Part XIV 👑

14 1 0
                                    

Yuhuuu balik lagi.

Happy reading para readers :)

...

Aran Pov.

   Aku sungguh lelah hari ini dengan aktivitas sekolah yang begitu banyak dan sekitar 1 minggu lagi sekolah ku akan melaksanakan UAS atau Ulangan Akhir Smester yang biasanya menjadi evaluasi terakhir setiap smester. Aku mempersiapkan ulangan kali ini dengan sangat baik, aku ingin smester kali ini bisa jauh labih baik dari 2 smester sebelumnya.

Aku berjalan ke dapur dan mengambil beberapa cup ice cream untuk menenangkan fikiran ku. Aku duduk didepan tv yang ada diruang tamu sambil menikmati ice cream strowberi ku. Tak lama setelah suara bel rumah ku berbunyi, aku males banget buat ngeliat siapa yang datang dan akhirnya aku minta tolong sama Bi Sumi -Art dirumah ku- ubtuk melihat itu siapa.

"Bi. Bi Sumi, tolong liatin dong itu siapa, aku lagi males banget buat gerak." Suruh ku kepada Bi Sumu.

"Baik nak Aran." Jawab beliau, sambil berjalan keluar lewat pintu samping.

"Nak Aran, ini ada teman Nak Aran yang nyariin." Ucap Bi Sumi dari luar.

"Suruh langsung masuk aja Bi." Jawabku.

Aku penasaran siapa yang datang, biasanya kalau teman teman ku pasti ngechat dulu kalau mau datang.

"Assalamualaikum." Ucap orang tersebut tanpa aku melihatnya.

"Waalaikumsalam." Aku pun langsung menoleh ke arah suara tersebut. "Derel? Kamu ngapain dateng ke rumah ku." Tanya ku to the point.

"Ada hal yang mau aku omongin sama kamu." Ucapnya masih berdiri didepan pintu.

Aku pun berdiri dari duduk ku. "Hal apa? Kalau gitu dihalaman samping aja." Ucap ku, dan mengajaknya kehalaman samping.

Setelah aku dan Derel duduk aku langsung saja menanyakan alasan dia datang ke rumah ku.

"Jadi yang buat kamu dateng malem malem gini apa?." Tanya ku.

"Jadi gini, aku datang cuma mau emm a..ku mau itu, apa ya yang itu, aku cu..ma ma..u." Jawabnya tak jelas.

"Apa? Aku ga punya waktu buat orang yang ngomong ga jelas kayak kamu." Ucap ku.

Hufff, suaranya menghelas nafas. "Aku kesini cuma mau minta maaf sama kamu tentang kejadian kemarin sama yang tadi disekolah, aku ga maksud buat kamu marah, aku cuma ga tau apa yang harus aku lakuin, aku bener bener mau minta maaf sama kamu." Ucapnya jelas.

"Jadi kamu ngakuin diri kalau kamu itu salah?." Tanyaku kembali.

"Iya aku ngaku salah, sebab itu aku bela belain kesini cuma buat minta maaf sama kamu." Jawabnya dengan nada suara yang sendu.

"Syukur deh kalau kamu ngaku salah dan juga minta maaf. Aku juga udah ga mikiran masalah itu kok." Ucapku jujur.

"Serius Ran? Jadi sekarang kamu udah maafin aku?." Ucapnya dengan wajah yang berbinar.

"Iya iya aku maafin kamu, udah ga usah dibahas lagi." Balasku.

"Aran emang yang terbaik." Ucapnya sambil mencubit kedua pipiku.

"Ga usah pake nyubit pipi juga kan sakit." Protesku.

"Soalnya kamu gemesin kayak gitu, aku kan jadi suka." Ucapnya spontan.

"Hah?." Reaksiku tak mengerti yang ia maksud.

Setelah itu hanya keheningan yang berada diantara kami berdua. Beberapa saat kemudian Derel menatapku dengan intens dan memegang tanganku.

Just Best Fri(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang