Future hopes that i wanted to fulfill, they're still stuck in that time.
—I can't go, Because This Is My First Life Ost.Aku tersedak saat melihat pesan itu.
Saat aku membuka pesan dari Jimin keesokan harinya, nyaris saja aku menjatuhkan benda pipih itu karena begitu terkejut.
Jadi ini alasan kenapa Jihyo jarang membicarakan Jimin? Tidak pernah lagi bertemu dan mengirim pesan? Senyuman yang pudar dan berusaha menyibukkan diri?
Hatiku mendadak diliputi rasa bersalah. Aku segera pergi ke kamar Jihyo. Ingin bertanya kenapa wanita itu menyembunyikannya dariku.
"Eonni."
Kulihat Jihyo sedang asyik memandangi pemandangan diluar. Memikirkan sesuatu.
"Ada apa?" Sahutnya tanpa berbalik.
"Kenapa hubungan kalian berakhir?" Aku maju selangkah, terdapat rasa gentir di tubuhku.
Kudengar helaan nafas dari bibirnya. "Apa Jimin sudah memberitahumu? Kurasa sudah karena kau sudah menanyakannya padaku." Tanya dan jawabnya sendiri.
Aku tersenyum getir meski Jihyo tidak bisa melihatnya. "Kenapa?"
"Kau pasti tahu kenapa."
Aku terdiam. Diam-diam menelan ludah takut. Jihyo tidak benar-benar tahu kan?
"Aku tahu. Aku tahu kau menyukai Jimin, Hyunji-ya."
Aku membeku detik ini juga. Jantungku berdebar kencang tak karuan. Bagaimana bisa Jihyo mengetahui semuanya?
"Aku tidak menyalahkanmu, Ji." Jihyo berbalik, berusaha tersenyum walau sulit menahan rasa sakit yang menyeruak di dalam sana.
"Aku-"
"Kami putus beberapa hari yang lalu. Saat Jimin mengajakku makan malam. Dia mengatakan bahwa kalian saling mencintai."
Aku bungkam.
"Kenapa tidak mengatakannya padaku Ji?"
Mataku tak sanggup lagi memandangnya. Menyumpahi diriku sendiri yang teramat jahat dan pengecut. "Aku tidak mau menghancurkan hubungan kalian. Perasaanku bisa dihapus."
"Tapi nyatanya hubungan kami memang sudah hancur dari awal." Kulihat Jihyo tersenyum sedih. "Perasaannya padaku sudah hilang sejak lama."
"Eonni.."
"Aku baru mengetahui sebuah fakta menyakitkan bahwa selama ini aku mencintainya seorang diri. Aku juga yang terus memperburuk hubungan kami."
"Eonni, kau tidak seperti itu." Aku ingin mendekatinya, tapi ia memundurkan diri.
"Aku selalu sibuk. Tidak memberikan perhatian yang selalu diberikan oleh Jimin. Aku tidak memedulikannya bahkan selalu dia yang menghubungi ku. Aku yang sudah menghancurkannya dari awal. Pantas saja hatinya berpindah padamu."
Aku menggeleng, tidak setuju dengan ucapan Jihyo karena akulah yang salah. Aku adalah perusak-orang ketiga dalam hubungan keduanya.
"Kau yang pantas bersamanya Hyunji-ya. Bukan bersama orang yang egois sepertiku."
Aku tak tahan lagi untuk tidak memeluknya. Membiarkan air matanya mengalir di pundakku. "Kau tidak egois, akulah yang brengsek. Si Perusak hubungan-si penghianat."
Jihyo mengusap air matanya. Perlahan merenggangkan pelukan. "Aku ingin kau dan Jimin bahagia. Kalian pantas bersama."
Aku menggeleng lagi, tidak ingin merusak lebih dalam bahkan sampai merebut Jimin. "Aku tidak mau. Kau yang lebih pantas bersama Jimin. Kau cantik dan manis, cocok bersanding dengan Jimin yang tampan dan populer. Tidak sepertiku yang hanya seorang gadis biasa."
"Justru itu. Kau yang harus bersamanya. Sebagai seorang gadis biasa, bukan sebagai seorang entertainer sepertiku. Hubungan kami memang salah dari awal. Kami tidak mementingkan masalah yang akan terkobar jika hubungan ini terkuak. Karir kami berdua bisa hancur, dan akhirnya kami akan putus juga karena agensi tidak akan menerima kami berpacaran."
Jihyo tersenyum tipis, tampak tulus dengan ucapannya. "Hyunji-ya, kau lah yang paling cocok dengan Jimin. Aku tahu dia juga mencintaimu melebihi diriku."
Aku meneguk ludah kasar. Begitu banyak hal yang terjadi dalam sekejap. "Aku tidak tahu Eonni.."
"Percayalah padaku. Sejujurnya aku juga sedikit terbebani dengan hubungan kami. Aku merasa bersalah di waktu yang bersamaan. Obsesiku kepada musik begitu besar dibandingkan kepada hubungan cinta. Aku memang tidak bisa berpacaran saat ini."
Aku terdiam.
"Jadi, bukalah perasaanmu kepada Jimin. Dia tersiksa sekarang. Dia memang bersungguh-sungguh mencintaimu. Aku tidak bohong, Hyunji-ya. Jangan menyakiti dirimu, aku, atau dia."
[]
Sudah mencium bau-bau ending? Story ini memang pendek sekali.
Stay tune and sayonara!
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings | PJM
Fanfiction"Why im inlove with my sister's boyfriend?" Jika saja semuanya berakhir, apa aku bisa memilikinya? Mungkin ini aneh. Tapi nyatanya, aku jatuh cinta pada pacar kakakku sendiri. Ya, kalian tidak salah dengar. Park Jimin, laki-laki yang selalu perhatia...