Terima kasih sangat yang mau memberikan vote, itu sangat berarti bagi author :)
Bagi yg belum jangan mau kalah ya
※※※
Author POV
Manik indah itu sembab, berair seolah siap menetes kapan saja. Jaehyun tahu persis makanya pria itu menarik Rose kemudian mendorongnya ke dinding.
Tangannya memiting dagu sang gadis dengan dua jari. Wajahnya memangkas jarak seakan ingin gadis bersurai pirang itu memahami betul apa yang akan diucapkannya.
"Itu benar. Kau hanyalah mainanku, paham? Sekarang bersikaplah patuh dan jangan membuatku repot."
Kata-kata itu terpati dalam benak Rose, hanya saja caranya seperti dihujamkan layaknya pedang yang menembus hatinya. Gadis itu terbilang lugu, jelas mentalnya goyah karena penjelasan Jaehyun yang mematenkan posisinya—yang tak lebih dari seonggok barang.
Ingin ia meronta, menolak, mengumpat, bahkan menyumpahi pria iblis di pelupuk matanya. Tetapi ia tersadar semua ini salahnya. Sejak awal memang Jaehyun tak menjelaskan apa maksud dari kata 'milikku' yang diucapkannya tadi siang.
Semua luka hati, kekecewaannya timbul karena ulahnya. Gadis itu lah yang salah dengan mengartikan 'milikku' sebagaimana seorang kekasih, bukan mainan. Itu hanya omong kosong.
Mungkinkah ucapan Jaehyun soal masa depan, awal yang baru untuknya juga salah ia artikan? Memikirkan itu bulir air matanya tak terbendung lagi. Membayangkannya saja dia sudah tak kuat apalagi menjalaninya.
"Jangan menangis, seka air matamu. Kita sudah terlambat," tutur Jaehyun kemudian menarik Rose yang pasrah. "Ingat, ada hukuman menanti karena air matamu barusan," timpalnya lagi.
※※※
Grando Emerald Casino
6.15 pmJaehyun dan Rose tiba di tempat para konglomerat menghabiskan uangnya. Jaehyun berada di depan sementara Rose sedikit di belakang dengan pandangan tertunduk—atas instruksi Jaehyun sebelumnya.
"Tuan Jaehyun, aku tak menyangka akan bertemu anda malam ini. Bagaimana kabar anda?" sapa salah seorang tamu yang tampak mengenalnya cukup baik.
"Tuan Direktur, lama tak berjumpa. Kabar saya baik, semoga anda juga."
Keduanya berpelukan dan berkelakar seperti kawan lama yang baru bertemu. Tentu Jaehyun mengenalnya karena pria itu kenalan kakeknya yang kini tengah terbaring di rumah sakit. Direktur Hyunsik panggilan akrabnya, pemilik perusahaan terkemuka di Seoul.
"Siapa ini yang anda bawa?" Pandangan Hyunsik tertuju pada Rose yang sempat menatapnya. Meski sekelebat, ia terpesona dengan paras ayu gadis itu. Apalagi usianya terbilang muda, ibarat makanan pasti 'gurih'.
Jaehyun menyadari gelagat pria berbadan gempal itu. Meski dia teman kakeknya tetap saja dia tak mau berkompromi. Miliknya ya miliknya, takkan ia biarkan orang lain merebutnya.
"Perkenalkan dirimu, baby," perintah Jaehyun meski nada suaranya terbilang kalem. Tetapi Rose tahu maksud lain dari senyuman palsunya.
"Malam Tuan Direktur. Saya Roseanne," tuturnya sembari menunduk hormat.
"Roseanne, nama yang bagus. Kau sangat beruntung bisa bersama pria hebat seperti Tuan Jaehyun, nona." Hyunsik berkelakar disusul kekehan renyah. Dia tahu Jaehyun meminta agar tak mengusik gadis itu.
"Anda berlebihan, Tuan Direktur. Saya kebetulan ada janji, jadi mohon dimaafkan tak bisa menemani anda bermain," cetus Jaehyun.
"Tak apa, Tuan Jaehyun. Aku juga lebih suka ditemani bandar-bandar cantikmu, haha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ahjussi
Fanfiction21+ | Terdapat adegan dewasa | Harap bijak dalam memilih bacaan "Aku lebih suka melihatmu menungging di hadapanku, Rosie." Mendengar hal itu Rose tersentak.