Tangkai delapan

29.1K 862 110
                                    

Author POV

"Jaehyun-nim, apa ada masalah?" tanya salah seorang kolega yang menyadari sikap pria itu tak seperti biasanya.

"Ah, tidak. Hanya masalah kecil," jawab Jehyun singkat sembari kembali ke tempat duduknya. "Mari kita lanjutkan permainannya," ucapnya lagi merasa tak enak karena telah membuat yang lain menunggu.

"Tak perlu sok tegar, kau tak pandai menyembunyikan kekhawatiranmu Jaehyun." Salah seorang kolega berkumis tebal menimpali.

"Itu benar. Itu kelemahan yang menjadi kelebihanmu, Jaehyun-nim." Kolega yang lain menyahut diikuti kekehan semua orang kecuali Jaehyun.

Bicara apa mereka? Mengapa aku tak bisa mencerna ucapan mereka dengan mudah. Rosie ... gadis itu mengangguku. Mengapa aku tak bisa mengeluarkannya dari kepalaku. Sialan.

Jaehyun terperanjat saat tepukan tegas mendarat di pundak kanannya. "Pergilah jika aku boleh menyarankan itu. Aku belum pernah melihatmu secemas ini, aku khawatir kau akan menyesali keputusanmu jika tak pergi."

"Tn. Hwang ...." Jaehyun tersentuh. Meski ucapan Hwang sedikit meringankan pening di kepala, pria itu tetap bergeming. Tampak masih menimbang-nimbang.

Mungkinkah aku tak ingin meninggalkan kolegaku, atau justru aku menolak untuk mengakui bahwa aku memikirkan gadis yang bahkan baru kukenal tadi pagi?

Jaehyun kembali termenung di saat beberapa kolega menyindir Hwang seolah-olah membujuk Jaehyun pergi hanya demi keuntungannya di meja judi. Meski bukan yang terburuk, tetapi hasil yang diperoleh Hwang belum cukup jika dibilang menang.

Jaehyun mengerjap, hembusan napas pelan keluar dari mulutnya. "Terima kasih Tn. Hwang, kurasa ucapanmu benar." Jaehyun beranjak lalu merapatkan kursinya. "Maaf Tuan-tuan, aku harus pergi lebih awal. Lain kali kita akan menyambung bahasan sebelumnya." Pria itu pun melenggang dengan tergesa.

※※※

Gadis bernama lengkap Park Chaeyong Roseanne itu tak tahu keganjilan yang menjalar di tubuhnya. Payudaranya mengencang, puting ranumnya mengeras. Sementara itu bagian sensitif di antara pangkal pahanya terasa gatal dan geli, seakan minta disentuh, dibela dan dimanjakan.

"Euh ... sshhh....ottokee ..." desisnya semakin tak karuan karena hasrat birahinya semakin menjadi. Rose hanya tergeletak di sofa panjang sembari meraba bagian dada dan selangkangannya sesekali.

Ia tak peduli pada rambutnya yang terurai berantakan, atau gaunnya yang tersingkap. Saat ini yang ada di kepalanya hanyalah keinginan untuk di buai karena ia tahu celana dalamnya sudah becek.

Pintu private room terbuka. Sang pendatang tampak agak terkejut mendapati ruangan itu kosong dan sedikit berantakan.

Namun pria bernama Jung Jaehyun itu lebih tercekat saat mendapati Rose yang berada di atas sofa seorang diri dengan tingkah aneh. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya cukup mengagetkan Rose.

"A-Ahjussi... tubuhku aneh, rasanya panas ... uhh." Rose mendesis lebih lantang. Entah mengapa keberadaan Jaehyun membuatnya semakin berani mengekspresikan perasaan yang menyiksa itu.

Jaehyun menggeram tanpa suara, hanya gemeretak giginya yang mengatup kuat. "Taeyong sialan. Apa dia sengaja membuatnya begini untuk mengerjaiku?" ketus Jehyun dalam hati.

Melihat Jaehyun diam saja, Rose meraih tangan pria itu dan menaruhnya di atas dada yang terasa gatal ingin disentuh.

Meski tak terlalu besar, payudara Rose kencang dan berisi. Kentara Jaehyun menikmati ketika tangannya diusapkan dan diremaskan oleh gadis itu diselingi lenguhan lirih dari bibir merahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Possesive AhjussiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang