-¤Ω¤-

10 1 0
                                    

Falri dan Wido adalah teman sekelas dan mereka juga terlihat begitu akrab. Aku dan Falri berteman sejak SMP tapi tidak begitu akrab, ketika SMA aku dan Falri baru akrab. Aku tidak menceritakan apapun tentang aku dan Wido, karena aku merasa lebih baik menutupi rahasia itu dari pada aku dihina-hina oleh Falri.

Pagi itu aku melihat ke arah parkiran, mataku langsung tertuju kepada sepeda berwarna merah berdiam diri dipojok dekat tembok “oh Wido sudah datang” batinku. Aku menyapu pandanganku ke segala penjuru, mulai dari pojok bangunan sekolah hingga ke pojok lapangan sekolah, namun aku sama sekali tidak melihat keberadaan Wido. “Mungkin dia sudah masuk kelas” batinku. Tiba-tiba sosok laki-laki tinggi dan gemuk memanggilku.

“Cari apaan? Aku di sini” teriak Falri dari pojok bangunan SMP
“Kenapa di situ? Jangan mojok-mojok dong. Agak ke sana” kata ku sambil menunjuk ke arah yang lebih ramai
“Udah belajar?” tanya Falri
“Sedikit sih.. Katanya mau belajar, belajar apa emang?” tanyaku
“Katanya mau masuk IPA belajar sedikit, yang banyak dong.. ajarin aku matematika nih” kata Falri sambil memberiku LKS
“Yah kamu mah sama aja” kataku sambil memukul Falri

Pagi itu kita hanya belajar sedikit saja dan lebih banyak cerita tentang banyak hal sampai akhirnya bel sekolah masuk. Kelasku dan kelas Wido bersebelahan, sebelum masuk kelas aku sempatkan mengintip Wido yang sudah duduk di bangkunya. Aku bahagia karena pagi itu aku bisa melihat wajahnya meski dari jauh.

Sajak-sajak Cinta : Antara Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang