Ditaman rumah sakit Kaori sedang bermain biola yang disaksikan beberapa anak kecil yang juga pasein rumah sakit, namun dia masih belum bisa bermain dengan baik karena alat geraknya masih kaku
“ah..maaf aku melakukan kesalahan lagi”kata Kaori
“aku akan mencobanya lagi”lanjutnya
Dia memainkan biolanya lagi, anak-anak kecil itu menikmati permainan biola Kaori hingga akhir, lalu terdengar suara tepuk tangan, ternyata suara tepuk tangan itu dari perawat yang ingin menjemput Kaori kembali ke kamar
“baik permainannya cukup sampai disini, nanti aku akan bermain lebih bagus lagi”kata Kaori kepada anak-anak
“kaka.. kalau aku besar nanti, aku ingin menjadi violinis seperti kaka.. boleh”kata salah satu anak dengan polos
“tentu.. kamu pasti bisa” Kaori tersenyum
-----------
Akhirnya kompetisi piano babak penyisihan tiba. Kousei, Emi, Takeshi dan pianis lainnya bersiap-siap untuk menampilkan yang terbaik. Kousei tampil yang ke 12, Takeshi ke 4 dan Emi ke 8. Kompetisi pun dimulai, peserta pertama memulai permainannya. Kousei berada diruang tunggu finalis dikejutkan oleh kedatangan Tsubaki bersama dengan Hiroko dan Koharu. Mereka berbincang-bincang, lalu Tsubaki pergi duluan ke auditorium meninggalkan Kousei,Hiroko dan Koharu lalu
“berjuanglah”Hiroko menepuk pundak Kousei
“ayo Koharu kita pergi”kata Hiroko mengajak putrinya ke auditorium
Tak terasa sudah pemampilan yang ke 3, Takeshi yang baru keluar dari toilet menyapa Kousei, tiba-tiba
“hei..kalian berdua berjuang yah” teriak Nagi berlari kearah Kousei dan Takeshi
“Nagi..Aiza”Takeshi dan Kousei terkejut bersamaan
“Nagi kenapa kamu disini?”tanaya Takeshi kepada adiknya
“Tentu saja mendukung kaka dan juga Arima-sensei” jawab Nagi
“selanjutnya kakakan.. jangan membuat ibu kecewa!!”lanjut Nagi
“ibu..”
“ya. Aku ke sini bersama ibu, dia sudah menunggu di auditorium…..keluarkanlah seluruh kemapuan kalian” Kata Nagi sambil berlari meninggalkan Kousei dan Takeshi. Lalu terdengar panggilan
“No 4 Takeshi Aiza”
Setelah berada didepan piano, Takeshi menghela napas, lalu memulai permainannya dengan membawakan Robert Shumann, Soneta Piano No. 2 G Minor. Kousei menonton penampilan Takeshi lewat layar yang ada diruang tunggu finalis
“bagus Takeshi”kata Takayanagi
“Takeshi berjuanglah”kata ibu Takeshi
Takeshi terus memainkan pianonnya
“kaka memang hebat”puji Nagi
Diruang tunggu finalis Emi melihat Kousei menonton penampilan Takeshi
“dia memang hebat”kata Emi menghampiri Kousei. Kousei berpaling kearah Emi
“tapi aku juga tidak akan kalah dengan dia dan kamu” lanjut Emi dengan tatapan yang tajam ke Kousei
“”ya. Aku juga tidak akan kalah dengan kalian berdua”balas Kousei
“heh..matamu memang tak menunjukkan ketakutan. Kalau begitu tunjukanlah”tantang Emi berlalu meninggalkan Kousei
Permainan piano Takeshi selesai dengan baik, dia berdiri dan memberi salam. Sekarang sudah tampilan ke 7 Emi pun bersiap, tak lama terdengar panggilan.
“no 8 Emi Igawa”
Setelah berada didepan piano, Emi memulai permainnya dengan membawakan Franz Liszt, Etudes. Execution Transcendanfs No. 5
“Bagus Emi. Perlihatkan kemampuanmu sebenarnya”kata Ochiai
“seperti biasa Igawa bermain sesuai emosinya sekarang, akan tetapi dalam kompetisi ini dia lebih bisa mengontrol emosinya” Hiroko mengamati
Jari-jemari Emi terus menekan tust-tust piano hingga dia mengakhiri permainannya dengan baik. Kompetisi semakin memanas, sebentar lagi Kousei, dia pergi ke ruang ganti pakaian, tak lama terdengar suara panggilan.
“no 12 Kousei Arima”
Langkah demi langkah kaki Kousei berjalan keatas panggung, hingga dia berada didepan piano
“suasananya selalu sama” bathin Kousei
Lalu dia duduk dan memulai permainannya. Kousei sengaja membawakan lagu yang dipilihkan Kaori untuknya waktu kompetisi pertamanya setelah berhenti bermain piano, dia ingin menebus kegagalannya membawakan lagu ini waktu itu yaitu Chopin Etude Op. 25 No. 5. Mata penonton tertuju ke arah panggung, jari jemari dengan lihainya menekan tust-tust piano membuat penonton berdecak kagum, tak kecuali para pianis lainnya
“Arima-sensei hebat”puji Nagi
“kamu menepati janjimu Arima”puji Takeshi
“kamu memang takkan mengecewakan kami, Arima”puji Emi
Tak terasa permainan Kousei berakhir dengan sangat baik. Ditempat lain
“husss…” suara tiupan dari mulut
“selamat ulang tahun”
Kaori merayakan ulang tahunnya yang sederhana dikamar rumah sakit. Lalu terdengar suara hp berbunyi, Kaori mengangkat hpnya. Ternyata yang menelpon adalah orang tuannya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada putrinya dan meminta maaf tidak bisa ke Paris di waktu ulang tahunnya. Kompetisi babak penyisihan berakhir, tinggal menunggu pengumuman siapa yang lolos ke babak selanjutnya. Setelah 1 jam menunggu pengumuman itu ditempel juga para finalis berdesak-desakkan untuk melihat pengumuman itu. Ada yang senang, ada juga yang sedih. Dalam babak penyisihan ini Kousei,Emi dan Takeshi lolos ke babak selanjutnya
“selamat yah Kousei”terdengar ucapan dari belakang
“Ah..Tsubaki terima kasih”
“Tapi kenapa kamu membawakan lagu itu? Apa karena hari ini ulang tahunnya Kao-chan”tebak Tsubaki
“ulang tahun..?”
”jadi bukan itu.. padahal hari ini ulang tahunnya Kao-chan Loh..”
Lalu Takeshi menghampiri Kousei
“ini baru awal, aku tidak akan kalah lagi denganmu” kata Takeshi dengan jari telunjuknya ke arah Kousei
“ah.. ternyata kaka disini. Ibu sudah menunggu diluar”kata Nagi yang sedang mencari Takeshi
“Arima-sensei selamat yah lolos ke babak selanjutnya”kata Nagi dengan gaya centilnya, seraya pergi meninggalkan Kousei. Membuat pipi Kousei memerah, melihat itu Tsubaki memukul kepala Kousei
“aduh..”
“pftt..”Tsubaki memalingkan wajahnya
Sebelum pulang Hiroko mengajak Kousei dan Tsubaki ke restoran untuk makan malam. Sambil makan mereka berbincang dengan asiknya, selesai makan Hiiroko mengantarkan Kousei dan Tsubaki ke apartemen mereka. Kousei dan Tsubaki bersama-sama menaiki tangga menuju kamar masing-masing. Tiba didalam kamar Kousei menyalakan lampu, pandanganya langsung tertuju sebuah foto di atas piano. Kousei melangkahkan kakinya menuju piano dan mengambil foto itu
“aku memang tidak tahu apa-apa tentangmu. Tapi aku janji aku tidak akan berhenti bermain piano lagi dan akan menjadi pianis yang hebat…. selamat ulang tahun Miyazono”kata Kousei menatap foto itu, lalu meletakkanya kembali.#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Shigatsu wa Kimi no Uso After Story
FanficMenceritakan perjalanan Kousei Arima setelah kepergian orang yang dia sayangi untuk kedua kalinya. Bagaimana kah Kousei Arima menjalani hidupnya ? Apakah dia akan tetap bermain piano atau berhenti lagi bermain piano ? Fanfic ini sebenarnya sudah lam...