"Jadi lo mau ikut eskul apa?"tanya si pendek kepada temannya.
Temannya menoleh sebentar ke arahnya, kemudian mengangkat bahu sebagai jawaban.
"Organisasi deh! paling enggak lo harus ikut salah satu organisasi atau eskul di sekolah ini. Itu peraturan sekolah."ucap Beomgyu—si pendek—kepada temannya itu.
Lagi-lagi temannya itu hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Haduh.. Choi Soobin sahabatku tersayang.. ini udah ke 97856 kali nya lho aku nanya ini ke kamu. Masa kamu belum tahu juga mau masuk eskul apa?"ujar Beomgyu.
Maaf ya Beomgyu ini kalo ngomong emang suka campur-campur.
Biar enak katanya kaya es campur.
"Emang kamu udah tahu mau masuk eskul apa?"tanya Soobin.
"Iya, aku mau ikut eskul musik. Lumayan kan bisa mengembangkan bakat nge-gitarku. Siapa tahu aja banyak degem-degem ngedeketin."ucap Beomgyu asal.
Sial, rasanya ingin sekali Soobin menggampar temen seperhaluannya ini. Bodoh sekali Beomgyu memikirkan itu, mereka kan masih kelas sepuluh, mana ada adik kelas coba?
"Gila lo."umpat Soobin pada Beomgyu.
Beomgyu kembali pada topik awal pembicaraan mereka.
"Jadi lo bakal masuk eskul apa? jangan bilang lo bakal jadi murid nolep lagi. Astaga... Soobin! kita ini udah 3 tahun jadi temen duduk lho, bahkan sekarang udah mau yang ke 4. Lu gak bosen apa di kelas mulu kagak ada kegiatan. Gue aja bosen lihat lo mulu."Oke, jadi Beomgyu mau bilang kalo dia bosen nih temenan sama Soobin?
"Lo bosen temenan sama gue?"ketus Soobin memandang Beomgyu sinis.
"Ya enggak gitu, Bin. Maksud—"
"Dahlah males."ujar Soobin meninggalkan Beomgyu di kantin.
Iya, mereka dari tadi lagi di kantin.
Cuma duduk doang sih gak mesen apa-apa.
"Gini nih mode PMS nya on. Gak SMP gak SMA sama aja! Heran.. kenapa sih gue bisa satu sekolah satu kelas udah gitu satu bangku lagi sama dia?"
Beomgyu misuh-misuh sendiri yang akhirnya dia memutuskan untuk memesan mie ayam.
Laper katanya. Berantem sama Soobin itu butuh tenaga.
Sementara Soobin, sebenarnya dia gak marah sama Beomgyu cuma dia tuh males aja gitu harus nanggepin semua ocehannya Beomgyu yang kalo diterusin gak bakalan berhenti sampai mereka lulus.
Iya, Beomgyu tuh bacot banget kalo kata Soobin mah.
BRAAK
Soobin yang dari tadi emang cuma mondar-mandir aja di sekolah pun langsung menelusuri asal suara tersebut.
Suaranya berasal dari taman belakang sekolah.
"I-iya kak maaf.."
"Sekali lagi kalau saya lihat kamu merokok di sekolah atau di sekitar saya, berarti kamu lagi nyari mati sama saya!"ujar orang itu membara dengan tatapannya yang sungguh tajam.
"Sudah pergi sana!"ujar temannya yang merupakan seorang perempuan.
Murid yang dimarahi itu yang sepertinya setingkat dengan Soobin langsung saja pergi melarikan diri dengan tubuh yang gemetar.
"Kamu!"
Soobin terbelalak kaget. Matanya membulat serta alisnya yang terangkat.
"Kemari!"
Soobin menunjuk dirinya.
"Iya kamu. Siapa lagi orang yang berani mengintip kami di situ."
Soobin menghampiri orang itu dengan takut. Orang itu sepertinya adalah kakak kelasnya karena ia tidak pernah melihat mereka dijajaran anak kelas sepuluh.
"M-maaf-maaf kak. Saya tadi tidak sengaja lewat."ucap Soobin menunduk.
"Dan menguping? benar?"
"T-tidak kak."
"Tatap lawan bicaramu! dasar tidak sopan!"
Soobin pun menengadah perlahan menatap sorot mata kakak kelas itu yang begitu tajam ke arahnya.
"Lagian kamu ngapain keliaran gini? mau bolos kamu hah?!"
"Enggak kak. Saya tadi habis dari kantin. Saya gak bolos, soalnya tadi saya denger bel istirahat."jawab Soobin seadanya.
"Lagian lu nya goblok banget sih Cas. Ini kan emang udah jam nya istirahat.."
"Ya maap gue kan masih kebawa emosi tadi."
"Maafin teman kakak ya.. dia emang sedikit aneh. Enggak sedikit sih tapi emang aneh. Oya, kenalin nama Kakak, Yuqi. Orang aneh ini namanya Lucas. Kita berdua sekelas, kelas XI IPA 1."
"Eh iya, saya Soobin kelas X Ipa 1."
Yuqi mencubit pipi Soobin gemas.
"Adek kelas lucu gini kok kakak baru tahu ya? kamu ikut eskul apa?"tanya Yuqi.
"Gak ada."
"Serius?"
Soobin mengangguk.
"Di sekolah ini—"
Yuqi menutup mulut Lucas karena dia tahu Lucas mau mengatakan apa.
"Kamu ikut OSIS aja gimana? kebetulan kakak ini anggota OSIS. Isi formulir ini kalau kamu berminat untuk ikut OSIS. Kakak tunggu ya!"
Yuqi memberikan formulir pendaftaran OSIS yang kebetulan ia bawa kepada Soobin.Soobin menerima formulir tersebut kemudian mengucapkan terimakasih.
Yuqi pun pamit kemudian menyeret Lucas yang masih ngambek karena perkataannya dipotong tadi.
Soobin hanya bisa menggeleng-
gelengkan kepalanya melihat tingkah kakak kelasnya itu. Atensi Soobin beralih pada selembar kertas yang sedang ia genggam.Apakah dia harus mengikuti OSIS atau tidak?
cut—
Segitu dulu aja ya.
Pemananasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Yeonjun!
FanfictionSoobin bertemu dengan kakak kelasnya yang membuatnya berakhir menjadi seorang wakil dari Ketua OSIS di sekolahnya. Seorang Ketua OSIS yang sangat dingin, tegas, dan menyebalkan. Dapatkah Soobin bertahan? Temukan jawabannya hanya di book 'Oh My Yeonj...