02; Game

13.6K 2.1K 863
                                    

Jangan lupa berikan dukungan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa berikan dukungan kalian.

Selamat membaca.





Jeon Maru membuka tas tangannya hendak mencari airpods.

Ia lupa di mana meletakkan benda ajaib abad 21 itu. Seingatnya, benda mungil itu selalu ada di sakunya.

Apa mungkin tertinggal di lounge bandara?

Dia terus mencari. Ketika memasukkan tangannya lebih ia justru menemukan sebuah buku yang tidak pernah meninggalkannya ke mana pun dia pergi.

Jeon memang selalu membawa buku harian yang bukan miliknya itu ke mana-mana.

Kemudian ia membawa buku itu dan duduk membacanya di tepi ranjang.

Entah berapa kali dia membaca ulang buku itu dan tidak pernah sekalipun bosan. Terutama sepucuk surat yang mulai menguning termakan usia yang ada di dalamnya.

Dan sore ini, dia membacanya lagi.


***


Hai,

Ini aku, Shin Eunjo.

Jika kau sudah menemukan dan membaca surat ini, artinya aku sudah pergi.

Sejujurnya, aku bingung harus mulai dari mana. Segala kejadian berbenturan dalam kepalaku.

Aku harus menyusunnya dalam waktu lama. Lama sekali. Aku bahkan tak tahu apakah ada kisahku yang terlewat atau tidak. Karena semua terlalu banyak untuk kujabarkan dalam secarik kertas.

Rasanya ingin tertawa saja.

Sekian juta orang bilang, kejadian menyakitkan akan lebih mudah melekat dalam kepalamu. Setidaknya, itulah yang kini terjadi padaku.

Terlalu banyak kenanang buruk di masa-masa remajaku. Sangat banyak. Mengerikan dan sulit dijelaskan.

Dan kau tahu apa yang lebih buruk daripada itu semua?

Karena kau ada pada saat-saat itu terjadi.

Ya, Jeon Neru.

Kau muncul setiap detik ketika kepalaku aktif merekam kenangan buruk.

Kaulah penyebab kenangan buruk itu ada.

Tunggu sebentar. Aku harus mulai berpikir bagaimana cara menjelaskannya dalam kalimat utuh.

Baiklah.

Dua tahun yang lalu, aku merasa seperti anak yang terlahir kembali. Aku punya keluarga baru. Setidaknya itulah yang kupahami.

Senang tak terkira saat tahu esoknya akan tinggal di rumah baru, kamar baru, memiliki ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki.

Itulah kau, Jeon Neru.

Play OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang