Langit masih setia menemani dunia dengan bintang yang bertaburan yang membuat matahari masih enggan untuk mengganti posisinya. Saat itu jam masih menunjukkan pukul 5.30, namun ji eun sudah terbangun dari tidurnya. Ji eun melirik eunha yang masih tertidur di kasur kemudian bangkit dengan hati-hati agar eunha tidak terbangun.
Ji eun pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya. Setelah itu ji eun mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Tak lupa ji eun membawa tas dadanya yang berisikan handuk kecil untuk mengelap keringatnya nanti. Setelah selesai memakai sepatu olahraganya, ji eun pun bergegas keluar rumah untuk menikmati udara pagi. Tak lupa ji eun mengunci pintu agar tidak ada orang asing yang masuk ke rumah. Ji eun mulai melangkah melewati ruas jalan yang luas. Ji eun yang tadinya berjalan mulai berlari santai.
Ji eun menyusuri jalanan yang masih sepi dengan santai dan tenang. Bagi kebanyakan orang, mereka akan takut jika keluar rumah di pagi buta seperti ini. Tapi bagi ji eun, keluar rumah untuk sekedar melakukan jogging adalah sebuah ketenangan, karena di pagi hari udara masih sangat segar dan belum banyak kendaraan yang berlalu lalang.
Saat sedang menikmati udara yang segar tiba-tiba ji eun ditabrak oleh seorang pria. Mereka berdua pun jatuh di atas trotoar jalanan. Ji eun yang ingin memarahi pria itu langsung terkejut saat melihat darah dari kemeja laki-laki itu.
Saat ji eun ingin bertanya, pria itu langsung menarik tangan ji eun dan berlari kencang untuk menjauhi area itu. Dari arah belakang samar-samar ji eun mendengar beberapa orang berteriak dan mengejar mereka.
“Percepat larimu” ujar pria tersebut sambil mempercepat larinya dan mengeratkan genggamannya di tangan ji eun.
“HEI!! BERHENTI!!” teriak seseorang dari belakang.
Sekilas ji eun melirik ke belakang, tampak beberapa orang berbaju hitam dan mengenakan masker mengejar mereka. Ji eun yang mengerti kalau keadaan saat itu sedang tidak baik mempercepat larinya dan akhirnya malah ji eun yang menarik pria itu. Entah apa yang membuat badan kecilnya itu bisa kuat, ji eun berlari dengan sangat kencang agar dirinya dan pria itu bisa lolos dari kejaran orang-orang berbaju hitam itu. Ji eun menarik pria itu untuk berlari ke sudut jalan. Disana ada sebuah gedung tinggi yang terbengkalai. Tanpa pikir panjang, ji eun menarik pria itu untuk masuk ke rumah tua itu dan bersembunyi di sana.
Ji eun membantu pria itu untuk duduk karena darah yang keluar dari lukanya semakin banyak. Dari balik jendela yang rusak, ji eun mengintip suasana di luar. Orang-orang yang tadinya mengejar mereka kebingungan karena kehilangan jejak. Orang-orang berbaju hitam itu pun kemudian pergi karena tidak menemukan keberadaan ji eun dan pria itu.
Saat suasana di luar sudah aman, ji eun bergegas mengecek keadaan pria itu. Kemeja putih yang digunakan pria itu sudah basah karena darah yang keluar dari lukanya. Ji eun pun membuka kancing baju pria itu dan melihat luka tusuk di sisi kiri perut pria itu.
“Luka ini cukup dalam dan perlu penanganan yang serius. Ayo ke rumah sakit” kata ji eun sambil menarik pria itu untuk berdiri.
“Tidak perlu” jawab pria itu sambil menarik paksa tangannya dari ji eun.
“Lalu bagaimana dengan lukamu? Jika tidak segera diobati lukamu akan infeksi” kata ji eun yang tidak habis pikir dengan pria itu
KAMU SEDANG MEMBACA
FAITH : LOVE BETWEEN CEO AND LEADER ARMY GIRL (END)
FanficSeorang gadis yang hanya tamatan sd merantau ke seoul demi untuk mendapat pekerjaan yang baik. Akankah gadis ini beruntung dengan takdirnya??