Perihal 4: Pemeran Baru

709 153 6
                                    

Awal perkuliahan dimulai dengan masa orientasi mahasiswa baru dan untuk pertama kalinya atas permintaan beberapa temannya, Cal ikut berpartisipasi menjadi panitia dalam kegiatan tersebut.

Cal duduk di kantin fakultas setelah tadi berpisah dengan teman satu divisi kepanitiaannya. Dia mengedar pandang, sepenjuru kampus sedang dibuat sibuk dengan rangkaian kegiatan ospek, kemudian kembali pada layar ponselnya yang menampilkan roomchat dengan Diva yang topiknya seputar tentang makan siang.

"Permisi..."

Cal yang dari tadi tidak terdistraksi oleh ramainya mahasiswa baru di kantin, kini mulai mengalihkan fokusnya dari ponsel ke cewek berambut ikal dicepol tinggi yang berdiri di hadapannya. "Ada apa ya?"

"Eh gak apa-apa kak, saya cuma disuruh bilang ke Kak Calvin buat ngecek line dari Kak Bayu."

Cal menilai cewek itu dari ujung kepala sampai ujung kaki saat cewek itu menyebut nama 'Bayu' dan juga cewek itu tau namanya. Setelahnya dia membuka pesan seperti yang cewek itu katakan.

'Jagain adek sepupu gue, kalo sampe diospek berlebihan bilang gue.'

Cal mendengus. Mungkin tak banyak orang yang tau kalau Bayu adalah tipe orang yang protektif, namun Cal adalah salah satu dari segelintir orang yang tau akan hal itu. Dia juga tau kalau Bayu sebenarnya bisa bilang langsung, mengingat Bayu adalah ketua BEM Fisip yang berteman baik dengan semua orang, termasuk ketua BEM FH atau ketua pelaksana ospek fakultas hukum. Cal juga tau, Bayu bukan tipe orang yang memanfaatkan jabatannya untuk melindungi atau mungkin memanjakan orang-orang yang dia sayang secara terang-terangan, Bayu bukan seperti itu, dia punya cara sendiri untuk melindungi dan membantu orang-orang yang dia sayang.

"Nama lo?"

"Bian, kak."

"Oke." Ada jeda dua setengah detik sebelum akhirnya Cal bilang, "Gue Calvin."

"Iya udah tau kok kak."

"Yaudah."

Lalu canggung. Cal biasanya tidak terlalu peduli dan tidak mau mengurusi, tapi mungkin karena cewek itu adalah sepupu Bayu dia jadi tidak bisa untuk tidak peduli.

"Lo mau berdiri terus? Duduk aja si." Cewek itu nurut, "Kalo nanti ada dapet perlakuan gak wajar bilang gue aja."

"Emang kenapa kak?"

"Gue bisa berantem." Canda Cal, namun cepat-cepat dia koreksi takut cewek yang dia baru tau namanya itu risih, "Bercanda. Nanti biar gue yang ngomong."

"Oh iya kak.." Sejujurnya Bian tau Cal bercanda dan kalau Cal tidak cepat-cepat mengoreksi, dia pasti sudah tertawa.

"Kalo mau makan atau minum pesen aja."

"Kakak yang bayar?"

"Yee ngelunjak."

Bian tertawa pelan, "Tapi udah makan kok kak tadi."

Lalu hening lagi, bukan hening dalam artian sebenarnya karena sekitar mereka tidak bisa dibilang hening. Ini hanya hening diantara mereka berdua, antara Cal dan Bian.

Alih-alih membalas pesan dari Bayu atau Diva, Cal justru memperhatikan Bian dari sudut matanya. Dia memperhatikan Bian yang entah sedang menulis apa di dalam bukunya. Cal seperti sedang mencoba mengenal Bian dalam diam, mencoba mempelajari lekukan diwajah Bian, kerutan dahi Bian saat cewek itu serius menuliskan sesuatu dan helaian rambut yang nyaris menutupi mata Bian yang sesekali mengerjap lucu.

"Kenapa kak?" Sadar sedang diperhatikan oleh Cal, Bian bertanya penuh heran.

"Gak apa-apa..." Cal nyaris saja bilang 'Lo mirip Diva' namun dia urungkan toh buat apa tak ada untungnya pun Bian tak mengenal siapa Diva. Kemudian Cal memilih untuk membalas pesan-pesan dari dua temannya yang tadi dia biarkan tak terbalas.

***

[LINE]
Bian

Kak cal
Ini bian yang tadi dikantin

oh iya,
kenapa bi?

Add back ya kak

oke

Thanks kak

iya samasama


Mungkin Cal tidak pernah tau kalau ternyata pertemuan singkat mereka di kantin dan percakapan sederhana mereka di line adalah awal mula dari semua cerita tentang mereka, tentang dirinya dengan Bian.

Thank you for reading
Perihal Milik Cal

Perihal Milik CalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang