Cinq : Ami Dans un Rêve

222 42 25
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, harap kebijaksanaaan pembaca dalam memahami isi cerita.

| Fantasy/ Mythology |

| Red Velvet | TVXQ | Jessica and Krystal Jung | BTS |

and another idol,

Enjoy!

*****

Kelima wanita itu kehilangan sopan santun mereka. Tampaknya, mereka lupa pada kenyataan kalau mereka hanyalah tamu, dan Yunho adalah tuan rumah yang harus dihormati. Namun, siapa yang akan berpikir soal etika saat nyawa mereka terancam?

"Jelaskan."

Tiba-tiba diperintah seperti itu oleh Seulgi, Jung Yunho tidak bisa tidak merasa gugup. Terlebih, Sooyoung dan Yerim berdiri di depannya dengan sikap mengancam. Jika dia salah bicara, seluruh rusuknya bisa patah tiga puluh empat. Jangan lupakan wajah manis tapi bengis Joohyun yang setia menatapnya.

Seungwan mungkin satu-satunya yang terlihat rendah ancaman, tapi karena Yunho yang mengundang mereka, dia tentu sudah mencari tahu tentang profesor itu. Gila adalah salah satu kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Yunho berusaha tetap terlihat tenang di depan kelima wanita yang menatapnya dengan raut intimidasi. Namun, tampaknya ia gagal. Sedari tadi, tangannya terus bergerak gelisah di bawah meja. Soojung pun tidak bisa diharapkan, wajah bersalahnya terpampang nyata. Kehadiran Seulgi sebagai sahabat lamanya mungkin membuat pertahanan Soojung melemah. Yunho tidak bisa menyalahkan, karena Soojung hanyalah adik manisnya yang memiliki hati yang selembut beludru.

"Kau tidak akan menjelaskan?"

Pertanyaan bernada manis tapi menusuk kini datang dari agen jelita kebanggaan Interpol yang tampaknya kehilangan sikap santunnya. Joohyun kali ini mengeluarkan keahliannya mengintimidasi lawan, bersikap dingin dan menuntut dengan senyum cantik mengancam.

"Satu wanita saja sulit, Monsieur. Tapi kau kini punya lima untuk dihadapi." Namjoon dengan santai bicara, menyiram bensin pada suasana yang tengah memanas. Padahal, pria itu termasuk yang paling panik tadinya.

"Diam, Profesor." Satu teguran keras dari Soojung cukup membuat Namjoon memilih tutup mulut. Soojung menghela napas, membuang amarahnya supaya situasi tidak bertambah buruk. "Aku akan menjelaskan."

"Aku tidak butuh penjelasanmu, Tal." Seulgi menukas dingin, membuat Soojung terdiam dengan wajah memerah. Seulgi menatap Yunho dengan tatapan paling tajam yang ia punya. "Aku minta penjelasan darimu, Monsieur."

Yunho berdeham, sekadar melegakan tenggorokannya yang mendadak kering. Ia meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menautkan jemarinya. Pria itu berusaha tersenyum, meski hanya menghasilkan garis tipis yang kaku.

"Seperti yang sudah kalian dengar dari Profesor Kim, ini bukan pertama kalinya dia mengundang seseorang untuk masuk ke dalam dunia mimpi. Kalian bukan yang pertama kuundang kerumah ini."

"Bedebah sinting." Sooyoung memaki tanpa merasa sungkan. Wajahnya menampilkan mimik berang yang tidak main-main. "Berapa orang yang sudah mati karena kau dan kutukan bodoh rumah ini?"

"Ini bukan soal rumah kami."

"Benarkah?" Yerim bertanya skeptis. "Lalu apa? Kau mau bilang kalau kami adalah yang ditakdirkan atau apalah itu?!" tanyanya geram.

{✓} RÊVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang