💂22💂

295 10 0
                                    

Malam ini kedua orang tua Hani berencana akan menginap dirumah saudaranya yang sedang mengadakan pesta pernikahan meninggalkan Hani yang harus menjaga rumah seorang diri, sebenarnya Hani berencana untuk menginap dirumah sakit saja tapi Farras melarangnya keras dan berkata ada Yosua yang menemaninya dia tidak mau mengganggu kesehatan Hani dengan cara menginap di ruangannya yang belum tentu terjamin kebersihannya

Akhirnya Hani memutuskan untuk diam diruang keluarga seorang diri yang hanya ditemani dengan suara tv, rumahnya begitu sepi tanpa kedua orang tuanya membuat Hani merasa takut sedikit

Tok tok tok

"Astagfirullah" kata Hani sambil mengusap dadanya kaget dan berjalan kearah pintu untuk melihat siapa yang datang dimalam yang sudah lumayan larut ini

"Lho Sil?" ucap Hani heran melihat Silvi yang datang kerumahnya sambil menangis ditambah dengan penampilan Silvi yang kacau

"Hani..." kata Silvi lalu memeluk sahabatnya itu Hani yang belum siappun mundur beberapa langkah karena pelukan sahabatnya

"Masuk dulu yuk, gaenak diliatin tetangga ntar" suruh Hani lalu mereka berduapun masuk dan tak lupa menutup pintunya terlebih dahulu

"Kenapa lo Sil? Bikin kaget tau dateng dateng trus nangis kek gini" kata Hani setelah keduanya duduk di sofa ruang tamu Hani

"Han gue izin nginep rumah lo ya" kata Silvi yang masih menangis "Gue udah nelfon bonyok tadi pas mau kerumah lo"

"Iya santai, terus kenapa lo nangis kayak gini? Cerita cepet sama gue" kata Hani yang berinisiatif membuatkan Silvi teh hangat dan membawa beberapa cemilan untuk menemani sesi curhat mereka

Hanipun malam ini hanya mengenakan piyama tidur yang berwarna biru kesayangannya, sedangkan Silvi sudah tak karuan mengenakan pakaiannya

"Sil lo ganti baju dulu sana ambil aja di lemari gue" kata Hani berteriak dari arah dapur dan Silvipun segera melakukan apa yang Hani perintahkan

Selang beberapa menit Silvipun keluar dari kamar mandi dan berbarengan dengan Hani yang sudah duduk manis disofa dengan teh hangat dan cemilannya lalu Hanipun menyuruh Silvi untuk duduk di samping dirinya

"Cerita sama gue kenapa?" tanya Hani memulai interogasinya membuat mata Silvi yang sembab kembali menurunkan air matanya

"Gue putus sama bang Satya" kalimat yang pertama Silvi ucapkan setelah hening beberapa saat dan hanya terdengar suara isakan darinya

"Hah kok bisa?!" kaget Hani

"Tadi bang Satya ajak gue keluar kira gue cuma mau jalan biasa ternyata dia mau mutusin gue huuuaaaa mamaaaa" tangis Silvi pecah seperti anak kecil yang tak dikasih permen oleh mamanya

"Ssstttt sahabat gue udah ya jangan nangis" ucap Hani yang langsung memeluk Silvi kembali

"Ahhhh Hannn gaiklas gue!"

"Stt hey dengerin gue lo gaboleh gini okay, iklasin Sil mungkin dia emang bukan jodoh lo. Sekarang gue tanya lo kalau abis shalat trus berdoa selalu minta jodoh yang terbaik kan?" tanya Hani yang dijawab anggukan oleh Silvi yang masih sesenggukan

"Kalau bang Satya pergi berarti dia emang bukan yang terbaik, tunggu aja Sil kalau memang jodoh gaakan kemana percaya sama gue ya."

"Makasih ya Han hiks.. Hahahahahahah gue alay ya pake acara nangis segala" kata Silvi sambil tertawa tetap juga menangis diwaktu yang bersamaan

"Udah ah lo jelek deh kalau nangis gitu"

"Dasar kampret" umpat Silvi sambil menghapus air matanya

Cinta Polisi MiliterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang