[7]Dear ( Lee Minho - Seo Changbin) Selesai ✓

九

Setelah mengutarakan soal mengakhiri hubungan yang sudah terjalin dua tahun lebih itu, Minho malam itu juga memilih untuk pergi dari apartemen mereka. Yang notabenenya adalah tempat tinggal keduanya yang mereka bayar dengan cara patungan. Lagipula, Minho langsung pergi begitu saja, tanpa membawa apapun dari sana kecuali kunci motor dan motornya tentu saja. Mengakunya ingin memenangkan diri, namun sudah satu minggu ia tidak menampakkan diri pada Changbin. Cowok itu menghilang seolah ditelan bumi.

Bukannya apa-apa, sejak malam itu Minho memilih untuk segera pulang kerumah orang tuanya. Awalnya Minho pikir ia akan baik-baik saja, mengingat ia tidak bereaksi apapun ketika ia mengajukan soal mengakhiri hubungan dengan Changbin, dan Changbin hanya diam tak memberi jawaban. Dan Minho menanggap bahwa Changbin setuju mereka berakhir dan disinilah Minho sekarang. Terbaring lemah diatas kasur selama hampir satu minggu.

Memang ketika pulang Minho hanya diam saja, namun ketika paginya sang Mama memergoki dirinya sama sekali tidak tidur semalaman suntuk dengan mata memerah seperti orang kesurupan. Minho tidak akan sadar bahwa dirinya patah hati kalau ibunya tidak bertanya "Kamu putus sama Changbin?" Dan bukannya menjawab Minho malah tiba-tiba menangis dan berguling-guling dilantai seperti anak kecil.

Pula karena sering melewatkan makan Minho akhirnya jatuh sakit. Sang Mama bahkan sampai prihatin melihat anaknya sudah seperti anak kurang gizi, kantung matanya menghitam, selalu diam ketika diajak bicara, dan hanya menghabiskan waktu berbaring di atas kasur tanpa melakukan apapun. Hanya bergerak ketika butuh minum atau ke toilet saja. Bahkan lalau tidak dipaksa mandi, Minho tidak akan melakukannya.

Minho sudah pernah bilang, bahwa ia tidak bisa sehari saja tidak melihat Changbin dan inilah bukti nyata efeknya.

"Makanya bego, nggak usah sok-sokan minta putus. Situ yang mutusin situ juga yang patah hati. Tolol!" Itu adalah omelan yang sudah Minho dengar dari Jisung selama satu mingguan ini, dan yang Minho lakukan hanyalah diam tidak merespon. Meski didalam hati ia punya niatan untuk menendang kepala Jisung.

"Mendingan nih ya lo samperin Changbin, kan lo sama dia belum putus nih, minta maaf sama bilang aja kalo yang waktu itu cuma bercanda. Daripada lo gini terus kayak bangkai tikus." Usul Jisung lagi, usulan yang sama pula yang sudah dilontarkan Jisung sejak beberapa hari yang lalu.

"Masalahnya Changbin tuh gak sayang ke gua. Dia sayangnya ke Hyunjin." Jisung menggeleng tak setuju, terkadang ia lelah dengan Minho yang tidak bisa menyaring suatu masalah, dan menyamaratakan segalanya hanya karena melihat dari satu sudut pandang saja.

"Tau darimana lo? Dih, bego bener dah. Heran gue Changbin kok mau sama orang kayak lo. Ihh." Minho tidak menggubris olokan Minho, ia tengah sibuk meng-scroll layar smartphone nya, melihat-lihat media sosial Changbin yang tidak update apa-apa sejak keduanya putus.

"Changbin kangen gak ke gue, sung? Jangan bilang gue doang disini yang galau. Anjir bener dah." Mengabaikan ucapan Jisung sebelumnya, Minho balik bertanya, sedari tadi pria itu itu memunggungi Jisung.

Tak mendengar jawaban dari Jisung, Minho merasa sesuatu yang berat naik ke atas ranjangnya. Sebelum selesai menerka-nerka, sebuah benda dihadapkan di depan wajahnya. Jisung memperlihatkan sebuah video yang terpampang dari smartphone cowok itu. Dahi Minho mengerut.

"Liat aja dulu!" Jisung memerintah sebelum Minho sempat protes, dan Minho mau tak mau menurut.

Minho bungkam kala melihat video yang hanya menampakkan pintu depan apartemen tempat tinggalnya bersama Changbin. Minho merindukan tempat itu. Namun bukan itu yang membuat Minho terdiam, melainkan suara isakan yang berasal dari dalam sana.

Jelas-jelas itu suara Changbin.

Dan selama mereka menjalin hubungan, tidak pernah Minho mendengar Changbin menangis'tersedu seperti itu. Ia pikir hanya dirinya pihak yang tersakiti, ternyata Changbin juga. Bahkan mungkin lebih sakit sebab ia dengan seenak jidat mengatakan sesuatu yang sebenarnya jadi ketakutannya.