahkan ia dapat menemukan tempat yang begitu terpencil ini.
"Aku pasti akan membunuh siapapun yang membuatku kesusahan seperti ini. ini sungguh melelahkan" gerutu Xue Yang sudah kesal setengah mati
Baru saja beberapa waktu yang lalu ia tiba, Xue Yang sudah disambut oleh banyaknya Mayat Hidup yang siap membunuhnya.
Xue Yang langsung membantai mereka tanpa ampun. Jiangzai kini telah dipenuhi oleh darah segar dari mayat hidup
Srringgg
Suara pedang jiangzai beradu dengan pedang lainnya membuat Xue Yang membulatkan matanya kaget langsung terhuyung mundur untuk melihat siapa dia
"Wah.. wahh... lihat siapa ini? kau yang mengundangku malah kau yang ingin membunuhku"
Xue Yang tersenyum miring menatap orang itu dengan tajam
"ternyata kau cukup hebat untuk mengetahui siapa aku"
Xue Yang langsung membuang pandangannya ia terlihat malas untuk berdebat dengan orang yang berada dihadapannya saat ini.
"cepat katakan! Apa mau mu? Aku harus segera pergi sebelum dia merindukanku" tanya Xue Yang tegas
"siapa? Apa dia wanita mu?"
"itu bukan urusanmu!"
Xue Yang memang benar-benar sesuatu. Dalam situasi seperti ini pun ia masih bisa bercanda
"Ha ha ha baiklah.. baiklah aku ingin kau menghancurkan beberapa keluarga untukku"
"Kau pecundang yang lemah. Apa kau tahu betapa menyenangkan nya membunuh mereka dengan tanganmu sendiri"
"Apa itu artinya kau tak mau melakukannya?" Tanyanya telak
"sayang sekali tapi ucapan mu itu benar"
"Kau yakin? Meski Daozhang yang menjadi taruhannya?" ancam orang itu tersenyum mengancam. Ia merasa puas karena sudah membuat Xue Yang tak memiliki pilihan selain melakukan nya.
Orang itu tertawa keras sebelum akhirnya ia menghilang bersama angin berhembus dengan kencang hingga menerbangkan debu dan pasir, Xue Yang langsung menutupi wajah dengan tangannya.
"hari ini aku memang sedang sial. Apa dia sedang bermain-main denganku? Baiklah akan aku tunjukan siapa diriku sebenarnya" ujar Xue Yang dengan nada rendahnya
***
Xiao Xingchen dan juga Song Zichen baru saja tiba dikota Yiling banyak Kultivator yang mengenal mereka langsung meminta bantuan mereka untuk melindungi keluarga mereka dari si pembunuh yang masih berkeliaran dikota mereka.
Bahkan baru beberapa hari sejak Xingchen meninggalkan kota Yiling insiden mengenai pembantaian terus terjadi dan telah memakan banyak korban namun siapa pelakunya masih simpang siur ada yang mengatakan kalau pembantaian itu dilakukan oleh Yiling Laozu dan Jendral Hantu Wen Ning, ada juga yang mengatakan kalau pembantaian itu dilakukan oleh Xue Yang bersama Klan Wen yang tersisa.
"Xingchen~ "
"Xingchen ~" panggil Song Lan
Xingchen langsung tersadar dari lamunannya lalu menoleh kepada Song Lan, ternyata Song Lan menawarinya makanan untuk mengganjal perut.
Song Lan hanya merasa khawatir karena sejak tiba di kota ini Xingchen belum makan apapun dan hanya sibuk dengan persiapan pemburuan malam nanti.
"Aku tidak lapar. kamu saja"
"makan saja walupun sedikit itu akan lebih baik dari pada kamu menahan lapar. Aku tidak tahu apa yang sangat kamu khawatirkan sampai kamu melupakan makan" Ujar Song Lan masih menyodorkan kue kepada Xingchen dengan senyumannya
Xingchen pun luluh dan akhirnya menerima kue yang diberikan Song Lan karena memang benar ia belum makan apapun sejak kedatangannya dikota Yiling yang berputar dalam pikirannya adalah menyangkal semua rumor yang beredar diluar sana.
"Zichen, aku akan keluar sebentar" Ujar Xingchen langsung mengambil Shuanghua yang tersandar di meja
Song Lan tampak kebingungan dengan tingkah Xingchen akhir-akhir ini ia jadi sering melamun
"Hayoo... Xingchen mikirin siapa? Pasti mikirin Authornya yah??? Hihi"
Cerita ini hanya karangan Author semata, alur ceritanya pun sesuka author jadi buat yang sudah memberikan Votenya author ucapkan terima kasih 🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
MDZS ( Xiao Xing Chen, Xue Yang dan Song Lan Version)[HIATUS]
FanfictionNo description ...