Part 12

2.5K 241 114
                                    

Yonghwa meneguk ludahnya keras saat Hyojin, kakaknya itu berjalan ke arah dirinya yang masih berbaring di samping Shinhye. Yonghwa jelas terkejut saat mengetahui jika Hyojin ada di rumah Shinhye dan tadi tengah duduk di kursi meja makan sambil menatap dirinya yang hampir mencium bibir Shinhye. Sial, Yonghwa sangat tahu sekali apa yang akan Hyojin lakukan padanya sekarang.
         
Yonghwa cepat berdiri dan siap berlari untuk menjauh dari singa betina itu. Namun terlambat, Hyojin sudah lebih dulu menghampirinya dan memukul kuat kepalanya.
         
"Kau ini memang tidak gentleman sekali, ya. Apa perlu noona meminta bantuan Lee Joon untuk mengajarimu menjadi pria pemberani dan tidak pengecut seperti ini?"
         
"Noona, kau salah paham. Itu tidak seperti apa yang kau pikirkan."
         
Plak!
          
Satu pukulan kembali mendarat di atas kepala Yonghwa, membuat pria itu meringis sakit. Hyojin berdecak kesal pada adiknya ini. "Kau pikir aku ini buta, huh? Aku melihat dengan sangat jelas ketika kau ingin menciumnya. Kenapa masih ingin mengelak?"
         
Yonghwa menghela napas pelan. Baiklah, ia memang tidak pandai berbohong pada noona-nya ini. Hyojin memang selalu bisa membaca gerak-gerik Yonghwa.
         
"Baiklah, maafkan aku. Tadi hanya refleks saja. Bukankah semua pria akan seperti itu jika berdekatan dengan wanita?"
        
Hyojin berdecak, Yonghwa selalu bisa menyangkal semua perkataan Hyojin. Yonghwa kadang bertingkah seperti pria pengecut dan Hyojin sangat tidak menyukai sifat adiknya yang satu itu.
        
Hyojin mengembus napas pelan, Ialu menatap tajam mata Yonghwa. "Apa kau menyukai Shinhye? Karena itu kau ingin menciumnya?" Tanya Hyojin to the point.
        
Yonghwa membulatkan matanya, terkejut saat mendengar pertanyaan Hyojin tersebut. Tak lama kemudian suara tawa Yonghwa menggema di rumah kecil itu.
        
"Astaga Noona, kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Aku bahkan sama sekali tidak memiliki rasa pada wanita ini, jadi bagaimana bisa kau menyimpulkan pertanyaan bodoh seperti itu?" Yonghwa menatap Shinhye dan kakaknya secara bergantian sambil menggelengkan kepalanya. Hyojin sungguh sangat tidak waras jika bertanya hal seperti itu pada Yonghwa. Mana mungkin Yonghwa menyukai Shinhye? Yang ada dirinya hanya ingin anak dari wanita itu, dan tentunya tanpa sepengetahuan dari Shinhye.
        
Sedangkan Hyojin terdiam di tempatnya berdiri saat ini. Kepalanya dengan cepat menoleh ke arah Nari yang tadi masih berada di dapur untuk mencuci piring. Namun wanita itu ternyata sudah berada di dekat meja makan sekarang dan tersenyum miris saat ia mendengar perkataan Yonghwa barusan.
        
Hyojin memejamkan matanya sejenak. Sialan, gara-gara Yonghwa, misinya bersama Nari pasti tidak akan berjalan lancar sebab wanita itu sepertinya sakit hati setelah mendengar ucapan Yonghwa beberapa saat yang lalu. Tsk, adiknya itu memang sangat bodoh. Hyojin tidak percaya jika ia bisa memiliki adik seperti Yonghwa.

__________

Sudah dua hari berlalu sejak hari di mana Yonghwa datang ke rumah Shinhye dan meminta wanita itu untuk menjadi temannya. Sejak saat itu pula Yonghwa dan Shinhye menjadi semakin dekat.
         
Namun tentu, jika di kantor, Shinhye akan kembali berbicara formal pada Yonghwa dan Yonghwa pun tidak mempersalahkan hal tersebut. Seperti yang dilakukan Shinhye saat ini. Ia tengah berada di ruangan Yonghwa untuk menyerahkan beberapa berkas kerja sama dari perusahaan lain untuk Yonghwa setujui dan tanda tangani.
        
"Apa hari ini aku ada meeting?" Tanya Yonghwa, sementara tanganya masih sibuk membubuhkan tanda tangan pada berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya.
        
Shinhye mengangguk. "Ya, Sajangnim. Anda memiliki pertemuan penting pukul 1 nanti."
        
"Baiklah, kau boleh keluar sekarang."
        
Mendengar perintah tersebut, Shinhye segera menundukkan kepalanya dan pamit dari ruangan Yonghwa.
        
Sementara itu, setelah mengetahui jika Shinhye sudah keluar dari ruangannya, Yonghwa akhirnya menegakkan tubuhnya. Matanya menatap ke depan, ke arah pintu ruangannya, sedangkan otaknya tengah merangkai suatu ide. Ya, ia harus memikirkan ide untuk kembali mengurung Shinhye di sebuah kamar. Yonghwa ingin kembali merasakan Shinhye, tapi ia harus mempunyai cara yang baru untuk membawa wanita itu ke atas ranjang bersamanya. Yonghwa juga harus cepat membuat Shinhye hamil, agar para temannya itu tahu jika Yonghwa juga pria normal.
        
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya sebuah ide yang sangat cemerlang muncul di benak Yonghwa. Ia kemudian mengambil ponselnya di atas meja, lalu mengetik pesan dan mengirimkannya langsung pada Shinhye menggunakan nomor pribadi miliknya. Sambil menunggu pesan balasan dari Shinhye, Yonghwa kembali menyibukkan dirinya dengan berkas di atas meja.

You're Mine (21+) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang