Bagaimana Setelahnya

66 4 1
                                    

Dua belas ke dua puluh satu
Terimakasih sudah bertemu
Tentang kecewa, gagal, kehilangan di masa lalu
Memang sudah harus dicukupkan
Dan menjadi sebuah pengalaman
Tentang senyum dan kebahagiaan
Semoga tak pernah luntur dan menghilang
Mata berkaca
Hendak kemana setelah ini ku tanya pada diri
Rasa cemas dan takut ikut hadir
Seolah mengepung menuntut jawaban dariku
Begitu penuh tanda tanya yang muncul dalam pikiran
Harus apa setelah ini, kapan dan bagaimana memulai langkah
Mencari jati diri yang sebenarnya
Menjadikannya satu tanggung jawab yang begitu besar
Disebutnya bukan beban mungkin ujian hidup lebih tepatnya
Apa yang dipikul dan ditanam
Tak selalu dirasa dan ditemukan enaknya
Yang dipikul punya waktu kapan akan terasa berat kapan akan terasa ringan
Yang ditanam pun ada kalanya gagal tumbuh dan berhasil tumbuh
Semua punya porsinya masing-masing
Hanya saja bagaimana diri berposisi dan menyikapi
Ojo ngoyo kata orang Jawa
Apa?
Jangan terlalu memaksakan diri
Hingga lupa dengan kemampuan, kondisi pribadi
Jangan lupa juga waktu, kini bukan lagi ego yang menempati peringkat satu
Prioritas, iya yang semula semua teranggap penting
Sekarang harus dipilih apa yang memang menjadi hal terpenting
Terimakasih untuk yang datang dan pergi
Terimakasih untuk yang selalu ada hingga kini
Terhitung dari dua puluh sembilan hari yang lalu
Semoga yang datang enggan untuk meninggalkan
Dan yang pergi ada keinginan untuk kembali memperbaiki
Selamat menutup bulan sebelas
Hey kamu apa kabar?
Dari aku dan radar yang sedang mencari keberadaan

Yogyakarta, 30/11/2019
k.l.

Yuhu
Puisi Tentang Hati sudah update lagi. Huhu cip jadi sedih jarang up up. Sok sibuk sih. Emm udah akhir bulan November aja sih cepet banget. Oh iya aku juga mau tanya, kamu apa kabar aku kangen. Buat kalian pembaca setia PTH jangan bosen-bosen main di sini ya. Jangan lupa budaya voment setelah membaca. See you di up berikutnya ya
Tencu 😆

Puisi Tentang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang