Part X 👑

15 2 0
                                    

Author Pov.

   Terlihat Aran dan Derel sedang berjalan jalan disebuah mall, mereka berhenti disebuah cafe disalah satu mall tersebut. Tak ada pembicaraan apapun diantara mereka, mereka hanya duduk berhadapan dengan Aran memandang ke arah kaca yang langsung tembus ke parkiran mall sedangkan Derel memandang Aran.

Aran memang typekal orang yang tidak akan memuali pembicaraan jika tak ada hal penting yang harus dibicarakan, dia hanya memilih untuk diam dan menunggu orang lain membuka pembicaraan. Mereka berdua hanya meminum minuman yang mereka pesan dan lagi lagi tak ada pembicaraan, terlihat Derel yang sudah tidak nyaman dengan keadaan seperti itu akhirnya dia berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

"Ran?." Panggil Derel.

"Iya, kenapa?." Jawab Aran.

"Kok kamu diem aja sih dari tadi?." Tanya Derel.

"Lah emangnya aku harus gimana? Jingkrak jingkrak gitu?." Ucap Aran.

"Ga gitu sih, yah kamu ajak aku bicara apa gitu, bahas apa gitu." Jawab Derel.

"Gini yah Rel, aku itu typekal orang yang ga akan mulai pembicaraan kalau ga ada hal yang penting yang aku mau bahas." Ucap Aran.

"Ya setidaknya kamu nanya apa gitu ke aku, dari pada diam kayak gini kan." Ucap Derel.

"Oke kalau kayak gitu. Kamu ngapain ngajak aku jalan ke mall?." Tanya Aran.

"Nah gitu dong. Ga ada kok, cuma mau ngajak kamu aja." Jawab Derel.

"Oh." Balas Aran singkat.

"Lah cuma itu Ran?." Tanya Derel dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan. (Jadi para readers bayangin aja sendiri).

"Ya itu, cuma ini yang aku mau tanya." Jawab Aran.

"Maksud ku nanya lagi kek, tentang apa gitu, masa cuma segitu aja." Ucap Derel.

"Huff. Gini Rel, yang ajak aku jalan kamu, yang maksa aku ke mall ya kamu, jadi kan kelihatan dari awal yang harus mulai itu yah kamu dan kamu juga yang harus mulai pembicaraan, bukannya aku." Ucap Aran.

"Ya juga sih, tapi aku ga tau mau bicarain apa sama kamu." Balas Derel.

"Kalau kayak gitu diem aja, simple kan." Ucap Aran.

Dan kembalilah keheningan diantara mereka berdua.

👑👑👑

Derel Pov.

   Aku ga ngerti harus gimana lagi, Aran tetap diam tanpa mau memuali pembicaraan. Aku bukannya ga mau mulai duluan atau nanya apa apa ke dia, tapi aku ga tau harus bicarain apa dan takutnya aku dikira banyak nanya, kan berabe kalau dia risih gara gara aku kebanyakan nanya dan minta pulang.

Aku memutar otakku yang cukup bodoh ini untuk mencari topik pembicaraan yang tetap agar tidak diam seperti ini. Aku terus berfikir dan berfikir, sampai beberapa lama aku berfikir aku pun sama sekali tak menemukan topik yang tepat. Sepertinya pulang dari sini aku harus meminta Papa mencarikan guru les untuk mengajarkan ku cara mencari topik bembicaraan yang baik.

Aku heran dengan manusia yang ada didepanku ini, pertama kali aku berbicara dengan nya dia sangat cerewet layaknya anak kecil yang sedang bercerita kepada teman temannya tiada henti. Tapi sekarang kenapa malah jadi pendiam gini? Wajahnya pun tak terlihat lucu seperti anak kecil lagi, wajahnya tampak serius tanpa senyum dengan tetapan yang sinis, seperti orang yang sudah siap membunuh orang orang yang akan mengganggu nya.

Just Best Fri(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang