Senja Menyapa

10 1 0
                                    


Aku adalah seorang anak manusia biasa, berasal dari keluarga yang kuanggap patut untuk ku syukuri adanya. Aku dibesarkan dengan pendidikan yang sangat baik meskipun terkadang kukesal dengan cara itu. Kini aku bekerja di salah satu perusahaan mlik sahabat ayahku.

Tak semudah yang kubayangkan pada awalnya, semua berjalan begitu kompleks, rumit dan menguras fikiranku, bekerja jauh dari rumah mungkin itu yang paling sulit bagiku yang pada dasarnya adalah seorang anak manja yang selalu dilayani oleh ibuku.

Suatu saat dalam sebuah masalah yang kuhadapi aku menemukan seseorang yang membuatku tenang, bermula dari sana kami berbincang tentang masa lalu kami, ya orang ini bukanlah orang lain, dia adalah mantan kekasih sahabatku yang ku kenal beberapa tahun silam. Singkatnya chit-chat kami berlanjut hingga kedalam persoalan kehidupan lainnya.

Kuingat sore itu saat kami berbincang ringan via WhatsApp yang tak terasa hingga fajar menyingsing, kami hanya tertawa menyadari hal itu, ya kami berbincang selama berjam-jam yang sama sekali tak membuatku bosan. Kami membahas tentang segala hal, mulai dari hobi, warna, kesibukan dan lain sebagainya selama mungkin 12 jam. Aku sangat merindukan saat-saat itu.

Senja, nama seorang gadis unik di barat ibukota selalu menghantui malam-malam sepiku dahulu. Aku jatuh hati padanya saat pertama aku mengenalnya, wanita yang awalnya kuanggap sombong, pendiam dan pemilih dalam berteman yang ternyata semua salah ketika aku mengenalnya.

Kami belum pernah berbicara dalam beberapa pertemuan kami sebelumnya, karena aku tak menganggap ia sebagai lawan bicara yang baik untukku, perawakan yang cantik dan pendiamlah yang membuatku menyimpulkan hal tersebut dan di sisi lain aku bukanlah orang yang pandai berteman dan apalagi akrab terhadap orang lain yang baru kukenal.

Jika aku diminta untuk mendeskripsikan tentangnya adalah hal tersulit bagiku, namun yang kutahu pasti bahwa ia adalah wanita hebat dengan berbagai cerita yang menjadi latar belakang kehidupannya, wanita yang kuat bertahan dengan segala apa yang dimilikinya, wanita yang mencintai keluarganya, dan sekaligus wanita yang sangat misterius bagiku, mungkin karna aku bukan orang yang pandai bergaul maka ku simpulkan demikian.

Senja adalah sosok ibu di rumahnya, ia tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya, yang menuntutnya menjadi ibu rumah tangga disana. Berbagai tugas seorang ibu rumah tangga dilakukannya sehari-hari, disamping itu ia adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Jakarta dengan nilai prestasi yang menurutku sangat membanggakan. Sosok wanita mandiri yang kutemukan dalam dirinya sangat berdampak positif bagiku, ia menjadi inspirasiku setiap harinya, yang selalu menjadi obat penenang dalam setiap kegusaranku yang tak banyak orang mampu melakukannya untukku.

Waktu berjalan sangat cepat kala bersamanya, salah satu dimensi yang paling kubenci. Kami menghabiskan setiap waktu bersama dalam dimensi lainnya, ruang. Terpisah oleh berbagai macam elemen didalamnya, ratusan mil satu dengan lainnya. Aku tak menyalahkannya, aku menikmatinya dari setiap menit di dalamnya. Kami habiskan waktu begitu saja tanpa sadar, tak jarang hingga salah satu dari kami terlelap.

Setiap hari yang kulewati bersamanya membuatku semakin mencintanya begitu dalam, namun kusadari kapasitasku, tentang siapa aku dan siapa dia, tentang bagaimana aku dan bagaimana dia, tentang bagaimana perasaanku dan bagaimana perasaannya. semua tentangku dan tentangnya bagai kutup magnet yang secara saintis takkan bisa bersatu.

Namun apalah hal yang lebih indah melainkan sebuah harapan? semua manusia berhak melakukannya, begitupun aku, kurasa aku berhak mengharapkannya. Bukan karena keegoisanku namun karna keindahannya layak diharapkan siapapun yang mengetahuinya. Aku begitu mengaguminya hingga tak sadar bahwa iya bak mawar ditengah gurun gersang, diperhatikan banyak orang yang melewatinya, semua akan menginginkannya. Aku yang tanpa perkakas akan tersingkir oleh pria perkasa lainnya.

Memandang keindahannya adalah hobby ku sekarang.

Kuharap tuhan mendengar setiap doa yang ku utarakan untukmu, segala kebaikan yang kuharap menyertai jalan berlikumu di depan sana. Segala perlindungan atasmu dari orang-orang yang akan mematahkanmu di depan sana. Percayalah aku akan berada disisimu tanpa menegur, aku akan menemanimu dari kejauhan, menikmati indahmu dari pantulan cahaya bintang, dan menitipkan salamku lewat teriknya mentari barat.

Aku percaya bahwa cinta adalah sebuah energy positif, tidak berbentuk namun dapat dirasakan, tak dapat diukur namun memiliki besaran, muncul dari ketiadaan, kekal dan lain sebagainya. 

Kau Aku Ruang Dan WaktuWhere stories live. Discover now