Kalau kalian suka cerita ini jangan lupa klik vote, tinggalkan komen, dan bila perlu share ke mereka yang belum tau.
Untuk tau notif update, masukkan ceritanya ke dalam library/Reading List 📌
Oh, ya. Nih untuk yg belum tau cara baca nama Roué, dibaca Ruwei. Persis sama karakter Jeon Maru deh pokoknya.
.
.
.Menentang kondisi gemetarnya, Eunjo menyusun langkah mengikuti Roué, pria berpunggung kekar dan berkaki panjang.
Eunjo terus mengekor ke mana pria itu membawanya. Langkahnya dibuat sangat elegan persis seperti rubah yang sewaktu-waktu bisa menikam mangsa. Tatapan matanya mengedip waspada.
Kali ini bukan perasaan takut menyelubungi. Melainkan rasa ingin tahu. Tanda tanya besar timbul di setiap sulur-sulur otak Eunjo.
Apa mungkin Roué dan Neru orang yang berbeda? Mustahil begitu melihat cara mereka menatap, berjalan, bahkan aksennya ketika bicara.
Jeon Neru—pria itu punya aksen yang khas. Meskipun menetap lama di Seoul, Neru akan selalu punya dialek Busan. Selain itu Neru akan berbicara sedikit terbata dan agak menekan di beberapa suku kata, suaranya jernih namun terselip nada gurauan.
Begitulah Roué. Mirip seperti Pria Sepuluh Tahun Lalu.
Meskipun sedikit mencurigakan, Eunjo menahan diri tidak bertanya macam-macam dan mengekori pria itu.
Tak lama mereka tiba di suite room fantastik dengan dekorasi kayu dan bebatuan dari pegunungan Laos. Ruangan ini menawarkan kemewahan dan privasi tingkat tinggi untuk saat-saat berharga terutama bagi pasangan.
Sayangnya, suasana sangat tidak mengenakan karena mereka bukan pasangan.
"Siapa namamu?" tanya Jeon.
"Tidak cukup penting Bagimu."
"Tentu saja penting. Untuk koleksi kontak telepon."
"Kau aneh, Roué-ssi."
"Aku tahu."
Oh, ya Tuhan. Kepala Eunjo pusing lagi. Dia menghirup bau anggur yang menyengat. Selain itu ada wangi parfum pria yang menusuk. Awalnya Eunjo sempat curiga. Mengapa pria ini ingin mereka bicara di kamar minim pencahayaan?
Tetapi dia menelan lagi kepanikannya. Toh, sesuai perkataan Jeon Sang-il, pria ini gay.
Eunjo memaku diri, belum ada niat meninggalkan pintu. Tak ada clue tentang apa yang ingin dikatakan Jeon. Lelaki itu melepas dua kancingnya, mengambil gelas, dan meletakkannya ke meja.
Sesaat kemudian Jeon menghela napas berat dan berbalik. "Sini, datang. Jangan diam di situ." Nada jenaka tersirat dalam suara jernih Jeon. "Aku masih penasaran apa yang membuatmu datang padaku, Manis?"
Eunjo tidak menjawab dan melipat tangan. Menunjukkan proteksi diri. Ia belum berani masuk lebih jauh. Pikirannya berkecamuk. Apakah Roué dan Jeon Neru adalah orang yang sama? Berapa banyak orang yang wajahnya serupa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Out
FanfictionLama tak terdengar, Jeon kembali dalam hidup Shin Eunjo. Mengumpulkan kembali ceceran mimpi buruk. Jeon manusia usil sejagat, dan Eunjo rasa kali ini berbeda. Sepuluh tahun membuat pria itu tumbuh menjadi lelaki yang berbeda. "Ayo bermain sumbaggogg...