Saat ini alana mengajak dimas ke rumah pohon,kini mereka berdua sudah berada di rumah pohon kini mereka saling berhadapan alana di depan dimas,dan dimas di depan alana
" dim gue yakin lo bakal marah saat gue kasih tau soal ini'' ucap alana pada dimas dan membuat dimas binggung
"na kalo lo kasih tau gue denggan jelas mungkin gue ga akan marah sama lo'' ucap dimas denggan nada serius
Kini alana membranikan membuka masker yang menutupi separuh wajahnya,dan memperlihatkan bekas luka lebam yang sanggat nyata di wajahnya
"na lo abis ngapain,lo brantem?'' ucap dimas sanggat khawatir dengan alana sekarang
" mungkin kalo gue certain semuanya sekarang gaakan cukup dim,jujur kemren malem gue brantem sama musuh gue'' ucap alana pada dimas
''musuh?'' tanya dimas binggung
'' dim banyak sesuatu yang lo ga tau tengang gue,lo cuman tau gue sesaat di sekolah doang"ucap alana denggan mata yang saling menatap satu sama lain
" na mungkin gue ga tau ginmana diri lu,tapi na cob ague ada di sini gue bisa jadi pendenggar yang baik buat lo"ucap dimas sambil mengusap tanggan alana
''dim one day gue bakal cerita semuanya sama lo,tapi gue takut lo berubah pikiran saat lo tau semunya tentang gue''ucap alana sambil menundukan kepalanya
''na gue berhak tau,gue pacar lo dan satu lagi lo harus ta gue pacarana sama lo tanpa mandang fisik,tanpa mandang siapa lo gue suka sama lo bener-bener dari diri lo yang perfect'' ucap dimas meyakinkan alana
'' makasih ya dim,sebelumnnya gue minta maaf sana lo karna dalam hal ini gue ga jujur sama lo'' ucap alana merasa bersalah kepada dimas
''na gue gasuka kalo lo kaya gini,gue mau lo jujur kalo ada apa-apa'' ucap dimas pada alana
'' permasalahan gue banyak dim,dari musuh ada,dari temen ada,bahkan sampai keluarga gue''ucap alana sambil meminum teh kemasan yang ia tadi sempat beli
'' gue yakin na susah banget untuk cerita tentang keluarga ke seseorang yang mungkin ga deket sama lo" ucap dimas sambil merangkul alana
Pada akhirnya alana menceritakan kejadian malam itu pada dimas hingga bulan dan bintang sudah berada di posisi tercantiknya mereka masih saling bercerita satu sama lain sampai alana pun juga menceritakan tentang keluarganya kepada dimas
'' na udah jam 00:00 ga kerasa anjir" ucap dimas pada alana
'' dim" panggil alana pada dimas dan sahut oleh kepala dimas menyatakan apa
" mau ngerasain nikmat hidup ga?'' tanya alana pada dimas
''apa?'' tanya dimas binggung
Setelah itu alana langsung mengeluarkan dua buah sepeda yang dia simpan di samping rumah pohon
''mau ngapain naik sepedah,kan ada motor ?'' tanya dimas pada alana
'' udah diem naik aja ayo jalan ke depan" ucap alana pada dima dan dimas langsung mengikuti alana
Kini sampai lah mereka di atas turunan jalanan yang bisa di bilang sedikit curam
" na ,serius nih yakin lo?'' tanya dimas pada alana
'' ini enak banget dim gue ga bohong dan lo harus coba" ucap alana langsung menaiki sepedanya dan begitu pun dimas
Dan setelah itu mereka berdua melewati turunan itu di awali denggan alana yang teriak dan akhirnya dimas ikut-ikutan melakukan hal yang sama denggan alana
'' na pegang sepeda nya ntar lo jatoh" ucap dimas teriak ke arah alana
" lepas tanggan lo dari sepeda dim" jawab alana dan bodohnya dimas malah mengikuti alana dan langsung merentangkan tanggannya ke udara seperti alana yang di lakukan
KAMU SEDANG MEMBACA
alana & dimas
Teen Fiction" gue gasuka lo kaya gitu na!" Ucap Dimas . . " ini adalah bagian hidup gue,dan lo gabisa mengatur-atur gue!" Jawab Alana dengan nada tingi pula " gue co-" ucap Dimas terpotong " sekalipun itu orang terdekat gue,gaakan bisa!" Ucap Alana kembali d...