Tahukah kamu tentang aku, tentang perasaanku dan tentang imajinasiku?
Biar kujelaskan dahulu, aku adalah pengelana muda, aku mencari setiap kebenaran yang kutemui dalam perjalananku. Aku berjuang di jalanku untuk merubah masa-masa laluku yang tak kusuka, walau bagaimanapun itu mengajariku banyak hal untuk bangkit, untuk berani menghadapi keadaanku yang sekarang.
Setiap menit perjalananku, aku menemukan ribuan hal baru, fakta-fakta baru, ilmu-ilmu baru bahkan kau, kau adalah penemuan berhargaku selama perjalananku, kau melengkapi semua sifat burukku yang pemarah, pemurung, penyendiri, all about introvert do. Kau datang melengkapinya menjadi aku yang cerewet, periang dan benci kesepian. Ku benci ketika aku tak bersamamu, aku resah bila tidak mendengar suaramu, dan aku merasa asing saat kau menjauh.
Kau tahu jelas apa yang kurasa sejak pertama perkenalan kita, aku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya, the comfortness, aku merasakan itu saat aku menemukanmu, undescripable feel. Kau terlalu menyenangkan untuk ku aplikasikan dalam sebuah kalimat, paragraph bahkan narasi panjang dalam pidato kepresidenan.
Kau menawarkan begitu banyak rasa yang sangat menyenangkan untuk kurasakan, samuderamu begitu menenangkan untuk kuselami hingga tak terasa aku telah terhempas ke sebuah arus yang mengasyikkan, aku tak dapat melawannya, ku hanya menikmatinya.
Let me tell you, arusmu menyeretku tanpa permisi kedalamnya dan menenggelamkan ku yang kusadari ini bukanlah tempat yang ku kenal, begitu sejuk terasa, remang matahari yang tak sering kulihat, air yang begitu berbahaya bagi manusia lain untuk hidup didalamnya. Kurasakan semua itu begitu jelas di kepalaku hingga kedalam jiwaku. Namun kukatakan, aku menikmatinya
Satu lagi yang tak kalah penting untuk kau tahu bahwa aku dapat menggambarkan polamu dengan akurat, setiap perlakuan, respon, dan perasaan yang sama sekali dapat ku tebak kemana arahmu melangkah. Aku membacamu begitu mudah, kau paparkan semua symbol yang kau gunakan untuk berkomunikasi dengan fikiranmu padaku, sadarkah kau melakukannya?
Kini aku dalam arusmu, arus yang kunikmati kemanapun gravitasi membawanya. Aku diantara meloloskan diri untuk kembali ke permukaan atau tetap menjalaninya dengan arah yang tak dapat kulihat tujuannya membawaku. Ratusan malam kulewati sekian banyak peristiwa dalam arus itu, every single sign that bring me back kedalam arus liarmu itu, dengan suatu kepercayaan atas pertanda-pertanda tersebut kuputuskan untuk tetap bergabung didalamnya, dengan logisitik dan tekanan yang kian menipis setiap harinya.
Kondisiku semakin memburuk setiap menitnya, bukan karena arusmu yang berbahaya, melainkan aku yang tak kunjung jua menemukan senja. Arahmu tak terbaca lagi olehku, symbol-simbol sederhanamu lenyap terhempas persimpangan arus yang dahsyat, karena kau tak menyadari bahwa dalam arus yang kau ciptakan akan menyusup arus-arus lain yang liar dan tak bertanggung jawab, aku tak menyalahkanmu dalam kondisi ini, namun kurasa kau perlu berhati-hati menyikapinya.
Namun dari sekian kisah yang tercipta sepanjang perjalananku menemukan senja, banyak hikmah dan pelajaran yang kau ajarkan padaku, sebuah pelajaran berharga yang membuatku tersadar bahwa hidup bukan hanya sekedar menemukan konklusi, lebih dari itu hidup adalah sebuah perjalanan yang akan membawa setiap manusia yang menghendakinya untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik dan minim celah. Oleh karena itu kurasa kau adalah pembimbing terbaik, tentunya setelah kedua orang tuaku untuk menghadapi hidup dengan lebih arif.
Mungkin kau juga perlu mengetahuinya bahwa dari seluruh proses yang ku jalani adalah kau yang menjadi tujuanku. Kau adalah senja yang ku impikan senja yang indah, cahaya dan warna yang tegas namun tak menyengat mata, udara yang khas kau hembuskan sebagai pertanda kehadiranmu, mimik awan yang begitu menenangkan. Aku yakin siapapun yang melihatnya akan mengatakan hal yang sama sepertiku, indah estetikamu membawa aura yang tak bisa dilukiskan seniman terbaik di muka bumi.
Untuk senja yang menyingsing hariku, kukatakan padamu, aku mengidolakanmu sebagai sesuatu yang selalu ku harap kekal dalam pandangan dan perasaanku. Kau terlalu sempurna untuk ku lewati, membuat hariku penuh penantian atasmu, hingga pada saat kau datang akupun kehabisan kata pujian atasmu, semua pertanyaan yang akan ku sampaikan adalah penekanan, kemana kau pergi setelah ini? Kemana lagi aku kan mencarimu? Mengapa harus ada pergantian? Mengapa tidak kau saja yang kekal disana? Pertanyaan yang selalu ku siapkan setiap pertemuan kita, namun aku tak sekonsisten itu, aku tak seberani itu tuk menanyakan pertanyaan tersebut, aku takut kau pergi tanpa jawaban.