Tangkai empat

22.8K 729 27
                                    

Chaeyoung POV

Bodoh, bodoh, bodoh. Apa yang telah terjadi padaku? Aku masih tak percaya baru saja 'melakukannya'. Apa tadi itu yang disebut orgasme? Oh my god, kenapa aku begitu bodoh.

Aku berguling di ranjang big size sembari menendang-nendang kasur dengan kakiku. Aku masih tak percaya bahwa pria mesum, sok diktator, seenaknya sendiri itu membuatku orgasme untuk pertama kali.

Aku memang lugu dalam hal seperti itu. Meski aku pernah berpacaran beberapa kali, tetapi aku melarang pacarku berbuat skinship berlebihan. Paling jauh sebatas ciuman dan grepe, itu saja.

Lebih bodohnya lagi, kenapa tadi aku menuruti permintaannya begitu saja? Kupikir benar pria itu sudah memberiku sesuatu saat pingsan.

Untung saja pria itu mendapat panggilan telepon, jika tidak—ah, aku tak bisa membayangkannya.

Mendadak kurasakan pipiku merona. Kejadian memalukan itu masih saja teringat di benakku. Sentuhan di area intimku saat lidahnya menari, bergoyang dengan nakal masih bisa kurasakan.

Perasaan geli, nikmat, bercampur dengan sensasi yang sulit kujelaskan membuatku lemas dan jantungku berdegup seiring dengan napasku yang memburu.

Oh, God. Kenapa aku terus memikirkannya? Ingat Rose, kau harus segera melupakan hal memalukan itu. Ya, lupakan. Anggap tak pernah terjadi.

"Gawat sudah jam segini dan aku belum bersiap," rutukku seketika melompat dari tempat tidur.

Sebelum Jaehyun pergi, dia berpesan untuk istirahat karena jam 6.00 pm dia akan menjemputku. Sementara sekarang sudah jam empat lebih, itu artinya aku harus bergegas.

Setelah mandi, aku mendapati diriku dalam situasi sulit. Hanya berbalut bathrobe, aku berjalan kesana kemari bingung harus memakai apa. Masalahnya aku tak membawa baju ganti. Sementara di almari berjajar itu isinya pakaian Jaehyun semua.

Ting Tong!
Sebuah suara bel membuyarkan kegundahanku. Apakah itu Jaehyun? Tapi belum jam 6.00 pm apa dia datang lebih awal? Tak apalah, aku bisa meminta pakaian padanya. Aku beranjak untuk membuka pintu.

"Kebetulan kau datang, aku ...."

Ucapanku terhenti di tengah jalan saat kudapati bukan sosok Jaehyun yang berdiri di depanku. "Mencari Jae—ahjussi, ya?" tanyaku.

Pria muda itu menggeleng, sebuah senyum simpul terlukis di bibirnya.

"Saya disuruh bos muda untuk memberikan ini pada anda," ucapnya seraya menyerahkan sebuah paper bag.

"Oh, terima kasih."

Bell boy itu lekas pergi tanpa mengucap sepatah kata lagi, terkecuali senyum manisnya.

Ada apa dengan tempat ini kenapa semua lelakinya tampan? Yah, meski Jaehyun masih yang tertampan. B-Bukan berarti aku memujinya.

Aku segera menutup pintu kemudian memeriksa isi paper bag tersebut. Semburat senyum menghiasi wajahku tatkala kutemukan dress pendek berwarna hitam cantik dan juga heels elegan di dalamnya.

Tunggu, bahkan ada bra serta celana dalam juga. Entah mengapa perhatiannya membuatku bergidik. Apalagi bra dengan warna senada gaun itu pas ukuranku. Barang terakhir yang kubuka merupakan sebuah tas keluaran brand ternama.

Selesai berdandan bel kembali berbunyi. Aku menoleh ke arah jam dinding yang menunjuk pukul 5.56 pm. Aku sedikit berlega karena tak membuatnya menunggu. "Sebentar," kataku sembari menghampiri pintu.

Namun aku kembali kecewa, sebab bukan Jaehyun melainkan seorang wanita berparas cantik dengan rambut hitam lurus berdiri di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Possesive AhjussiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang