-¤Ω¤-

2 1 0
                                    

Pagi itu aku berangkat sekolah dengan perasaan sangat bahagia. Menjalani rutinitas seperti biasa, setiap pagi berangkat naik bis dan sampai sekolah lebih dulu dari pada teman-teman yang lainnya. Aku melihat ke arah parkiran sekolah, dan ternyata sepeda berwarna merah sudah terparkir dengan manis di pojok dekat tembok. “Wido sudah datang” kataku dalam hati sambil tersenyum bahagia.

Aku langsung pergi ke kelas, dan kebetulan kelasku ada di lantai 3. Hawa-hawa horror mulai terasa dan bulu kudukku mulai merinding. Ketika aku naik ke lantai 2 tiba-tiba seekor anak kucing berlari dengan kencang dan diikuti beberapa teman-temannya. Aku langsung kaget sekaget-kagetnya “kucing sialan” gumamku. Aku berjalan lagi beberapa langkah dan tiba-tiba “Dooorrrr..” dan aku kaget lagi. Ternyata itu Falri, dia tertawa terbahak-bahak penuh dengan kemenangan.

“Sialan.. aku kaget banget tau.. untung ini jantung buatan Allah ya. Coba kalo buatan manusia, udah diservis ke bengkel aku” Kataku memarahi Falri
“Sukurin makanya jalan itu mata jangan kenceng aja.. kaget kan” Kata Falri yang masih terbahak-bahak
“Dah lah.. Tumben dateng pagi banget.. Gak ke kelas?” Tanyaku
“Kan aku nunggu kamu.. Aku mau ke kelas bareng kamu” Jawab Falri
“Bilang aja gak berani. Kan kelas atas horror” Kataku
“Masak sih? Enggak biasa aja.. Buktinya aku berani datang duluan” Jawab Falri
“Iya deh iya” Jawabku dengan sedikit kesal

Sahabatku satu itu memang unik dan lucu, kadang juga membuatku naik darah. Tapi entah kenapa rasanya aku tidak bisa marah kepadanya. Karena setiap aku ingin marah dia selalu menunjukkan sikap lucunya, akhirnya kuurungkan marahku karena melihat keunikan sahabatku itu.

Sajak-sajak Cinta : Antara Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang