Bab 1

7K 334 58
                                    

Halo semuanya, selamat datang di cerita baruku. Setalah melakukan perundingan beberapa hari akhirnya aku dan kedua sahabat aku melakukan kolaborasi untuk menulis sebuah cerita. Terlahirlah dan terciptalah cerita ini. Btw perkenalkan kedua sahabat aku.

nlanweiying penulis cerita BL- White Rose, buat kalian yang mau baca karyanya kuy mampir ke akunnya. Btw aku sendiri suka cerita ini jadi aku rekomen aja.

RozatunNufus8 penulis cerita - Vampire Hiding. Meski tergolong baru ceritanya, sebenarnya Roza sudah penulis lama di Wp, hanya saja beberap akunnya lupa user id.
Dan diriku sendiri @mountenegro90 penulis BL.

Nah kali ini, kami bertiga tidak menuliskan cerita BL, hanya ada unsur-unsur kesana sedikit yang tanpa di sengaja.

Thank for me and my friends, Happy Reading...

🌺🌺🌺


Namaku Anweil Bree aku kelas 2 SMA Aku baru saja pulang sekolah ketika ibuku berlari tergesa-gesa dari gerbang sekolah yang membuatku terkejut.

Aku bertanya: "Ibu kenapa?"

Ibuku bernama saridah bree dengan wajah yang pucat nya itu ia berkata dan menarik anwail buru-buru

Ibu sarida: " Ibu tak sempat mengatakannya sekarang! Kamu harus pindah sejauh mungkin dari sini!"

Ketika itu aku melihat seperti sebuah cermin yang bercahaya.. bukan itu bukanlah cermin! Setelah itu aku melihat ibu yang mendorongku masuk ke dalamnya aku mendengar sama-sama teriakan ibuku di luar sana.

Ibu sarida:" ini satu satu nya jalan menyelamat kannmu nak , maaf kan ibu "ucap ibu sarida sambil menangis

dalam tanah Aku terjatuh dan aku langsung dikejutkan dengan benturan di punggungku, punggung bertemu tanah itu menyakitkan setelah itu aku pingsan semuanya menjadi gelap.

~•~•~•~

Setelah Anwail Bree bangun dari pingsannya, ia mendapati dirinya tengah berada di dunia yang berbeda. Di hadapannya kini telah berdiri gerbang hitam nan tinggi dengan ukiran-ukiran yang sangat aneh, di ke dua sisi gerbang itu terdapat patung singa bersayap, tidak itu bukan singa melainkan Grifin. Patung Grifin itu memiliki mata yang tajam, seolah hidup dan memperhatikan Anwail. Anwail Bree merasa ngeri dan merinding saat melihat patung itu, sementara di kedua dun pintu gerbang itu terdapat berbagai ukiran yang rumit, beberapa ada terlihat seprti sulur daun Ivy, beberap ada ukiran orang memegang tombak, ada juga pria berambut panjang memegang sebuah senjata yang mengerikan di sana.

Sifat Anwail Bree yang selalu penasaran, ia pun menyentuh pintu gerbang itu. Pintu gerbang itu terbuka, saat ia berjalan masuk ke dalam, cahaya menyilaukan mata disana. Kemudian, Anwail mengerjabkan matanya berkali-kali agar penglihatannya stabil. Saat penglihatannya mulai stabil, ia pun langsung terperangah melihat bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, penuh dengan cahaya warna warni. Lalu ia melihat sebuah bangunan yang sangat aneh dan belum ia lihat, disana bangunan itu tampak paling tinggi. Anwail melihat sekeliling, ia berjalan mundur, terus mundur sehingga ia tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya. Saat Anwail berjalan mundur dan melihat sekeliling ia menabrak seseorang.

Anwal mendongak kan kepalanya, ia mundur dari orang itu beberapa langkah dan meminta maaf. "Maafkan aku tuan,"

Anwail meminta maaf sambil membungkuk. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali dari pria itu. Saat Anwail kembali melihat ke pria itu, pria itu tersenyum meringis menunjukan seringainya yang menyeramkan, taring runcing terlihat di balik senyuman seram itu, matanya berubah menjadi merah. Anwail ketakutan, ia gemetaran, Anwail berbalik dan ingin keluar dari gerbang itu. Tetapi sayang, gerbang itu sudah tertutup dan tidak dapat di buka lagi. Pria itu maju kearah Anwail, sambil tersenyum mengerikan ia pun berbicara.

"Orang yang sudah masuk kemari, tidak dapat kelur kembali." seru Pria itu.

Anwail gemetaran, kedua tulang lututnya beradu. Bagi orang mereka tidak mendengar suara apapun. Tetapi bagi Anwail, kedua lututnya beradu sehingga menimbulkan suara berdetak. Anwail ingin sekali berlari dari sana, tetapi pintu gerbang itu menghalangi dirinya untuk melarikan diri.

"T-tolong jangan bunuh aku," ujar Anwail.

Pria yang mengerikan bagi Anwail itu maku satu langkah, dua langkah, tiga langkah, dan....

Cetaaaaasss

Sebuah kilatan cahaya muncul di hadapannya lalu terlihat seorang pria dengan rambut panjang sepinggang berwarna hitam legam berdiri tepat di hadapannya, membelakanginya. Pria itu tampaknya kenal dengan pria bertaring itu, lalu ia pun berbicara.

"Mau apa kau? Hentikan!!!" ujar Pria berambut panjang. Suaranya terdengan berat dan sexy.

"Ciiiih, selalu kau yang menghalangi ku. Minggirlah, aku hanya ingin bersenang-senang dengan anak baru ini." ujar Pria berambut pendek dan bertaring bak Vampir. Tunggu, dia memang Vampir.

Pria berambut panjang itu memutar bola matanya jengah, lalu ia menarik tangan Anwail Bree tanpa melihat wajah Anwail. Lalu mereka berjalan melewati pria itu. Anwail melihat lagi kebelakang, lalu pria itu terlihat mengerang dan menakuti Anwail. Anwail tidak tahan lagi untuk tidak menanyakan dirinya sedang dimana. Lalu ia pun berbicara.

"Maaf sebelumnya, kalau aku boleh tahu. Ini dimana ya?" tanya Anwail.

Pria itu menoleh, saat pria itu berbalik dan menatap Anwail, wajah dingin dan tegas terlihat jelas disana. Matanya biru, hidung mancung, rahang tegasnya menambah ketampanan wajahny, kulit putih mulus bak salju. Senyuman manisnya terukir di bibir merahnya, di balik sikapnya yang dingin ia adalah orang yang sangat baik.

"Kau berada di Land Of Dawn, ibumu yang membawamu kemari." ujar pria itu.

"Maksudmu? Astaga, ibuku mana? Tadi aku kemari bersama ibuku." tanya Anwail Bree kepada pria itu.

Pria itu menatap Anwail Bree sedih, lalu dengan susah payah dia ingin mengucapkannya tetapi ia tidak tega. Kemudian pria vampir itu datang menghampiri Anweil Bree dan pria berambut panjang itu.

"Kau masih saja tidak tegaan jadi orang. Meski ibunya menitipkan dia pada kita, tapi sulit untuk ku yang berjiawa Vampire ini mencium aroma darah manusia, perlu kau tau ibumu meninggal saat dia mengantarkan mu kemari. Dan kau, sebagai anak keturunan penyihir hebat, tidak ada sedikitpun darah penyihir di tubuhmu." ujar Vampir itu.

Anwail jatuh terkulai lemah di tanah, seluruh hidupnya hancur dalam waktu sekejap. Kini ia hidup sebatang kara, entah dia harus percaya atau tidak dengan kedua orang asing ini yang sama sekali ia tidak kenal. Ia kini berada di dunia yang sangat asing dan berbeda dari dunia manusia. Anweil Bree, sangat lemah dan rapuh. Ia membutuhkan ibunya, ia membutuhkan tempat untuk berbagi suka mau pun duka. Satu-satunya orang yang dia miliki kini telah pergi meninggalkannya, kini apakah ia harus hidup dan ikut dengan kedua orang asing ini? Apakah dia akan menjadi santapan Vampire itu? Entahlah....




Bersabung...

Hai guys jangan lupa
Mampir di cerita kami ya... Jangan Lupa VOTE dan KOMEN pastinya yah...

BL-The Land Of DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang