Bab 8

1.4K 124 38
                                    

Setelah menunggu beberapa hari akhirnya pertandingan itu pun di mulai. Pertandingan berlangsung di Land Of Dawn Academy, tempat dimana Anweil Bree sekarang ini. Semuanya sudah bersiap siap untuk melakukan pertandingan, tim lawan sudah datang. Disana semua sudah menantikan pertandingan itu. Anweil kelihatan cemas, ia takut tak akan bisa memenangkan pertandingan itu.

"Kau jangan khawatir, setiap tahunnya kita selalu menang dalam pertandingan." ujar Arfan menenangkan Anweil.

Anweil mengangguk tanda mengerti, saat ini rambutnya yang putih dan panjang ia kepang dan ia arahkan ke depan, tampilannya itu membuat mata terpesona. Ibarat gadis desa dialah paling cantik.

"Tapi hati-hati dengan lawanmu, apa kau sudah menbaca gulungan itu? Disana terlihat dengan jelas lawanmu sangat kuat." ujar Rendiya.

"Aaah, apakah kau mengkhawatirkan aku? Duh jd malu, whehhehehe." ujar Anweil menggoda Rendiya.

"Bodoh, jangan main-main kau." ujar Rendiya kesal.

Kemudian semua tertawa melihat tingkah Rendiya. Kemudian Pertandingan pun dimulai, pertandingan pertama di lalukan oleh Rendiya, ia bertarung melawan vampir yang sangat ganas...

Braaaaaak

Rendiya berubah ke wujud serigalanya, kemudian ia pun menyerang vampir muda itu namun kuat lalu Rendiya pun keluar sebagai pemenang. Kemudian pertandingan masih berlanjut oleh murid dan lainnya. Rendiya duduk di sebelah Anweil dengan keadaan terluka parah, Anweil mengulurkan tangannya dan memasukan tangannya ke dalam jubah Rendiya membuat Rendiya mendelik kaget, setelahnya ia merasakan sesuatu menjalar keseluruh tubuhnya dan terasa hangat sekali. Dalam sekejap luka-luka di sekujur tubuh Rendiya hilang dan sembuh.

Anweil menarik kembali tangannya, kemudian ia pun tersenyum. Rendiya memandangi senyuman itu dari samping, sangat terlihat manis sekali. "Terimakasih,"

Anweil menoleh, lalu mengangguk. Kemudian pertandingan selanjutnya giliran Arfan, ia melawan pengihir tingkat S+ yang berarti penyihir tingkat atas dan sangat kuat. Arfan sangat hati-hati, semua kekuatan sihir di kerahkan oleh lawannya itu. Bahkan hanya dengan jentikan jari penyihir itu mampu merobohkan seluruh gedung. Tetapi, Arfan sangat tau kelemahan penyihir itu.

Arfan tersenyum licik lalu...

Srek srek srek

Penyihir itu tumbang dan tak berdaya, mananya langsung habis terkuras saat Arfan merobek kantung sihirnya yang berisi mana itu.

Anweil hanya melihat dan menyaksikan setiap gerakan yang dilakukan setiap peserta. Kemudian setelah beberapa lamanya, kini tiba giliran Anweil maju dan melawan musuh terberat selama ini. Ya itu Alvian murid dari Dragon Academy.

"Berhati-hatilah," seru Rendiya.

Anweil tersenyum manis lalu turun ke arena pertandingan. Sebenarnya Anweil sudah tau siapa yang akan menjadi lawannya itu. Pada saat Anweil berada di perpustakaan kristal itu, Anweil menemukan sebuah buku dan disana terdapat sebuah potret ibu, ayahnya, dan seorang anak muda yang cukup tampan. Disana tercatat nama dan siapa saja orang yang ada di potret itu.

"Kakak, ayah, dan ibu." seru Anweil.

Dan saat ia menerima gulungan nama-nama peserta itu, ia cukup terkejut ia harus melawan kakak kandungnya sendiri. Tetapi Anweil tidak bisa memungkiri, bahwasanya ayahnya telah mengkhianati ibunya dan bersekutu dengan klan iblis. Kembali kepertandingan, Alvian memandang takjub dan terpesona kala melihat Anweil, dari atas sampai bawah ia tidak bisa berhenti menatap. Yang membuat Alvian terkejut ia menggunakan pita rambut yang iya buat untuk alm ibunya dulu. Alvian memberikan pita rambut itu saat rambut ibunya di kepang sama persis seperti Anweil.

BL-The Land Of DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang