Selamat malam semua👋👋👋...
Ayya hadir kembali donks....Semoga chap ini tidak mengecewakan yupz😘😘😘
Selamat membaca😘😘😘
Cekidot...
❤❤❤
Flashback
3 hari setelah Type bangun dari tidur panjangnya, Tharn selalu ada untuknya. Menggenggam erat tangan Type dan mengelus pelan kepala Type yang masih dibungkus perban.
Hanya keheningan yang menemani setiap waktu yang berjalan, tanpa sepatah katapun keluar dari bibir yang mulai kembali memerah itu, hingga sebuah dering ponsel milik Tharn menghentikan aktifitasnya mengelus kepala Type.
Beranjak dari ranjang Type sedikit menjauh untuk menerima panggilan telpon dari seseorang, berbincang pelan hingga berakhir sedikit beradu argumen. membuat fokus Tharn teralihkan dari pandangannya untuk Type.
Type yang sejak awal hanya diam setelah vonis itu ia terima, merasa tak berguna.
Seakan dunianya hancur berkeping-keping setelah mengetahui kekasih hatinya menyakitinya dan sekarang ia mengalami kebutaan.
Hukuman apalagi yang harus ia terima....
Karma apalagi yang harus ia jalani....
Type merasa tak sanggup untuk hidup....Type merasakan perasaan sedih, cemas, hampa bahkan kosong. ia merasa terjebak dalam kondisi yang dimana didalamnya tak ada secercah harapan untuknya.
Type turun dari ranjang inapnya, melepas jarum infus yang masih menempel dipunggung tangannya, mengabaikan tetesan darah segar menguar dari bekas jarum infus yang tergeletak begitu saja.
Berjalan perlahan menuju kearah pintu kaca yang ia kenali dari hembusan angin yang memasuki kamar rawat inapnya, Type ingat bahwa sebuah kamar rawat inap selalu memiliki jendela besar dengan balkon kecil dilengkapi set untuk duduk, karna rumah sakit ini milik Pho Tharn.
Menyisir dinding dingin itu hingga kibaran dari horden itu terasa ditangannya, menggapai horden dan membuka lebar pintu kaca yang hanya terbuka setengahnya.
Kembali menyisir balkon kecil itu, menaiki satu persatu pembatas pagar hingga teratas....
Merantangkan kedua tangannya, menghembuskan napasnya tenang. Type yakin, saat ini ia berada dilantai yang lumayan tinggi karna hembusan angin sangat kencang menerpa wajahnya.
Ketenangan yang ia harapkan, ketenangan yang ia rasakan membuatnya nyaman setelah beberapa hari merasakan kegundahan dan lerasaan tak nyaman.
Hingga sebuah tangan melingkar dipinggangnya dengan suara bariton yang bergetar milik kekasihnya mengacaukan ketenangan yang Type dapatkan.
"Kumohon, jangan lakukan ini..."
"Lepaskan aku... Kau puas sekarang..? aku buta, dan tak berguna, KAU PUAS HAH..!!" teriak Type seraya meronta untuk dilepaskan. ia sungguh merasa lelah dengan perlakuan semua orang yang hanya menangisi keadaannya. ia tak ingin dikasihani.
"Aku membutuhkanmu ai Type, kumohon...hiks.. Aku sangat membutuhkanmu, jangan lakukan ini kumohon ... hiks. .." ucap Tharn pilu seraya memohon kepada Type.
Pecah sudah tangis yang selama ini ia tahan sejak vonis itu Type dapatkan. Tharn berusaha untuk tidak menangis dihadapan Type. namun saat ini, disaat melihat keadaan Type yang semakin terpuruk ia merasakan penyesalan yang teramat dalam.
Tharn menarik paksa Type turun dari pagar pembatas balkon, Type hanya bisa menangis dalam pelukan Tharn, menenggelamkan wajah yang masih memiliki luka goresan itu ke dada bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You Smile (TharnType)
FanfictionTersenyumlah... Karna senyummu lebih hangat dari mentari pagi dan mengalahkan keindahan matahari tenggelam....