Sepanjang jalan ketika pulang dari kampus, Bian dan Cal terlibat perdebatan kecil tentang persoalan 'mau makan di mana?'. Mereka sudah bosan dengan makanan yang ada di sekitaran kampus, kosan Bian dan juga di sekitaran apartemen Cal.
"Udahlah Mcd aja." Ujar Cal santai.
"No! Cari yang lain dulu! Mcd tuh fast food kak!"
Cal cuma meliriknya dengan tatapan seolah bertanya 'ya emang kenapa kalo fast food?'.
Perdebatan kecil mereka tak kunjung usai, hal ini karena Bian yang punya prinsip 'kalo bisa makan yang lain kenapa harus makanan cepat saji?' dan prinsip Bian ternyata bertolak belakang dengan Cal yang anaknya fast food banget.
"Ya terus makan apa, Bian? Ini bensin gue bisa abis cuma buat muter-muter nyari makan doang." Bian cemberut, "Lagian sesekali makan fast food gak apa-apa kali, Bi. Perut lo tuh butuh racun."
Bian mengalah, bukan karena dia setuju tubuhnya butuh asupan racun, tapi karena dia tidak punya pilihan tempat makan lagi, "Yaudah deh Mcd! Tapi kali ini aja ya!" Cal sumringah mendengar keputusan Bian, karena biasanya cewek itu sudah memiliki pilihan tempat makan, walaupun sebenarnya Cal tidak pernah masalah dengan pilihan Bian.
Dan di sini lah mereka, berbaris dalam antrean yang cukup panjang menunggu giliran untuk memesan. Tak heran antrean panjang dan penuh oleh pasangan muda mudi, karena hari ini hari Sabtu yang artinya malam Minggu.
"Panjang banget, yang, antriannya, kamu duduk aja sana, biar aku yang antri." Bukan, ini bukan Calvin Antares yang bicara melainkan cowok di depan Cal dan Bian.
"Ih gak apa-apa aku nemenin kamu antri aja."
"Gak apa-apa, kamu duduk aja. Kamu pesen yang biasa kan?" Cewek di depan Cal menangguk lalu pergi setelah memastikan pacarnya baik-baik saja ditinggal mengantre sendirian.
Cal melirik Bian, mengecek kondisi cewek itu setelah mendengar percakapan pasangan di depan mereka, karena tiba-tiba saja Cal merasa canggung dan dia ingin tau apakah dia merasa canggung sendirian atau tidak.
"A-apaan?" Bian bertanya terbata, bingung karena tiba-tiba diperhatikan.
Ah, dia juga sama, nilai Cal saat melihat respon Bian.
"Lo mau duduk aja?"
"Gak usah, lo gak tau kan gue mau pesen apa?"
"Oh iya bener juga sih. Yaudah gak usah duduk, di sini aja." Cal menarik pelan jaket yang dipakai Bian, agar cewek mungil itu berdiri lebih dekat dengannya.
Dan anehnya, perasaan canggung saat mengantre tadi berlanjut sampai mereka makan. Entah apa yang menjadi alasan keadaan canggung terus menyelimuti mereka.
Cal berdehem setelah meneguk sodanya, "Bi, kamu mau es krim gak?"
Kentang goreng di tangan Bian terjun bebas, mata cewek itu mengerjap berkali-kali seolah ada yang salah dengan penglihatannya; padahal pada pendengarannya. Reaksinya terlihat berlebihan, ya habisnya gimana tidak berlebihan mendengar seorang Calvin Antares memanggilnya dengan sapaan 'kamu' tidak seperti Cal banget.
"Pasti aneh banget ya?" Cal nyaris menjambak rambutnya sendiri, menahan rasa geli dan sensasi aneh yang menjalar diperutnya; salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Milik Cal
FanfictionTentang Calvin dan semua yang ingin dia sembunyikan bersama semesta. names belong to @eskalokal (twitter) [mulai: 02/04/19 - selesai: 27/03/20] ©stolentouch