Part 13

2.7K 245 138
                                    

"Kau benar-benar psikopat gila. Perlu kau tahu, aku bukanlah budak seks-mu. Aku tidak sudi melakukan hal gila itu." Shinhye menyembur kemarahannya pada pria di depannya ini. Walau matanya tertutup, tapi bukan berarti mulutnya juga ikut bungkam saat pria itu merendahkannya. Shinhye bukanlah seorang budak yang mau begitu saja menuruti kemauan tuannya. Sedikit pun ia tidak sudi disamakan dengan seorang pelacur atau sejenisnya.
         
Yonghwa menggeram marah. Ia tidak suka permintaannya di tolak. Tangannya memegang bahu Shinhye dan mencengkeramnya erat. "Kau harus mau, Shinhye. Atau aku tidak akan segan-segan memposting video itu."
         
Shinhye terkejut saat pria itu menyebut namanya. Dari mana orang itu tahu? Shinhye bahkan tidak pernah mengenalkan dirinya pada pria ini.
         
"Dari mana kau tahu namaku?" Tanya Shinhye heran bercampur marah
         
Yonghwa tersenyum. "Itu bukanlah hal yang sulit. Aku tahu semua tentangmu. Jadi, aku sarankan padamu untuk menuruti permintaanku. Sudah aku bilang bukan, jika aku tidak menginginkan penolakan?"
         
Shinhye mengepalkan kedua tangannya, dagunya kembali terangkat ke atas, menantang pria misterius itu. "Aku tidak mau, bajingan. Lagi pula jika kau ingin melakukan seks, cari saja pelacur di luar sana. Karena aku bukan pelacur yang dengan sukarela melayanimu." Shinhye menggertakkan giginya, menahan amarah yang siap meledak kapan saja.
         
Tatapan Yonghwa berubah sendu. Tanganya perlahan membelai wajah Shinhye, namun wanita itu dengan cepat membuang wajahnya.
         
Kau tidak tahu Shinhye, bahwa hanya padamu saja milikku bisa bereaksi. Kau adalah wanita spesial dan yang bisa menyembuhkan diriku. Yonghwa hanya bisa mengatakan itu dalam hatinya. Ia tidak mungkin berkata jujur pada Shinhye, jika hanya Shinhye-lah yang bisa menyembuhkannya.
         
"Aku hanya menginginkanmu. Jadi aku harap kau mau melayaniku. Aku juga menginginkan anak darimu."
         
Plak!
         
Hebat! Shinhye berhasil menampar Yonghwa tepat di pipi kanannya, walau matanya masih tertutup kain hitam itu. Shinhye pun tidak percaya jika ia berhasil melakukannya.
         
Shinhye tersenyum sinis pada Yonghwa. "Kau menginginkan anak? Lalu kenapa kau tidak mencari seorang istri saja dan nikahi dia? Kenapa kau harus melibatkan aku, sialan. Kita bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Kau sungguh pria brengsek. Kau merenggut milikku dan masih berharap bisa melecehkanku? Kau bahkan mengancam akan menyebarkan video itu. Apa kau memang tidak mempunyai hati, bajingan?" Dua tetes air mata berhasil lolos melewati kain hitam yang menutupi mata Shinhye, Namun, Shinhye dengan kasar menghapusnya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan pria ini dan membuat pria itu menginjak-injak harga dirinya.
        
Yonghwa memejamkan matanya sesaat, tidak kuasa ketika menatap wajah menyedihkan Shinhye. Rasa bersalah itu kembali muncul di hatinya, namun ego yang Yonghwa miliki sepertinya lebih kuat daripada rasa simpatinya.
        
"Maafkan aku!" Setelah mengatakan itu, Yonghwa cepat menarik tengkuk Shinhye, mencium wanita itu dengan menggebu. Yonghwa sedikit meringis saat Shinhye memukul-mukul dadanya dan mencoba menarik diri dari ciuman itu. Tapi Yonghwa jelas tidak akan melepaskannya. Tangan Yonghwa yang satunya menjalar ke sekitar pinggang Shinhye, lalu berhenti tepat di bokong wanita itu. Dengan sekali tarik, tubuh Shinhye sudah menempel pada Yonghwa.
        
Dalam ciuman panas itu, Yonghwa bisa merasakan rasa asin di dalam mulutnya. Yonghwa mengumpat saat tahu bahwa wanita ini menangis di sela ciuman mereka. Tangan Shinhye pun masih setia memukul-mukul tubuhnya.
        
Dengan terpaksa Yonghwa melepas ciuman itu. Ia melihat Shinhye menghirup napas sebanyak-banyaknya sambil memegang dadanya.
        
"Tolong, bebaskan aku." Lirih Shinhye setelah berhasil mengembalikan oksigen ke paru-parunya. Tangan Shinhye terulur kedepan, menggenggam kedua tangan Yonghwa.
        
Shinhye langsung bersimpuh di lantai kamar hotel, sementara tangannya masih menggenggam erat kedua tangan Yonghwa. Tangisan yang ia tahan sekuat tenaga, akhirnya pecah juga. Shinhye menangis kencang di hadapan Yonghwa dan terus memohon pada pria itu.
        
