4.

42 10 0
                                    

Karina Miqailla Naresthi, teman sohib bestfriend satu-satunya yang mengerti aku apa adanya. Dia tumbuh berkembang bersamaku di pantai asuhan ini. Walaupun dia tak sendari bayi disini sepertiku, tapi dia cukup lama merasakan pahit manisnya tinggal di panti bersamaku.

Mika bisa aku memanggilnya. Kami selalu bersama. Bila ada Mina disitu ada Mika maupun sebaliknya. Kami bagaikan benda dan bayangan yang tak terpisahkan.

Yang membuat kami sedekat ini karena pemikiran kita sama selera kita sama walaupun terkadang ada yang berbeda sih, tapi overall kita seperti dua jiwa yang saling terikat. Jadi, terkadang aku merasa apakah Karina Miqailla Naresthi atau yang kita dapat sebut dengan Mika adalah jodoh ku yang dikirimkan Tuhan? untuk melengkapi hidup ku dan kita akan menjemput kebahagiaan bersama?

Oh tapi ayolah apakah aku sudah gila? Karina Miqailla Naresthi jodoh ku? Mika? Yang cengeng itu? Yang waktu kecil suka kencing dicelana? Yang penakutnya minta ampun? Yang hidupnya penuh hal-hal tak masuk logika diluar nalar? Oke yang terakhir itu mirip dengan ku hmm. Tapi yang paling penting sampai mati pun aku tidak mau berjodoh dengannya titik tak ada koma.

Kalian bertanya-tanya kenapa aku sebegitunya? Ya karena Mika itu mengerti aku luar dalam, bahkan kadang kala ia lebih mengerti diriku daripada aku sendiri lucu kan? Dan yang paling lucu Mika itu perempuan sama seperti ku. Ingat Mika itu perempuan, mana mungkin kan dia berjodoh dengan ku? Amit amit tujuh turunan delapan tanjakan lima belas kelokan deh kalau Mika itu jodoh ku. Lebih baik aku jomblo seumur hidup daripada berjodoh dengan Mika.

Oh ya anak kecil tidak boleh memikirkan jodoh-jodohan, lebih baik aku memikirkan rencana kehidupan ku kedepannya. Karena aku tak mungkin akan selalu bergantung pada ibu panti kan?

***

"Cielah semangat banget" Aku berjalan dengan riang disamping Mika dengan menerbitkan senyum lebar yang tak hentinya kusuguhkan. Sambil sesekali melemparkan koran didepan pintu-pintu rumah yang pemilik rumah tersebut telah berlangganan koran ditempat ku dan Mika bekerja. Dua anak kecil ingusan mencoba lebih berguna dengan kemampuan seadanya.

"Yakan ini salah satu daftar listku"

Mika mengernyit "list kedua? apaan? Kok lo gak kasih tau gue?" Aku tertawa canggung "hehe iya ini daftar listku yang kedua. Hari ini full apapun yang terjadi gue akan terus tersenyum"

"Asik berarti nanti kalo gue kerjain elo tetep senyum ya" Dengan masih tersenyum aku memukul lengan Mika sekilas. "Idih ngapain mukul-mukul?"

Dengan entengnya aku menjawab seperti tidak memiliki dosa. "Susu gue lah"

"Lo minta gue slepet banget sih"

"Hahaha ya maaf. Sebenarnya gue tuh gak mau ngasih tau list yang kedua ke elo tau"

"Lah emang kenapa?"

"Lo kan rese, nanti yang ada lo gunain kesewenang-wenangan lagi kalo tau gue hari ini mau senyum terus"

Mika berdecak "Ckck makanya buat list tuh yang nguntungin. Lo kan biasa suka banget cemberut, ngapain mau senyum seharian yang ada disangka gila"

"Idih jahat lo" Aku masih tersenyum. "Makanya gue senyum seharian itu biar beda dari yang biasanya. Harusnya lo dukung bukannya menjatuhkan" Aku mencibir dengan senyuman.

"Iyaiyaaa lama-lama lo kok jadi cerewet sih?"

"Kan kena virus lo"

"Enak aja gue pembawa virus"

"Hahahaha"

*
*
*

Setelah meloper koran tanpa sarapan pagi terlebih dahulu aku dan Mika berangkat ke sekolah. Hari ini aku berangkat hanya berdua dengannya. Karena anak-anak panti yang lain berangkat sekolah naik kendaraan umum.

"List lo ngeselin amet sih gila. Gak inget apa jarak panti ke sekolah itu gak deket woi. Lo mau bikin kaki gue copot" Mika bersungut-sungut menatapku dengan tajam. Tapi yang aku lakukan hanya tersenyum. "Idih senyam-senyum mulu gue lagi sebel tauuu" Aku menggedik bahu sekilas. Lalu melanjutkan berjalan.

"Gue lempar sepatu juga lo! Tungguin kek napa main tinggal aja dih"

"Lagian lo ngomel mulu senyum dong senyum" Aku menarik kedua sudut bibir Mika dengan paksa untuk menciptakan sebuah senyuman. "Nah ginikan cakep"

"Emangkan gue udah cakep dari dulu-dulu"

"Iya deh seterah"

"Min kita duduk dulu yuk capek nih"

"Baru juga habis duduk masa duduk lagi sih? "

"Kan capek tadi aja kita udah keliling komplek perumahan loper kotan eh sekarang jalan lagi gimana gak capek coba? Lo mau kalo gue pingsan dijalan apa? Mau gendong? "

"Idih lebay banget sih segala pingsan nanti gue gelinding aja deh gendong mah berat"

"Idih jahat banget sih"

"Ya udah iya ini kita duduk lagi. Dibawah pohon itu aja yuk"

"Nah gitu dong"

Aku pun bersama Mika mendudukkan diri dibawah sebuah pohon rambutan. "Oke sekarang kita jalan lagi"

"Gila belom juga 1menit udah mau jalan lagi sih sebel gue sama lo! Gak liat nih pantat gue baru aja nempel"

"Hehehe bercanda ih gitu aja marah" Aku tertawa konyol sedangkan Mika mukanya udah ditekuk aja.

"Huftt.......  Oh iya list keempat apaan?"

"Ciee kepo"

"Apaan gue kepo enggak ya"

"Terus apaan dong? "

"Yakan elo yang bilang sendiri mau ngasih tau ke gue daftar list lo gimana sih"

"Eh iya lupa hehe"

"Malah cengengesan buruan kasih tau"

"Iyaiya sabar buk" Aku mengambil list keinginan ku untuk satu hari ini dari dalam tas lalu membukanya perlahan. Mika udah pasang mata lekat-lekat. "Aciee penasaran ya" Aku menggodanya tapi Mika balas memukul lenganku.

"Yang keempat ehumm gue mau bikin orang-orang bahagia----"

"Heh bikin bahagia apaan? Daritadi aja lo bikin gue darah tinggi"

"Belom selesai ini bacanya. Bikin orang orang bahagia dengan membantu orang yang membutuhkan dengan sebisanya. Nah kalo urusan elo itu beda lagi. Lo kan juga gak minta tolong"

"Ap-----oh minta tolong dulu oke" Perasaan ku sudah tak enak melihat Mika tersenyum miring.

"Sekarang gue minta tolong lo manjat ini pohon rambutan"

"Lah buat apaan? "

Tiba-tiba Mika merubah raut wajahnya menjadi sedih. "Lo gak mau? "

"E-eh iyaiya gue mau kok"

################################################################









TBC

Yang butuh bantuan bisa tulis di kolom komentar kalik rumahnya didatengin Mina Jhahaha: "D

come to happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang