Disinilah keduanya berada, di sebuah kafe tak jauh dari pemakaman. Keheningan terjadi beberapa menit disana hingga jungkook membuka suara.
"Aku perlu menjelaskan dan meluruskan sesuatu padamu, dan kau juga harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi 2 bulan ini." Kata jungkook memecahkan keheningan antara keduanya.
"Kau tak perlu menjelaskan apapun jungkook, aku sudah mengetahui kebenarannya. Sekarang biarkan aku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi" jawab jihyo.
"Baiklah jila begitu jelaskan" sahut jungkook dengan nada sedikit memaksa.
Flashback...
Jihyo pov
Saat Aku sedang membereskan bukuku untuk besok. Namun kegiatanku tiba tiba terhenti karena kulihat ada setetes darah yang terjatuh di tanganku saat hendak mengambil buku. Dan ternyata darah itu keluar dari hidungku. Awalnya aku sempat panik. Namun, aku berusaha berpikir positif jika aku hanya kelelahan saja dan aku membiarkannya. Namun setelah beberapa bulan berlalu, mimisanku semakin parah, bahkan kepalaku sering merasa sakit luar biasa. Dan aku memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter. Aku menunggu dengan cemas hasil pemeriksaanku.
"Bersarkan tes darah dan beberapa pemeriksaan yang anda lakukan, anda mengalami kanker otak stadium 2 nona jihyo, tapi jangan khawatir. Sepertinya masih bisa disembuhkan dengan kemoterapi, bagaimana nona?" Jelas dokter padaku dan seketika air mataku terjatuh. Apkah aku akan mati? Tanyaku dalam hati.
Tanpa kata aku meninggalkan ruangan tersebut sambil terus melangkahlan kakiku dan memikirkan apa yang akan kulakukan selanjutnya. Apa sebaiknya kuberi tau pada oppa dan appa? Tidak tidak aku tak ingin membuat mereka sedih. Lalu bagaimana dengan jungkook? Pikirku. Belum habis masalahku yang lain, muncul masalah lagi. Dengan mata kepalaku sendiri, aku sedang melihat jungkook dan eunha keluar dari rumah sakit dan tampak mereka sangat mesra. Hatiku terasa dicabik cabik oleh sebuah belati tajam. Air mataku kembali mengalir deras. Apakah ini akhirnya? Pikirku. Aku berlari agar cepat sampai rumah.
.
.
.Aku akan mencoba mengajaknya makan malam hari ini. Jika dia tidak datang itu berarti aku memang tidak penting lagi untuknya dan jika memang seperti itu, alu mungkin bisa pergi dengan tenang. Kuraih telpon genggam milikku dan mencari kontaknya disana.
"Halo, jungkook"
"Ya sayang, ada apa?"
Hatiku sedikit menghangat mendengar panggilan sayang darinya.
"Apakah kau ada waktu malam ini kook?" Tanyaku
"Aku selalu punya waktu untukmu sayang"
Andaikan seperti itu kook kataku dalam hati.
"Jadi, kau bisa kan menemaniku untuk makan malam di restoran tempat biasa kita bertemu? Mungkin saja ini menjadi pertemuan terakhir kita" Ucapku sendu.
"Tentu saja bisa, tapi apa maksudmu dengan pertemuan terakhir? Memangnya kau akan kemana?" Tanyanya dari seberang sana.
"Aku tidak kemana mana kok"
"Ooh"
"Sudahlah aku tutup telponnya, ah iya kau tak perlu menjemputku, aku akan langsung ke restoran bersama oppa chanyeol nanti"
"Baiklah, aku mencintaimu" katanya membuatku ingin teriak saja.
"Aku juga, sampai jumpa" kataku kemudian mematikan telpon.
Skip
malam....Aku tengah bersiap siap untuk malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
junghyo story
RandomSepenggal kisah junghyo hasil khayalan halu author gabut satu ini😬 Khusus junghyo shippers, bukannya tidak menghormati real couple, tapi kan udah terlanjur bucin jadi susah☺ NOT SALPAK VOTE SEIKHLASHNYA KOMEN TERSERAH...JAN YG ANEH ANEH😃😃