(2/2) Pulsa : Kartu Perdana

6-Kepolosan waktu itu

"FUCKING BITCH!!! INI NAMANYA MENCEMARKAN NAMA BAIK!"

"Santai, Ji, bukan Lo doang kali yang sekarang lagi buruk di sudut pandang orang lain."

"Iya, Ji, nama Lia makin buruk lagi. Hampir tiap hari dia kebully gara-gara kabar make out sama Jeongin yang dibeber di mading sekolah sama si oknum."

"Bukannya Lo yang ngirim file mentahan ke si oknum, Jin?"

"Strategi namanya. Gue kirim file ke dia biar dia merasa udah jadi pro banget dalam cari bukti. Waktu dia dapat dia bakal makin bersemangat ngelakuin aksi-aksinya, apalagi waktu korban kelihatan down."

"Bener si memble."

"Terus, bukti rekaman Lo sama Jeongin di kamar 717 yang dipegang Cleopatra itu gimana?"

"Inget, Lo nggak pernah ngobrol sama Cleopatra kek di rekaman itu, tapi kenapa di rekaman itu suara Lo banget yang kedenger di sana?" Tanya Hyunjin pongah.

"Simpel, Ji, si oknum yang ngerekam dirinya sendiri dan manipulasi suara itu seakan itu suara Lo. Jaman sekarang IT udah mengerikan cuy," jelas Lia.

"Bentar." Jisung berusaha mencerna. "Jadi rekaman lo di kamar 717 sama Jeongin... Palsu?"

"Yoi, gue masih virgin, masih tersegel. Jeongin nggak make out sama gue, goblok emang, malah milih para jalang. Padahal gue lebih berkelas."

"Rekaman itu cuma rekayasa si oknum, Cleopatra cuma digobloki," balas Hyunjin.

"Jadi selama ini si oknum cuma pakai bukti palsu?"

"Ingat, lawan kita adalah penderita delusi. Dia percaya bahwa dirinya yang benar udah mengsut dan mendapatkan bukti macam-macam yang mengarah ke kita. Padahal, semua bukti itu cuma rekayasanya sendiri."

"What the... Kenapa Lo nggak bilang sejak awal waktu ngerekrut gue anjeng! Gue berasa paling tolol di sini."

"Ya gimana ya, Ji. Kita butuh kepolosan lo waktu itu. Makanya kita baru bilang semuanya sekarang."

"Bilang aja ketololan gue waktu itu, Lia."

Mereka tertawa.

.
.
.

Paham?