Dengan berlatar kelas X IPA 1, Soobin menyembunyikan wajah di antara lengannya di atas meja. Soobin sedang malas berinteraksi dengan teman kelasnya. Saat ini Soobin sedang sangat sedih dan unmood banget buat ngapa-ngapain.
Waktu istirahat yang biasa dipakai buat ghibah atau hal unfaedah lainnya kini harus dilewati dengan helaan napas Soobin secara berkala. Sahabatnya gak ada disini, itu yang membuat Soobin sedih.
Ketidaksengajaan Soobin yang menjadi malapetaka tadi pagi, membuat Beomgyu marah pada Soobin. Beomgyu kena hukum karena keteledoran Soobin yang dengan bodoh memberikan ponselnya tanpa dikunci kepada Yeonjun, si Ketua OSIS.
Itu semua memudahkan Yeonjun untuk mengecek ponsel Soobin, mengangkat telepon, membaca riwayat chatting, bahkan membuka isi galeri. Satu lagi keteledoran Soobin, dia melupakan fakta bahwa sebelum dia menjadi waketos, dia adalah anak bar-bar yang suka menyelinap lewat belakang bersama Beomgyu, sahabatnya.
Bayangan ketika Beomgyu tengah dimarahi habis-habisan oleh Yeonjun di belakang sekolah membuat bulu kuduk Soobin merinding sampai sekarang. Bahkan, ketika Soobin berniat memberi makanan dan membantu Beomgyu saat dihukum membersihkan toilet, Yeonjun melarangnya dan menyuruhnya untuk masuk ke kelas.
Soobin yakin Beomgyu sangat kecewa padanya. Beomgyu saja tidak berniat menegur atau menyapa Soobin setelah selesai dihukum padahal mereka teman duduk. Soobin semakin tidak berani menghampiri Beomgyu yang sedang bercengkrama dengan teman ghibahnya yang lain—Chenle—untuk menjelaskan semuanya.
Soobin merasa sangat bodoh. Kenapa dia tidak protes kepada Yeonjun ketika mengetahui bahwa hanya Beomgyu saja yang dihukum. Padahal yang bertanggung jawab atas kesalahan itu bukan hanya Beomgyu, dirinya pun menjadi bagian dari rutinitas buruk itu.
"Benar, aku harus protes!"Soobin membulatkan tekadnya kemudian pergi berniat menemui Ketua OSIS.
Sebuah suara menginterupsi langkah Soobin menuju ruang OSIS. Itu adalah Hyunjin, teman kelasnya.
Hyunjin berlari dari arah lapangan.
"Hey, mau kemana? Kok aku gak lihat kamu di kantin?"tanyanya.
"Gapapa."jawab Soobin seadanya.
"Beomgyu mana? kalian berdua kan biasanya nempel?"
"Beomgyu lagi sama temennya, Chenle. Mungkin mereka ada urusan."
Hyunjin hanya mengangguk saja mendengar penjelasan Soobin.
Soobin kembali fokus dengan niat awalnya untuk memberikan aksi protes atas ketikadilan yang dialami sahabatnya. Soobin kini sedang menyusun kata-kata yang pas untuk ia suarakan nanti.
"Mikirin apa sih?"Hyunjin merasa ngeri melihat Soobin komat-kamit sendiri. Takutnya Soobin sedang merapal mantra santet.
"Enggak, hahaha."
Beberapa langkah lagi mereka sampai di depan ruang OSIS. Tunggu, mereka?
Soobin menoleh ke arah Hyunjin di sebelahnya. Berpikir untuk apa Hyunjin menemaninya sampai ke ruang OSIS?
Langkah mereka berhenti di depan ruang OSIS.
"Hyunjin, sepertinya kamu gak perlu repot-repot—"belum selesai Soobin melontarkan kalimatnya, pintu ruang OSIS terbuka, menampilkan pemuda dengan mata yang lebar sedang menatap ke arahnya dan Hyunjin.
"Oh, langsung berdua? baguslah jadi gak usah capek-capek lagi manggil Soobin."ujarnya.
Soobin merengut. Dia bingung, sebenarnya apa yang terjadi di sini?
"Ayo masuk!"ajak pemuda tadi.
Mereka dibawa ke dalam ruangan Ketua OSIS. Pemuda itu mempersilakan Hyunjin dan Soobin untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Yeonjun!
FanfictionSoobin bertemu dengan kakak kelasnya yang membuatnya berakhir menjadi seorang wakil dari Ketua OSIS di sekolahnya. Seorang Ketua OSIS yang sangat dingin, tegas, dan menyebalkan. Dapatkah Soobin bertahan? Temukan jawabannya hanya di book 'Oh My Yeonj...