Dalam Kenang

15 2 2
                                    


Hari ini, 17 oktober 2018, aku kembali ke ruang kerjaku yang setidaknya kutinggalkan dalam kurun waktu yang cukup lama. Kamar dengan ukuran 4 x 4 m2 yang ialah merupakan saksi bisu akan adanya perasaanku dimasa yang lalu. Kamar yang penuh tumpukan kertas dan atk tak berguna lainnya yang selalu mendengar keluhanku ketika fajar tiba.

Disudut yang sama dalam kenanganku dahulu, aku mulai mengulang memori yang dulu pernah kulewati bersamamu disini, dengan berbagai perasaan yang enggan kutinggalkan. Semua rasa kita lewati bersama, ada rindu yang menggebu, ada riang tawa yang membahagiakan bahkan hingga rasa sedih yang tak jarang kita lalui bersama.

Hubungan yang dulu kuharap nyata dalam hegemoni hidupku, sekarang telah menjadi memori kelabu dalam perjalanan hidupku. Waktu-waktu lalu yang sempat kita habiskan bersama lewat udara, kinipun hilang terhempas derasnya angin timur yang melanda. Waktu-waktu yang kini sedang ku kontruksi menjadi amat nyata di kursi kerjaku ini, merubah rindu menjadi buih memori.

Hari ini tepat setengah perjalanan revolusi bumi terhadap pusat tatasuryanya kulalui tanpa memori tentang indahnya waktu bersamamu, yang kini kuharapkan dapatku wujudkan dihadapanku yang mungkin bisa saja dengan sangat mudah kulakukan. Yakni kisah sepasang muda-mudi yang tengah dilanda asmara serius, yang terkadang membuat dunia tiada lengkap berarti tanpa salam hangat darinya setiap pagi.

Kusadari kini tak terasa dua musim telah terlewati dari sejak perjumpaan kita lewat udara, pada seorang gadis manis dengan rambut indah bergelombang yang tampaknya telah silam ditelan topan. Suaramu yang lirih dan persuatif mulai lagi terdengar dari celah-celah ruangan persegi ini yang memenuhi kesendirianku malam ini. Adakah kau miliki memori tentang masa-masa indah itu? Ingatan tentang sepasang merpati yang mencitakan tempat tinggal bersama?

Sesosok wanita dengan paras yang hampir kamu mulai muncul dari keheningan malam ini, ia menemani malam hariku tanpamu disini. Hanya saja hukum bumi membuatnya lenyap, menghilang entah kemana yang kuyakin sangat jauh dari jangkauanku, yang sekali lagi membuatku kehilangan sosok indah dari wanita biasa yang menarik hatiku.

Kau Aku Ruang Dan WaktuWhere stories live. Discover now