Suddenly Dating || CHENSUNG

Chenle Bukan Homo

Chenle bukanlah cowok homo, lantas kenapa dia menerima pernyataan cinta Park Jisung?

Chenle juga tidak begitu mengerti, kenapa Jisung yang terlihat jelas sebagai lelaki menyatakan cinta kepada dirinya yang juga lelaki? 

Chenle begidik ngeri begitu membayangkan Jisung yang clingy, nempel kayak cicak, bergelanjotan di tangannya, sambil berbisik "oppa..." 

Lalu, sosok Jisung yang menyeramkan mengambil alih pikirannya. Sudah sangat jelas, kalau yang berperan sebagai 'wanita'nya dalam hubungan ini adalah Chenle.

Chenle membayangkan kembali saat Jisung menyudutkannya di pohon Mangga, atau bahasa kerennya 'kabedon'. Saat itu, terlihat sekali sosok Jisung yang manly. Dan tak bisa dipungkiri, hati Chenle berdesir.

"Mak.. Kenapa pacar pertamaku harus cowok? T.T"

.
.
.

Chenle yang kelaparan, mendadak tidak nafsu makan dan memilih kembali ke kelasnya. Di kelas dia disambut oleh kakak kelasnya yang marah-marah gegara Chenle nggak kelihatan batang hidungnya sedari tadi.

"Chenle kamu kemana aja? Aku laper nih! Nungguin kamu dari tadi, nggak nongol-nongol!! Mana bentar lagi bel masuk!" 

Huang Renjun namanya, teman sebangsa dan senegara Chenle yang sama-sama merantau ke negeri ginseng. Dia menghentikan omelannya, saat melihat mata Chenle berkaca-kaca.

"Apa dia kena bully?" Pikir Renjun.

Renjun mengelus pundak Chenle. Chenle meringkuk di kursi, dengan kepala terbenam di kedua tangan yang menumpu di meja bangkunya.

"Chenle ada ap-"

BRAK!

Pintu kelas Chenle ditendang. Renjun kaget. Chenle mengangkat wajahnya dan mendapati Park Jisung melangkah maju mendekatinya.

SRUGK! 

Pak!
Pak!

Dengan kasar, Jisung melempar roti melon ke meja Chenle. Chenle reflek memundurkan badannya.

"Aku pikir kau lapar karena aku sudah menyita jam makan siangmu. Jadi aku membelikanmu roti, dengan harapan kau akan memelukku dan mengucapkan terimakasih..."

Chenle blushing mendengar perkataan Jisung.

"... Tapi aku malah mendapatkan pemandangan tidak enak disini? Apa pantas kamu berselingkuh di hari pertama kita jadian?" Jisung menatap Renjun dengan mengintimidasi.

Renjun berusaha mencerna semua ini. Mulut Chenle menganga, tidak tahu harus berkata apa. Teman-teman sekelas Chenle menatap mereka dengan terkejut. 
Pak Guru yang baru masuk lebih terkejut lagi karena tumben kelas ini nggak berisik.

Lalu, secara alamiah Pak Guru mengusir Jisung dan Renjun karena memang ini bukan kelas mereka.

Pak Guru memulai pelajarannya, namun mata teman sekelas mereka menatap kearah Chenle. Kepo.

"Mampus aku," bisik Chenle.
.
.
.

Author notes :
Saya ndak nyangka banyak yang baca dan vote... TERIMAKASIH T.T