12-Capek?

830 149 10
                                    

Kebetulan Jeongin dan Hyunjin sedang tidak ada kelas.

Tugas masing-masing baru saja selesai dan mereka sedang leyeh-leyeh di kamar Hyunjin yang notabennya lebih sedikit barang.

Wajar.

Jeongin anak seni rupa, cat, kuas, kanvas hampir memenuhi kamarnya dan masih berantakan.

"Je, gue dicurhati temen cewek gue."

"Temen cewek? You're girlfriend or girl friend?"

"Temen, Je, temen."

"Ya ya. Kenapa?"

"Dia katanya capek."

"Kasih nomer gue, suruh chat gue."

Hyunjin menoleh ke arah Jeongin yang sedang nonton anime di hpnya.

"Lalu?"

"Gue promosiin pulsa gue dan se-fast respon apa gue sama pelanggan, juga gue bisa sediain kartu perdana dengan nomer yang bisa request."

"Jualan kartu perdana juga Lo? Sejak when?"

"Sejak Lo dichat maba-maba. Bukannya Lo sendiri yang merengek ke gue cariin kartu perdana dengan nomor cantik."

"Oh iya lupa."

Jeongin nyinyir dalam hati. Pantas pelupa, udah tua.

"Temen cewek Lo, curhat apa tadi?"

"Banyak unknown number chat dia. Dia risih pingin ganti nomor hp."

"Nah sip tuh! Bagi nomer gue ke dia. Gue racuni dia biar jadi pelanggan tetap."

"Belum kelar curhatannya. Dia capek sama hubungannya yang nggak ada kepastian."

Hyunjin menjeda.

"Lo capek juga nggak, Je?"













"Gue..."













"Ea... Jeongin baper!"

Kan memang dikasih peluang dan harapan, salah ya?

.
.
.

Dulur-dulur...

Aku mau fast upadate... Mau cepet-cepet bikin after marriage 😆 sama update ff baru, hyunjeongknow juga sih.

Ada dua draft hyunjeongknow, yang satu temanya agak dark, yang satu abu-abu (kek ff ini, kadang soft, tapi konfliknya rada berat 0.01 kg lah:v)

Gitu, gimana?

Pulsa sampai buku ke dua atau lanjut sampai tiga buku? (Masih terlalu dini sih buat tanyakan hal ini, tapi gak apa-apa lah ya, hehe)

(2/2) Pulsa : Kartu PerdanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang