Festival Musim Panas (END)

1.1K 34 109
                                    

Kousei kembali ke kehidupan monotonnya yang penuh dengan kegiatan. Suatu hari, waktu makan siang Kousei mendapatkan pesan dari Kaori untuk bertemu di atap sekolah, Kousei pun segera pergi kesana. Tiba disana terlihat Kaori sudah menunggunya ditempat yang teduh, Kousei mendekati Kaori. Dengan bahasa isyarat Kaori menyuruh Kousei duduk di sampingnya. Lalu Kaori mengeluarkan kotak makan ditasnya dan menyerahkannya ke Kousei. Kousei pun mengambil dan membuka tutup kotak makan itu yang isinya roti isi makanan kesukaan Kousei. Kousei mengambil dan memakan roti isi itu, Kaori juga mulai memakan bekalnya. Selesai makan siang
“emm.. apa dimusim panas nanti kamu ada acara?”tanya Kaori
“sepertinya tidak ada”jawab Kousei
Lalu Kaori mengambil lembaran kertas disampingnya dan memperlihatkannya ke Kousei
“bukankah ini poster festival musim panas sekolah kita?”
“aku akan ikut dalam acara pertunjukkan music”
“dan kamu membutuhkan pengiring?”tebak Kousei
“sepertinya aku tidak perlu menjawabnya lagi. Bagaimana ?”
“Jika aku tidak mau, apa kamu akan mengejarku dan memaksaku seperti waktu itu?”
“jika itu yang harus ku lakukan. Tapi untuk kali ini aku tidak perlu memaksamu..”Kaori berhenti sejenak
“ku mohon berikan aku kesempatan lagi. Berikan aku satu kesempatan lagi untuk berdiri disampingmu. Bermainlah denganku sekali lagi…kamu mengatakan itu dan kita sudah berjanji” Kaori menatap Kousei.
Kousei hanya tersenyum, dia senang ternyata Kaori masih ingat dengan janji mereka. Kousei pun mengangguk tanda setuju untuk menjadi pengiring Kaori.
-------------
Di kelas piano
“baiklah pembelajaran Bapak akhiri sampai sini”
semua siswa sibuk membereskan buku-buku dan alat tulis mereka, lalu
“hei Arima bagaimana pulang sekolah ini kita ketempat karaoke?” ajak Hideki
“tidak terima kasih” Kousei yang selesai membereskan buku-bukunya berlalu pergi keluar kelas
Hideki menyusul Kousei yang diikuti oleh Outo. Setelah berhasil menyusul Kousei, Hideki dan Outo terus membujuk Kousei ke tempat karaoke, namun selalu ditolak Kousei. Tiba-tiba langkah Kousei terhenti ketika dia melihat Kaori yang berdiri digerbang sekolah. Kaori melambaikan tangannya
“hei Arima siapa gadis itu?”tanya Hideki menyenggol-nyenggol Kousei dengan sikunya. Kousei menghiraukan Hideki dan berjalan ke arah Kaori yang diikuti oleh Hideki dan Outo. Tiba disana
“perkanalkan namaku Hideki Kiriya” langsung Hideki memperkenalkan dirinya
“aku Outo Tojo” Outo yang juga ikutan memperkanlkan diri
“oh.. aku Kaori Miyazono”
“Namamu cantik seperti orangnya” puji Outo
Tanpa mempedulikan Kousei disamping mereka, Hideki dan Outo terus menggoda Kaori dengan melontarkan kalimat-kalimat gombal. Melihat itu muncullah perasaan cemburu di hati Kousei
“sudah..ayo..” Kousei menarik tangan Kaori keluar dari 2 temannya yang membuat Kaori kaget, tapi Kaori tidak berontak.
-------------
Tiba didepan apartemen
“hari ini kamu tidak ada acarakan? Bagaimana kita mulai latihan”tanya Kaori
Kousei mengangguk. Setelah ganti pakaian dan mengambil biola, Kaori pergi ke kamar Kousei yang bersebelahan dengan kamarnya. Disana terlihat Kousei sudah siap dengan pianonya, Kaori menunjukkan buku lagu yang akan mereka bawakan dan tanpa basa-basi mereka mulai latihan.
------------
Dikelas XII Piano jam terakhir kosong, karena guru yang mengajar sedang sakit. Seperti suasana kelas pada umumnya, ada yang asik pacaran, tidur, ngejahilin orang dan lain-lain
“menyebalkan! kenapa aku harus duet denganmu..”kata Emi baru datang dari ruang guru bersama Takeshi
“siapa juga yang mau duet denganmu”balas Takeshi panas
Mereka berdua saling memalingkan wajah mereka dan menuju tempat duduk masing-masing
“ngomong-ngomong Arima aku dengar kamu juga akan tampil sebagai pengiring. Apa itu benar ?”tanya Yuki. Kousei mengangguk
“menjadi pengiring siapa?”tanya Yuki lagi
“dia akan menjadi pengiring pacarnya”jawab Hideki masuk pembicaraan
“pacar?”Yuki bingung
“ya. Arima ternyata selama ini punya pacar namanya Kaori Miyazono”jawab Outo yang juga ikut masuk pembicaraan
“heh Kaori Miyazono..!! bukankah dia cucu dari maestro terkenal Shuiichi Miyazono”kata Akari dengan suara yang keras membuat seisi kelas mendengarnya. Langsung siswa yang ada didalam kelas itu merombongi meja Kousei dan melemparkan pertanyaan-pertanyaan,sekarang Kousei merasa sedang diintograsi.
------------
Hari demi hari berlalu, festival musim panas pun tiba. Berbagai wartawan televisi dan tamu-tamu penting berdatangan. Di festival musim panas ini banyak sekali acara-acara yang ditunjukkan, namun yang paling ditunggu adalah pertunjukkan music dengan menampilkan berbagai jenis music, mulai pop, jazz hingga klasik dan yang pasti pesta kembang api. Diruang tunggu Kousei dan Kaori mempersiapkan diri mereka, Kaori memakai gaun biru muda, rambut yang diikat sebagian sangat serasi dengan jas biru, kemeja putih didalamnya dan dasi biru tua yang dipakai Kousei. Lalu Emi datang dengan gaun merah menyala sesuai sekali dengan sikapnya yang sentimen, tak lama Takeshi datang dengan jas hitam, kemeja biru didalamnya dan dasi biru tua membuat dia semakin keren
“Emi Igawa..Takeshi Aiza sebentar lagi giliran kalian”kata panitia
Tanpa mempedulikan Takeshi, Emi berjalan sendiri ke atas panggung. Sekarang mereka sudah berada didepan piano masing-masing. Permainan dimulai dari Emi lalu disambung oleh Takeshi, mereka membawakan Mozart Sonata in D major untuk 2 piano. Tapi sepertinya Emi asik bermain sendiri, dia tidak mempedulikan Takeshi.
“kaka”Nagi khawatir
“baiklah kalau itu maumu”Takeshi kesal dan melawan permainan Emi tanpa ragu.
“kaka”Nagi khawatir
“baiklah kalau itu maumu”Takeshi kesal dan melawan permainan Emi tanpa ragu.
Kini Takeshi bermain pianonya tanpa memperdulikan lagi Emi sebagai pasangan duetnya. Mereka saling ingin mengambil alih permainan. Penonton masuk kedunia pertempuran Emi dan Takeshi. Aura mereka benar-benar menyeramkan hingga pentonton merinding dan tidak sadar kalau permainan mereka berakhir. Tiba dibelakang panggung
“hei Emi..kenapa kamu tidak memperdulikan aku sebagai pasangan duetmu”protes Takeshi
“berisik..” Emi meninggalkan Takeshi melewati Kousei dan Kaori.
Dengan tatapan yang tajam kearah Kousei seperti berbicara ‘AKU TIDAK AKAN KALAH DENGANMU’.
“Kaori Miyazono… Kousei Arima selanjutnya kalian”panggil panitia
Diatas panggung, Kousei sudah siap dengan pianonya dan juga Kaori dengan biolanya. Kousei mulai menekan tuts piano disusul oleh gesekkan biola dari Kaori, mereka membawakan Beethoven, Sonata No 5 in F major Opus 24 ‘Spring’. Kata ‘Spring’ tidak hanya sebuah judul lagu, tapi bagi Kousei di musim inilah dia pertama kali bertemu dengan Kaori setelah pertemuan itu kehidupannya pun berubah dan bertemu kembali dengan Kaori setelah lama berpisah. Mereka bermain dengan mengeluarkan seluruh kemapuan dan perasaan mereka, sehingga muncul kilauan cahaya warna-warni yang menyebar keseluruh ruang auditorium. Setiap warna melambangkan perasaan mereka. Penonton bisa merasakan kesedihan, ketakutan, kesepian, amarah, kebahagian, kekecewaan dari perasaan Kousei dan Kaori yang menyatu dengan melodi indah dari piano dan biola yang mereka mainkan. Kousei melirik Kaori dan juga Kaori melirik Kousei, mereka berdua saling tersenyum
“benar..sekarang aku bermain bersamamu lagi”kata Kousei dalam hatinya
“mereka bermain dengan gaya mereka sendiri yang saling bertentangan satu sama lain. Yang satu bermain dengan ketelitian dan keakuratan dan yang satu spontanitas, tapi mereka menciptakan suasana baru dari lagu yang mereka bawakan benar-benar indah”puji pengamat music
Tak terasa permainan mereka berakhir, yang langsung disambut tepuk tangan dari penonton. Kousei dan Kaori yang masih ngos-ngosan saling menatap satu sama lain dengan senyum kepuasan. Lalu Kousei melihat bayangan ibunya duduk dikursi roda dekat pintu keluar yang tersenyum hangat ke dirinya, Kousei juga tersenyum karena telah menjadi pianis yang hebat seperti keinginan ibunya, tak lama bayangan itu menghilang. Setelah memberi salam mereka kembali kebelakang panggung
“permainan Arima-sensei dan Kak Kaori hebat”terdengar suara dari belakang mereka, mereka pun menoleh kebelakang
“Nagi! Kenapa kamu ada disini?”tanya Kousei memperhatikan pakaian Nagi yang memakai seragam SMA Musik Swasta Okutsu kelas
“tentu saja aku bersekolah disini”jawab Nagi cepat
“heh!!”
“Hah.. Arima-sensei tidak berubah” Nagi menepuk dahinya melihat ekspresi kaget Kousei
“dia memang tidak berubah”sahut Watari bersama Tsubaki,Kashiwagi, Saito, Hiroko dan Koharu
“Watari kamu ada di Jepang?”tanya Kousei
“Ya. Pelatih mengijinkanku libur, jadi aku memutuskan liburanku untuk kembali ke Jepang. Sudah lama kita tidak bertemu Kousei… Kaori-chan”kata Watari
“Nagi kamu harus bersiap-siap sebentar lagi giliranmukan?”perintah Hiroko
“baik Seto-sensei”jawab Nagi pergi keruang ganti pakaian, disusul oleh Kaori dan Kousei yang juga ingin ganti pakaian. Setelah selesai ganti pakaian Kousei dan Kaori menyusul Watari dan yang lain di auditorium. Tak lama Nagi sudah berada di atas panggung, matanya menyapu semua kursi penonton, lalu dia duduk berhadapan dengan piano. Nagi memulai permainannya dengan membawakan Prelude in G Minor Op 23 No 5 – Rachmaninoff
“bagaimana Kousei ? Inilah Nagi sekarang, dia berkemabang cukup pesat yah?”tanya Hiroko
“Ya. Dia semakin hebat”
“ini semua karena dia ingin mengejar Takeshi dan juga Kamu Kousei”kata Hiroko lagi
Kousei hanya tersenyum. Penampilan Nagi adalah penutup dalam pertunjukkan music. Penonton pun keluar dari auditorium untuk menikmati acara lain. Watari sifatnya tidak berubah dia suka tebar-tebar pesona didepan siswa perempuan. Siswa perempuan pun terkena pesonanya Watari, apalagi sekarang Watari adalah pemain sepak bola termuda disalah satu tim terkenal di Spanyol. Tsubaki menikmati acara-acara festival itu bersama Saito. Kashiwagi sedang asik berbincang dengan salah satu siswa disana. Hiroko juga sedang asik berbincang dengan sainganya dulu yang sekarang menjadi guru disana dan Koharu asik berteman dengan anak saingannya itu. Sedangkan Kousei hanya memperhatikan Kaori yang sedang sibuk membantu sebuah café yang diselenggarakan di festival itu sebagai pelayan, banyak pelanggan yang berdatangan ke café itu, apa lagi pelanggan cowo banyak yang ingin di layani oleh Kaori. Kousei percaya bahwa Kaori tidak akan berpaling darinya, tapi tetap saja dia merasakan cemburu ketika melihat Kaori digoda oleh pelanggan café itu. Acara puncak pun tiba yaitu pesta kembang api. Kousei dan Kaori sudah berjanji untuk melihat kembang api dari atap sekolah. Kousei segera pergi ke atap sekolah, ketika Kousei membuka pintu ternyata Kaori sudah sampai duluan. Kaori menghampiri Kousei yang masih didepan pintu, dia menarik tangan Kousei menuju pagar pembatas. Tak lama terdengar dentuman dengan kilauan cahaya berwarna-warni di langit
“wah..indahnya” Kaori takjub.
Lalu Kaori menyandarkan kepalanya dipundak Kousei, mereka pun menikmati kembang api berdua.

                                                                                 Fin

Terima kasih tetap mau membaca fanfic yang gaje ini sampai akhir XD

Shigatsu wa Kimi no Uso After StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang