Part IV 👑

25 2 0
                                    

Author Pov.

   Malam itu ketika selsai solat isya, Willyo datang kerumah Aran untuk menjemput Aran, setalah sampai didepan rumah Aran, Willyo pun langsung memanggil Aran, tak berselang lama Aran pun keluar menggunakan pakaian lengan panjang dengan bibir yang sedikit pucat layaknya orang yang sedang sakit.

"Ran kamu kenapa? Kok make baju panjang terus muka kamu kok pucat gitu?." Tanya Willyo.

"Iya nih Yo, aku tiba tiba ga enak badan ga tau kenapa." Ucap Aran dengan suara yang pelan.

"Aduh gimana dong, kita kan ada tugas khusus disekolah, tapi kamu malah sakit gini." Ucap Willyo dengan wajah yang sedikit cemas.

"Yo maaf banget, aku juga ga mau kayak gini tapi apa boleh buat." Ucap Aran.

"Ya udah kamu istirahat aja, biar aku yang selsein semuanya." Ucap Willyo.

"Emang ga apa apa? Aku jadi ga enak sama kamu." Tanya Aran.

"Udah ga apa apa kok, kalau gitu aku pergi dulu yah." Jawab Willyo dengan senyum tulus diwajahnya.

"Iya hati hati." Ucap Aran.

Belum sempat Willyo menghidupkan motornya, Mama Aran datang tiba tiba.

"Ran siapa yang datang, kok ga diajak masuk? Oh ternyata Willyo, kok ga masuk dulu." Tanya Mama Aran.

"Eh tante, Iyo cuma bentar kok, niatnya mau jemput Aran ngajak ke sekolah soalnya ada tugas yang belum selsai, tapi Aran kayaknya lagi ga enak badan." Jawab Willyo.

Dalam hati Aran (tamatlah riwayat ku).

"Hah Aran sakit? Perasaan tadi baik baik aja, Aran coba liat Mama." Ucap Mama Aran, sambil menghadap kearah Aran dan memegang kening Aran.

"Badan kamu ga panas kok, trus dibibir kamu ini apa? Lah ini kan pondetion Mama, kok kamu make dibibir? Wah Mama tau kamu mau bohongin Willyo yah." Ucap Mama Aran dan terbongkar sudah kebohongan Aran untuk menghindari tugas tersebut.

"Sekarang masuk dan ganti baju kamu. Dan Willyo tunggu bentar yah, biar Aran ganti baju dulu, atau mau masuk dulu." Ucap Mama Aran.

"Ga usah tante Lyo nunggu disini aja ga apa apa kok." Tolak Willyo.

"Ya udah tante masuk dulu yah. Aran yang cepat ganti bajunya kasian Willyo nunggu lama." Ucap Mama Aran.

Tak berselang lama Aran pun keluar dan sudah jelas dengan baju yang telah diganti, Aran pun langsung menuju motor Willyo. Diperjalanan hanya hening, Aran pun tidak akan berbicara atau sekedar bertanya karena jika tidak terlalu penting dia akan memilih untuk diam. Willyo pun mulai risih karena tak ada pembicaraan, akhirnya Willyo memutuskan untuk bertanya kepada Aran namun ia masih memikirkan apa yang akan dia katakan.

"Ran kok tadi kamu make alasan sakit sih? Kamu ga mau kalau bersihin kelas bareng aku yah?." Tanya Willyo.

"Bukan gitu Yo, tapi aku." Jawab Aran dengan jawaban yang masih menggantung.

"Tapi apa?." Tanya Willyo.

"Ih ga tau deh, pokonya aku punya alasan kenapa tadi aku gitu, aku ga bisa ngasi tau kamu." Jawab Aran.

"Benerkan, kamu pasti ga mau besihin kelas bareng aku, iya aku tau aku yang salah karena udah ngajak kamu keluar trus sampai dapat hukuman gini, kalau kamu emang ga suka tinggal bilang aja ga apa apa, biarin aku aja yang bersihin sendiri, toh aku yang salah kan." Ucap Willyo dengan nada suara yang sedikit diperkecil.

Aran sempat kaget mendengar apa yang dikatakan Willyo, bukan itu yang Aran maksud tapi emang ada alasan mengapa Aran harus berbohong kepada Willyo, namun Aran malu untuk memberi tahu Willyo, akan tetapi dengan berat hati Aran harus memberi tahu Willyo agar Willyo tidak berfikir seperti itu.

"Bukan gitu Yo, kamu jangan mikir kayak gitu dong." Ucap Aran.

"Lalu apa? Kalau kamu ga mau aku mikir gini, kamu bilang sama aku apa alasan kamu."
Ucap Willyo.

"Oke aku bakal ngasih tau kamu alasan aku, tapi kamu jangan ngetawain aku." Ucap Aran.

"Iya iya, udah cepet ngomongnya." Balas Willyo.

"Aku tuh takut, soalnya kan kelas kita udah dibelakang trus lampunyakan cuma ada satu, pasti bakal gelap gitu, jadi aku takut apalagi kita cuma berdua." Ucap Aran.

"Hahahahaha... Astaga Ran ternyata gara gara itu toh, kamu ga usah takut kan ada aku, aku juga udah tau kalau lampu kelas kita cuma sisa satu yang bisa nyala jadi aku antisipasi, aku udah bawa lampu 2 lampu biar ga terlalu gelap dan kamu ga usah takut gitu kan ada aku." Ucap Willyo yang disambut anggukan oleh Aran.

Tak berselang lama mereka pun tiba disekolah, Willyo tidak memarkirkan motornya ditempat parkir, melainkan ia membawa motornya hingga depan kelas. Mereka pun langsung turun setelah samapi didepan kelas mereka.

"Udah ga usah takut gitu. Oyah tolong nyalain flash hp kamu dong, biar ga terlalu gelap." Ucap Willyo.

"Oke, trus kamu masang lampunya gimana? Kan ga ada tangga." Tanya Aran.

"Biar aku susun meja aja, kamu pegangin yah mejanya, sambil ngarahin flashnya ke atas." Ucap Willyo.

"Ya udah deh kalau gitu, hati hati naiknya." Ucap Aran.

Selang beberapa saat Waliyo telah selsai memasang 2 lampu yang ia bawa dan menyuruh Aran untuk menghidupan lampu tersebut.

"Gimana, kamu ga takutkan kalau udah terang kayak gini?." Tanya Waliyo.

"Iya udah ga kok. Kamu rapihin meja yah, kasi dempet ke tembok aja, biar aku aja yang sapu." Ucap Aran.

Mereka pun mulai membersih kan kelas tanpa mengeluarkan suara, alhasil hanya keheningan yang ada, Willyo melihat raut wajah Aran seperti merasa risih dengan keheningan atau mungkin Aran merasa takut karena tak ada suara. Akhirnya Willyo berinisiatif untuk memutar musik untuk memecah keheningan.

"Nih aku nyalain lagu, biar muka kamu ga tegang kayak gitu, kamu pasti takut karena terlalu hening kan." Ucap Willyo.

"Hehe iyah, thanks ya Yo." Ucap Aran yang dibalas senyum oleh Willyo.

Sekitar jam 9 mereka telah selsai membersihkan dan juga mengatur kelas mereka agar terlihat lebih rapih. Setelah itu mereka keluar serta menutup kembali kelas mereka dan menuju motor yang hanya berada tetap didepan teras kelas.

"Ran, kita mau langsung pulang aja? Tapi masih jam 9." Tanya Willyo.

"Gimana kalau kita pergi beli ice cream dulu, soalnya aku lagi mau makan ice cream. Jawab Aran.

"Tapi aku ga bawa uang, kamu aja yang beli aku ga usah." Ucap Willyo.

"Kan aku yang ngajak kamu, berarti aku yang neraktir." Ucap Aran.

"Wah serius nih, emang mau beli ice cream apa?." Tanya Willyo.

"Bagaimana kalau kitkat aja? Soalnya aku belum pernah nyoba. Trus sekalian beli cilok yah." Jawab Aran.

"Badan sekecil itu ternyata banyak juga yah yang dimau." Ucap Willyo.

"Kamu kok bacot gitu, mau apa ga nih! Biar kalau ga mau ga jadi beli." Ucap Aran.

"Jadi dong, jangan ngambek gitu lah." Ucap Willyo.

"Makanya buruan, jan bacot doang." Ucap Aran.

"Siap boss! Lets go." Ucap Willyo.

Akhirnya mereka berdua pun menaiki motor dan langsung menuju tempat mereka akan membeli cilok dan juga ice cream.

👑👑👑

T B C . . .

Jangan lupa like and comment yah :)

Kalau jelek maaf ya, maklum bukan penulis handal :)

Kalau terdapat typo mohon dimaaf :)

Dan kalau ga suka, ga usah dibaca ya, ga maksa kok :)

Tapi buat yang suka, soon ya part selanjutnya :)

Just Best Fri(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang