BAB 9 MERAPI IJEN

70 5 0
                                    

“Sendirian Cak?” tanya seseorang menghampiri gue.

Dari rupanya jelas warga lokal tapi kali ini lebih muda. Barangkali dia wisatawan lokal.

“Iya. Sendirian. Sampeyan sendirian juga?” tanya gue balik mencoba lebih akrab.

“Sama teman. Tapi masih di bawah.”

“Duduk-duduk. Ini ada roti silahkan ambil-ambil.” Gue menawarkannya untuk duduk karena gue juga sedang duduk di atas matras sambil sarapan roti.

“Iya.iya Cak. Sampeyan enggak perlu repot. Saya Cuma mau naik ke atas sana.”

“Memangnya di atas sana ada apa?”

“Mau ke Kawah Bulan Sabit.”

Gue agak kurang paham apa yang dikatakan orang ini. Logatnya yang Madura itu masih bisa gue pahami, tapi kalau soal kawah Bulan Sabit, gue sama sekali baru pertama kali mendengarnya
.
“Memangnya ada?” tanya gue lagi penasaran.

“Ada Cak...” jawab orang itu.

Gue pandangi ke arah timur. Memang di sana ada semacam bukit lagi. Tapi gue tidak tahu kalau di sana juga gunung yang ada kawahnya.

“Yang di atas sana itu sebenarnya gunung juga Cak. Namanya Gunung Merapi Ijen.”

Ha... Merapi?

“Gunung Merapi kan di Jawa Tengah Cak?” tanya gue kurang yakin.

“Namanya mirip saja Cak. Yang di sini namanya Merapi Ijen.” Tegasnya.

Kemudian dia menambahkan lagi “Kalau yang di sini sudah tidak aktif Cak. Dan di puncaknya ada kawah yang unik sekali. Namanya Kawah Bulan Sabit.”

“Kenapa namanya Bulan Sabit?”

“Karena di tengah kawah ada daratannya Cak. Bentuknya seperti bulan sabit.”

“Ohh... makanya disebut kawah Bulan Sabit ya cak?”

“Betul sekali Cak.”

Wah, gue benar-benar baru tahu soal Kawah Bulan Sabit ini. Dan pertemuan gue dengan warga lokal ini juga suatu kebetulan yang tak gue sangka-sangka. Ini memang di luar rencana gue, rapi rencana dadakan kadang juga jadi rencana yang sempurna.

“Saya ikut ya Cak.....”

Novel Horror Seri Gunung: IJEN #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang