Chapter 1 - Awal Pertemuan

123 13 1
                                        


Chapter 1 – Awal Pertemuan

*

Author POV

Seungwoo memandangi foto seorang gadis yang ada di layar handphonenya. Gadis berambut kecoklatan dengan latar belakang foto sebuah laut biru dan awan yang sangat indah yang menambah kesan lembut pada foto tersebut. Foto yang ia ambil saat ia dan gadis di foto tersebut berlibur ke pantai di Busan pada 13 tahun silam. Gadis di foto tersebut bernama Son Naeun, gadis yang sangat Seungwoo cintai bahkan hingga detik ini. "Kemana lagi aku harus mencarimu? Aku sudah hampir putus asa, Naeun..." gumamnya sambil terus mengelus layar handphone tersebut.

" gumamnya sambil terus mengelus layar handphone tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Seungwoo POV.

Aku masih larut dalam lamunanku sambil terus menatap gadis di layar handphone ini. Sungguh, aku sangat merindukannya. 13 tahun lalu, aku terlalu bodoh untuk melepaskannya dari sisiku. Aku terlalu bodoh karena membiarkan ia menanggung beban itu sendirian. Aku memang sangat bodoh. Tapi aku tak tau harus kemana lagi mencarinya, sudah 13 tahun berlalu dan aku masih belum menemukannya.

Drrttt...drrttt..

Aku merasakan handphone yang ada di genggamanku berbunyi dan tertera sebuah panggilan dari seseorang yang sudah lama aku kenal. Ya.. sahabat lamaku, Lee Jin Hyuk.

"Halo.. kali ini ada apa?"

"Hyung.. aku perlu bantuanmu, tolong jemput Jinwoo di sekolahnya ya. Aku sedang ada meeting sebentar lagi dan tidak ada yang menjemputnya. Aku tau kau sedang free hari ini" ujarnya di seberang telepon sana.

Aku menghela nafas sejenak. "Baiklah aku akan menjemputnya ke sekolah. Nanti akan aku antarkan dia ke kantormu"

"Terimakasih hyung, kau memang yang terbaik" ujarnya lalu mematikan telepon begitu saja sebelum sempat aku bertanya lagi.

*

Author POV

Seoul, pukul 4 sore.

Saat bel pulang sekolah berdering, seluruh siswa yang ada di Sekolah Menengah Pertama Seoul itu segera berhamburan keluar kelas tak terkecuali dengan Jinwoo dan juga Dongpyo.

"Pyo, kamu dijemput siapa? Pulang sendiri lagi?" tanya Jinwoo sambil berjalan menuju lantai satu dengan Dongpyo yang berjalan di sebelahnya.

Dongpyo menganggukkan kepalanya. "Iya, eomma tidak bisa jemput aku lagi karena katanya ada meeting yang harus ia selesaikan hari ini. Ia juga mengatakan akan lembur sampai malam"

"Tunggu, kalau eomma mu ada rapat, berarti appa juga ada rapat dong. Terus aku dijemput oleh siapa?". Jinwoo terlihat berfikir keras sambil memanyunkan bibirnya yang membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa sangat gemas.

Dongpyo terlihat ikut berfikir dan menganggukkan lagi kepalanya. "Benar juga. Eomma kan sekretaris ayah kamu. Terus bagaimana? Kamu mau pulang bersamaku dulu?" tanya Dongpyo pada Jinwoo yang masih memanyunkan bibirnya.

*

Seungwoo POV.

Aku memarkir mobilku di sebuah café yang tidak jauh dari sekolah Jinwoo. Ini memudahkanku untuk mencari Jinwoo, karena jika parkir di depan sekolah akan sangat macet tentunya. Aku berjalan menuju gerbang sekolah sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat apakah Jinwoo sudah keluar dari sekolah.

Jinwoo adalah anak tiri Jinhyuk. Jinhyuk menikah pada usia 25 tahun dengan mama Jinwoo yang lebih tua darinya 5 tahun. Tetapi, 2 tahun setelah pernikahan mereka, mama Jinwoo mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya meninggal saat akan dibawa ke rumah sakit. Meski bukan anak kandungnya, aku akui bahwa Jinhyuk sangat menyayangi Jinwoo seperti anak kandungnya sendiri. Maka tak heran ia pun rela menyuruhku untuk menjemput Jinwoo karena ia tak bisa menjemputnya secara langsung.

Saat aku menemukan sosok kecil yang kira-kira tingginya tidak melebihi tinggi dadaku, aku memanggilnya dan melambaikan tanganku padanya sambil berjalan menghampiri anak berseragam biru di depanku itu. "Jinwoo-aa!!" teriakku padanya.

Jinwoo menoleh dan melambaikan tangannya padaku. Aku menghampiri dan mengacak-acak rambutnya. "Jinwoo, ayo pulang sama paman. Ayah kamu tidak bisa menjemputmu hari ini" ujarku pada Jinwoo.

Jinwoo memanyunkan bibirnya seolah membuat ekspresi sedang kesal. "Kenapa appa tidak bilang padaku terlebih dahulu? Itu menyebalkan paman! Jadi, hari ini aku disuruh pulang dengan paman Seungwoo begitu?" gerutunya sambil terus memanyunkan bibirnya. Sangat gemas sekali.

Aku mencubit pelan pipi Jinwoo yang seperti bakpao kukus itu. "Sudah jangan ngambek begitu. Paman jauh-jauh menjemputmu kesini, ayo kita pulang sebelum hari mulai gelap" ujarku padanya.

Jinwoo menganggukkan kepalanya dan menoleh ke samping untuk berpamitan pada temannya. Aku ikut menoleh ke samping dan mendapati anak lelaki dengan pipi tembam dan kawat di bagian gigi bawahnya, ia tersenyum ketika aku memandangnya. Entah...  tiba-tiba perasaan aneh muncul pada diriku. Aku merasa seperti aku sangat ingin memeluk anak tersebut padahal aku sama sekali tak mengenalnya. Waktu serasa berhenti ketika anak tersebut kembali tersenyum padaku, senyuman itu... mata itu... mengingatkan pada sosok yang begitu aku rindukan.

"Paman... PAMANNN...!" rengekan Jinwoo membuyarkan lamunanku.

"Paman, kenalkan ini Dongpyo. Sahabat Jinwoo di sekolah. Kebetulan juga, eomma Dongpyo itu sekretaris appa di kantor" ujar Jinwoo lagi.

Anak bernama Dongpyo tersebut kemudian membungkukkan badannya dan memberi salam padaku. "Annyeonghaseyo, Son Dongpyo imnida~!" ujarnya sambil kembali tersenyum dengan imutnya. "Jinwoo~ aku harus cepat kembali sebelum ketinggalan bus" ujarnya pada Jinwoo dan kemudian kembali menatapku. "Paman, aku duluan ya.. sampai jumpa" ujarnya lalu berlari begitu saja meninggalkanku dengan sebuah perasaan aneh penuh tanda tanya ini.

Anak laki-laki bernama Dongpyo itu sebenarnya siapa?...

Previous MemoriesWhere stories live. Discover now