"Aku mohon, lepaskan aku. Aku tidak ingin menjadi budak seks-mu. Aku berjanji akan melakukan apa pun asal jangan meminta hal kotor seperti ini. Aku benar-benar tidak ingin. Cukup sekali kau melakukannya dan jangan kau ulangi lagi. Kau bisa mencari wanita lain yang bisa memuaskanmu."
        
Yonghwa memalingkan wajahnya. Ia tidak sanggup melihat Shinhye bersimpuh di depannya. Jika seperti ini Yonghwa bisa goyah dan melepaskan Shinhye begitu saja. Tapi... Yonghwa tidak bisa melakukan itu. Ia harus membuktikan pada ketiga temannya jika ia bisa menghasilkan anak. Dirinya juga bukanlah pria yang tidak bisa memuaskan wanita.
        
Dengan tekad yang kembali hadir dalam diri Yonghwa, ia ikut berlutut di hadapan Shinhye, memegang tangan wanita itu dan memaksanya untuk berdiri kembali.
        
"Aku tidak bisa melepaskanmu, karena hanya kau yang bisa membantuku, Shinhye. Kau yang bisa menyembuhkan aku. Tolong bantu aku, kali ini saja."
       
Shinhye baru akan protes, namun bibirnya kembali di bungkam oleh bibir pria itu. Shinhye terkejut untuk beberapa saat ketika ia merasakan ciuman pria itu berbeda dari yang pertama. Tidak menggebu dan mendesak. Ciuman kali ini sarat akan rasa bersalah dan frustrasi. Shinhye bisa merasakannya.
        
Namun, ia tentu tidak bodoh untuk menikmati ciuman itu. Shinhye masih mencoba mendorong pria di depannya walau itu terasa sia-sia saja.
        
"Tuan, hentikan!" Ucap Shinhye di sela ciuman itu. Ia lelah menghadap pria ini. Walau ia memohon pun pria ini tidak akan mendengarkannya.
        
Yonghwa kembali melepas ciumannya dengan tangan yang mendorong pelan tubuh Shinhye, hingga tubuh ringkih itu terjatuh ke atas ranjang. Yonghwa tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ia ikut menjatuhkan dirinya ke atas ranjang dan cepat menindih tubuh Shinhye.
        
Walau selalu mendapat penolakan, namun Yonghwa tidak memedulikan itu dan tetap mencium Shinhye. Bibir yang selama ini Yonghwa agung-agungkan dan khayalkan kini sudah dapat Yonghwa rasakan. Rasa bibir Shinhye jauh berbeda dari bibir para wanita yang pernah ia cium selama ini. Bibir wanita ini manis dan sangat memabukkan. Untuk pertama kali, Yonghwa kecanduan akan rasa dari bibir Shinhye.
        
"Kau benar-benar tidak punya hati, brengsek. Aku memohon pun tidak kau dengar." Shinhye mengumpati Yonghwa dengan segenap kemarahannya. Ternyata percuma saja memelas di depan pria ini jika pada akhirnya Shinhye akan tetap dikurung di atas ranjangnya.
        
Shinhye juga tidak mempunyai tenaga lagi. Ia benar-benar lelah menghadapi pria ini.
       
Sedangkan Yonghwa hanya diam saja. Ia mengangkat wajahnya dan memberi ciuman di dahi Shinhye. Perlakuan manis tersebut tentu berhasil membuat Shinhye terdiam untuk sesaat. Ada apa dengan pria ini? Kenapa dia bisa berperilaku lembut dan kejam pada saat bersamaan? Perlakuan pria itu jelas membuat Shinhye bingung.
        
"Aku akan melakukannya perlahan. Aku berjanji tidak akan menyakitimu." Yonghwa berujar pelan. Tangannya berusaha menyingkirkan baju Shinhye, lalu membuangnya setelah terlepas. Yonghwa juga melakukan hal yang sama pada rok dan celana dalam Shinhye walau wanita itu berusaha menerjang tubuhnya. Setelahnya benda-benda itu hilang dalam hitungan menit dari tubuh Shinhye.
        
"Kau pria menjijikkan. Aku sangat membencimu. Kau hanya berani melakukan ini pada wanita lemah sepertiku." Tangisan Shinhye kian menjadi saat ia merasakan dinginnya AC menembus kulitnya. Shinhye tahu jika saat ini ia sudah hampir telanjang di depan pria misterius itu.
         
"Bencilah aku sepuasmu. Aku memang pantas untuk dibenci." Yonghwa membungkukkan tubuhnya, kedua tangannya menyelinap dibalik punggung Shinhye, mencoba melepas kaitan bra wanita itu.
         
Setelah benda itu terlepas sepenuhnya, Yonghwa meneguk ludahnya keras. Pemandangan indah di depannya ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.
         
Karena tidak ingin Shinhye bertingkah brutal padanya, Yonghwa mencengkeram kedua tangan Shinhye, lalu membawanya ke atas kepala wanita itu, dan menahannya dengan satu tangan.
         
Sedangkan wajah Yonghwa sudah berada di depan payudara Shinhye, mengangumi benda itu sebelum memasukkannya kedalam mulut panasnya.
        
Tubuh Shinhye menggelinjang saat pertama kali merasakan sensasi geli dan nikmat itu. Shinhye menggigit kuat bibirnya dan menutup erat matanya, sekuat tenaga menahan agar desahan sialan itu tidak keluar dari dalam mulutnya.
        
Sial, mulut panas pria itu membuat Shinhye untuk pertama kali merasakan sensasi lain pada tubuhnya.
        
"Ya, seperti itu. Cukup diam dan nikmati saja." Ucap Yonghwa senang. Ia menatap Shinhye dengan mulut yang tidak lepas dari payudara Shinhye, menghisap dan menjilat dua puting merah muda itu secara bergantian.
       
Setelah merasa puas, Yonghwa menegakkan tubuhnya. Ia kemudian membuka lebar kedua paha Shinhye dan tersenyum senang saat mengetahui wanita itu sudah basah dan siap untuknya.
        
Tapi, baru saja Yonghwa ingin memposisikan dirinya, Shinhye cepat menutup kembali pahanya, membuat geraman Yonghwa keluar begitu saja.
        
"Jangan membuatku marah, Shinhye!" Yonghwa dengan kasar membuka kembali paha Shinhye dan membawa miliknya ke depan pintu masuk Shinhye. Yonghwa menggesek miliknya di pintu masuk Shinhye, ingin membuat wanita itu mengeluarkan desahannya.
       
"Eghhh!" Desahan yang Shinhye tahan dengan susah payah, akhirnya keluar juga karena Yonghwa dengan sengaja mempermainkan dirinya.
       
Setelah melakukan pemanasan beberapa saat, Yonghwa perlahan memasukkan miliknya ke dalam Shinhye, memejamkan mata kala sensasi nikmat itu kembali ia rasakan. Sungguh, ini terasa nikmat. Pantas saja para sahabatnya begitu tergila-gila pada seks walau sudah memiliki kekasih sekali pun.
      
Shinhye membungkam mulutnya rapat-rapat ketika pria itu kembali memasukinya. Shinhye merasa tidak berguna lagi sekarang. Semua yang ada pada dirinya sudah direnggut paksa oleh pria ini. Shinhye bersumpah tidak akan pernah memaafkan pria ini.
       
"Oh Shinhye, kau benar-benar nikmat." Yonghwa meracau saat ia menggerakkan miliknya pelan dan cepat di dalam Shinhye.
       
Shinhye ikut memejamkan mata dan merutuki desahan-desahan yang keluar dengan sendirinya dari bibir sialannya itu.
       
Suara desahan dan erangan saling menyahut di dalam kamar hotel tersebut. Setelah merasa ingin keluar, Yonghwa dengan kuat mengentakkan miliknya dan menyemburkan benihnya di rahim Shinhye.
       
Aku mohon, tumbuhlah di dalam sana. Yonghwa membatin sebelum menjatuhkan dirinya di atas Shinhye. Tangannya yang menahan tangan Shinhye pun juga ia lepas.
       
Napas keduanya terengah-engah. Setelah terbebas, Shinhye langsung mendorong tubuh Yonghwa dengan keras, membuat pria itu jatuh di samping Shinhye.
       
Shinhye hendak melepaskan kain yang menutup matanya ketika Yonghwa dengan sigap menahan tangannya.
       
"Jangan di lepas, kumohon."
       
Shinhye menatap sinis pria di sampingnya sekarang, sementara tangannya terkepal kuat. "Memangnya kenapa? Bukankah kau sudah mendapatkan keinginanmu? Jadi tidak masalah bukan jika aku membuka penutup sialan ini." Ucap Shinhye sarkas.
       
"Jangan, biarkan seperti ini."
       
"Kau bajingan brengsek."
       
"Ya, aku tahu. Lebih baik kau tidur sekarang."
       
Shinhye bisa merasakan gerakan pria itu yang turun dari ranjang, dan setelahnya kamar itu menjadi sunyi, menyisakan Shinhye seorang diri di kamar besar tersebut.
       
Air mata Shinhye meluncur deras di pipinya. Isakan-isakan itu kembali terdengar di dalam kamar tersebut.
       
"Kau bajingan gila. Setelah kau puas, lalu kau pergi begitu saja. Sialan, aku bukan pelacur yang bisa kau nikmati dan kemudian kau tinggalkan begitu saja." Shinhye berteriak histeris di dalam kamar itu. Ia bahkan tidak menyadari jika saat ini Yonghwa masih berdiri di tengah kamar, dengan satu tangan memegang erat dadanya. Melihat Shinhye menangis histeris seperti itu, entah kenapa membuat dada Yonghwa terasa sesak dan sakit.

____________

-TBC-

(03/12/2019)

Yonghwa ❤ Shinhye

You're Mine (21+) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang