Xingchen, Song Lan, Xue Yang

583 65 0
                                    

Bintang akan terus bersinar meski fajar akan segera menyingsing, menyapu kegelapan malam dengan kehangatan cahaya mentari

-Justguava-


#
Lagi-lagi Xingchen terlihat begitu serius seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia memang tak suka jika harus dilibatkan dengan hal yang berbau duniawi ia hanya memiliki moto "Menolong siapapun jika memang diperlukan tanpa ikut terlibat dengan sekte manapun"

Xingchen berjalan-jalan ringan dipinggiran kota begitu langit gelap ia segera kembali untuk melakukan perburuan malam

"Kau sudah kembali" sambut Song Lan dengan senyuman khasnya yang pelit

Xiao Xingchen mengangguk membalas senyuman tipisnya. Astaga... Bisa dikarungin ga sih?? •_• nanti aku yang diabetes.

Malam telah tiba keadaan kota yang sebelumnya terlihat ramai kini kota itu sudah terlihat begitu sepi dan hening seperti kota mati tak ada satu orang pun yang berani keluar rumah malam ini mereka memilih untuk tetap diam dirumah karena takut akan hantu yang siap menyerang

Angin terus berhembus begitu kuat menambah aura kelam yang semakin terasa mencekam. Sebelumnya mereka berdua telah berkeliling kota untuk berjaga-jaga bahkan mereka telah memasang sebuah jimat di beberapa titik sebagai penanda jika terjadi sesuatu disekitarnya

"Bukankah disini terlalu aneh" Song Lan terus waspada melihat suasana sekitar

"Iya. Disini memang aneh"

Perlahan kabut mulai turun tanpa sebab sampai membuat jarak pandang diantara mereka sedikit terbatas.

Xingchen dan Song Lan semakin meningkatkan kewaspadaan mereka karena salah satu dari jimat yang mereka pasang bereaksi.

"Aaaaaaaaaaa.... "

Terdengar suara teriakan begitu keras dari arah barat Xingchen dan Song Lan saling bertatapan lalu mengangguk mengerti mereka segera bergerak menghampiri sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari salah satu rumah penduduk. Begitu tiba mereka dikagetkan dengan orang yang sudah dirasuki oleh hantu dan menjadi mayat hidup.

Xingchen mengambil jimat dari balik bajunya dilemparkannya jimat itu pada mayat hidup agar tak lagi bergerak akan tetapi mayat hidup itu berhasil menghalau jimat Xingchen dengan mudahnya.

Song Lan mengambil langkah maju melawan mayat hidup dengan pedang Fuxue yang masih berada didalam sarungnya. Perkelahian sengit terjadi antara Song Lan dan mayat hidup.

Tiba-tiba dari arah belakang Xingchen dan Song Lan meluncur sebuah pedang yang langsung menusuk dada mayat hidup tanpa ampun hingga mati seketika. Song Lan dan Xingchen terkejut sampai membulatkan matanya begitu melihat mayat hidup itu terjatuh dihadapan mereka.

"Jiangzai? Xue Yang?" Gumam seseorang begitu mengetahui identitas pedang yang menusuk mayat hidup itu tanpa belas kasih

Secara serempak Song Lan dan Xingchen langsung menoleh dari mana arah pedang itu berasal. Benar saja ternyata orang itu adalah Xue Yang. Xue Yang tersenyum tipis dari atap gerbang tanpa ada rasa bersalah sedikit pun

"Xingchen~ Kita bertemu lagi" Sapa Xue Yang dengan senyuman miring khas milik nya

Song Lan terkejut ia langsung menatap Xingchen yang masih menatap Xue Yang dengan tatapan tajamnya. Xue Yang turun dari atap menghampiri mereka

"Bukankah kalian memang akan membunuhnya?" Ujarnya dengan santai memanggil kembali Jiangzai yang masih tertancap di dada mayat yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Xue Yang menatap pedang Jiangzai yang berlumuran darah, terlihat refleksi wajahnya yang dibilah pedang jiangzai ia menarik sudut bibirnya tipis. Ya ampun Xue Yang kamu membuat aku sakit kepala -_-

"Xue Yang. Kenapa bisa kamu disini?"

"Tentu saja karena aku ingin bertemu dengan Daozhang" Jawabnya sambil memainkan rambutnya

"Kau fikir Daozhang mau bertemu dengan mu" Balas Song Lan sinis menatap Xingchen namun sepertinya Xingchen tak terganggu sedikit pun buktinya ia tetap tenang

"Lalu menurutmu apa Daozhang juga suka bertemu denganmu? Bukankah kau terlalu menempel padanya" Xue Yang menjawab telak ucapan Song Lan sampai Song Lan tak dapat lagi membalas kata-katanya

Xingchen menggelengkan kepalanya pelan melihat pertengkaran mereka. Ia tak lagi mempedulikan pertikaian mereka karena hal ini sering terjadi jika keduanya bertemu jadi ia sudah tak ambil pusing.

Xingchen menghampiri mayat yang ada dihadapannya lalu memeriksa tubuh mayat itu. Ia merasa bersalah karena tak mampu menghalau hantu itu.

Mata Xingchen membulat karena terdapat garis hitam disepanjang lehernya bahkan terdapat retakan diwajahnya pupil matanya pun memutih.

"Yin hufu? Ini jelas bukan. Tapi mengapa auranya terasa sama?" Pikir Xingchen yang masih menatap mayat hidup itu heran.

Sadar akan Xingchen yang sudah tak mempedulikan mereka. Song Lan dan Xue Yang pun menghentikan perdebatannya dan menghampiri Xingchen

"Yin hufu" ujar Song Lan kaget melihat mayat itu

"Bukan! Tapi semacam tiruannya" jawab Xue Yang melipat tangannya tenang

"Tiruan?" Ujar Xingchen dan Song Lan berbarengan

"Apa kalian tidak merasakannya? Ini jelas berbeda"

"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Son Lan

"Ahyaaa ... sebagai Daochang ternyata Kau memang tak tahu apapun Song Lan" ledek Xue Yang pada Song Lan

Song Lan terlihat kesal dengan ucapan Xue Yang. Sampai akhirnya Xingchen pun angkat suara untuk menghentikan perdebatan mereka

"Kalian berdua sudahlah. Kita harus-"

Ucapan Xingchen langsung terputus ketika mendapati sebuah pedang meluncur terarah kepadanya. Orang yang menyerangnya adalah Pria bertopeng, untung saja Xingchen berhasil menghindar.

Xue Yang dan Song Lan langsung kaget bagaimana tidak. Siapa pun orang itu ia terlalu berani untuk menyerang mereka secara terang-terangan seperti ini bahkan sampai membuat mereka bertiga kebingungan dan juga geram.

Sejak awal Xingchen memang sudah merasakan ada yang salah dengan desa ini lalu ditambah serangan dadakan seperti ini membuatnya semakin geram.

Setelah penyerangan yang gagal pria bertopeng langsung melarikan diri sadar akan hal itu dengan sigap Xingchen segera mengejar pria bertopeng untuk mencari tahu apa tujuan dia sampai menyerang dirinya.

Xingchen terus mengejar pria bertopeng sampai akhirnya mereka berhenti untuk saling kejar.

"Siapa kau?" Tanya Xingchen yang sudah berada dihadapannya

Pria itu berjalan santai menghampiri Xingchen sepertinya ia tak takut kepada Xingchen

"Daozhang~" sapa nya setelah menghentikan langkahnya seketika

"Siapa kamu? Apa kau pembunuh yang selama ini membantai mereka? Cepat lepaskan topeng mu!"

"Mengapa kau begitu ingin tahu siapa diriku? Apa kau juga tahu siapa yang berada disekitar mu?" Tanyanya dengan santai

Xingchen terlihat mengerutkan keningnya mencoba mencerna apa maksud dari perkataanya.

"Hahahaaa.... Daozhang~ kau bersama mereka tapi apa kau mengenal mereka juga?" Tanyanya lagi. Pria itu seperti memberi clue terhadap teka-teki yang rumit ini Daozhang semakin menggenggam erat Shuanghua

"Aku tidak tahu apa maksudmu. Tentu saja aku mengenal mereka"

"Benarkah? Bagaimana dengan Xue Yang apa kau mengenalnya dengan baik juga?" Tanyanya lagi membuat Xingchen kembali goyah akan semua firasat yang sudah dibuangnya

"Apa maksudmu?"

Hai.. haii.. maaf ya baru up cerita ini lagi setelah beberapa lama semua itu karena aku lagi sibuk sampe ga sempet nulis. Padahal aku tuh ya rindu berat sama Xingchen tapi demi pembaca akhirnya aku lanjut buat nulis dan up part ini. Buat yang sudah comment dan juga Vote. Aku ucapin banyak-banyak terimakasih karena kalian lah penyemangat ku. 🥰🥰

Nb: kalau ada typo tolong dimaklumin yaaa. Love youuu

MDZS ( Xiao Xing Chen, Xue Yang dan Song Lan Version)[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang