07; Seduction

13.8K 1.7K 859
                                    

Kalau ada typo tandai saja 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada typo tandai saja 💜

— — —

Tampan, memikat, lucu, berkharisma saat diam. Siapa yang tidak tertarik padanya.

Jeon Maru punya keseimbangan sebagai manusia. Sangat lengkap dan tidak adil bagi pria yang membutuhkan itu semua melalui segenap upaya.

Sialnya pria itu tak normal.

Namun terlepas dari apa yang orang-orang harapkan tentang Jeon Maru, kini Eunjo terpikat pada otot-otot di badan Maru di mana sekarang pria itu sedang membelakanginya. Menaik-turunkan badannya pada tiang pull up dan bertelanjang dada.

Otot telanjang itu tampak memikat bagi kaum hawa, bekilauan keringat, kulit menjadi kecoklatan sebab pembuluh kapiler di sekujur tubuh Maru dipastikan membesar dan melebar ketika suhu tubuh memanas. Tulang belikatnya menonjol di balik kulit.

Wow, sangat jantan.

Padahal kemarin Eunjo tidak melihat otot lengan sebesar itu di badan Maru. Rupanya saat mengerahkan kekuatannya, bisep Maru akan menjadi tiga kali lipat lebih besar.

Beberapa jenis tato juga ada di punggung. Eunjo tidak mengerti tato-tato tersebut representasi tentang apa dan siapa. Meski begitu semua gambarnya sangat hot.

Itu-Sangat-Seksi.

Napas pria itu terdengar seperti bunyi mesin uap yang beraturan. Berat-konstan-menggema.

Masih belum menyadari kehadirannya, Maru tetap menyelesaikan sesi latihan. Maru memang berharap Eunjo datang ke rumahnya pada pukul sepuluh dengan catatan dia yang akan menjemput wanita itu. Tetapi pagi-pagi sekali Eunjo menghubungi Jeon Sang-il menanyakan alamat Maru.

Sekarang bahkan masih jam delapan. Masih tersisa dua jam. Jadi, Eunjo membiarkan Maru menyelesaikan latihannya sementara dia menunggu di sudut ruangan.

Pusat kebugaran ini diatur kedap suara dan luas. Letaknya di bagian barat rumah. Tidak sulit memasuki wilayah ini selagi Eunjo memiliki Jeon Sang-il.

Eunjo tidak bisa berhenti memandangi Maru. Dia juga wanita normal. Bisa tertarik dengan yang satu itu.

Ketika Maru berbalik mengambil botol minum saat itu juga dia terperanjat.

"Oh, kukira bidadari. Sampai kaget."

Eunjo tertawa sederhana dan melemparkan handuk beserta botol air kepada Maru lalu melipat tangan. "Lelah ya?"

"Belum. Mau ikut latihan?" Napas Jeon masih belum stabil.

Kemudian Maru meneguk air dalam botol tanpa mengenai bibir botol.

Eunjo tidak bisa memalingkan pandangan dari jakun yang melaju vertikal seiring tegukan air.

Play OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang