Goodbye, Hello Part 8 : Re-open

194 28 31
                                    

Part 8

Jimin menekuk wajahnya masam, sementara di belakangnya Taehyung hanya termenung seraya intens menggigit bibir bawahnya sangsi.

"Menyebalkan, mengapa tiba-tiba ada meeting dadakan? Cih, dasar. Katanya mau mengantar pulang." Gerutu Wanita manis berbadan mungil itu.

"Bagaimana ini, Tae? Kau --Tae, kau baik?" Jimin mendadak heran melihat Taehyung --sang Sahabat yang termenung seraya menggigit bibirnya dengan wajah dipenuhi peluh, bahkan matanya pun sudah berkaca-kaca.

"Tae?" Jimin menepuk pelan pundak sang Sahabat, membuat sang empu tersentak kaget bak tersambar petir.

"Ya?" Wajah Taehyung menatap penuh tanya pada Jimin yang juga menampilkan hal sama.

"Kau kenapa? Sejak tadi kau diam saja. Kau sakit?" Cemas Jimin, kini ia sudah mengeluarkan tissue dari tasnya, mengusap peluh Wanita cantik yang sedikit lebih tinggi darinya itu.

"A-aku.. aku tidak apa."

"Sungguh? Sepertinya kau sedang berbohong, wajahmu pucat sekali."

"J-jim, bisakah kita langsung pulang saja ke Apartemenmu?" Pinta Taehyung, menatap penuh harap pada Jimin yang tentu saja langsung mengamini dengan anggukan mantap.

"Oke, kita pulang sekarang, ya. Aku takut telat semenit saja kau akan pingsan. Wajahmu mengerikan sekali, nona Kim." Taehyung hanya terdiam, inginnya memberikan senyum palsu yang setidaknya ia harap akan menenangkan Jimin, meyakinkan Wanita itu bahwa ia baik-baik saja, namun apa yang ia rasakan membuatnya kesulitan merealisasikannya.

Jimin segera menghentikan laju sebuah taksi yang kebetulan memang sedang kosong penumpang, dan segera membantu Taehyung untuk masuk ke dalamnya.

"Apa yang sekarang sedang kau rasakan, Tae? Kepalamu sakit? Atau kau mual? Ayo kita mampir sebentar ke Apotek, ya." Ujar Jimin, kentara sekali mengkhawatirkan kondisi Sahabatnya yang masih memilih diam dan hilang fokus.

"Hah? Oh, tidak, Jim. Tidak perlu, aku hanya butuh tidur, sepertinya aku kurang tidur, anemiaku kambuh." Sungguh sebuah kebohongan yang terdengar natural, membuat Jimin langsung mempercayainya.

"Arraseo, sesampainya nanti ingat langsung tidur, aku tidak akan mengizinkanmu untuk mengecek ponsel sekali pun."

"Eum."

Taehyung memejamkan matanya, sementara tangan kirinya ia pakai untuk meremas tangan kanannya yang mulai gemetar.

"Tuhan, mengapa kau memberiku takdir kejam seperti ini?"


****


"Yoo, Hyung!"

Choi Yeonjun --Pemuda tampan bersurai biru itu melambaikan tangannya pada Seokjin yang tengah berjalan menghampirinya.

Langkah Seokjin sempat terhenti sejenak kala melihat bagaimana Yeonjun tersenyum lebar menyambutnya.

"Sial, mengapa semakin mirip saja wajahnya dengan Taehyung." Rutuknya dalam hati. Namun setelahnya kembali melanjutkan langkahnya.

"Wassup, Bro?" Yeonjun memeluk tubuh tegap Seokjin yang sepertinya tidak keberatan dengan hal itu.

"Don't what's up me you, Lil jerk. Kau merepotkanku saja." Omel Seokjin setelah berhasil menjitak pelan kepala Adik sepupunya itu.

"Ish, harusnya itu kau bilang 'hai, Adikku sayang yang makin tampan, aku sangat merindukanmu.' bukannya malah menjitak kepala indahku ini. Cham!"

Goodbye, Hello (JinV-NamGi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang