BAB 16 SAPI YANG BEBAS

62 3 0
                                    

Gunung yang gue anggap kecil seperti bukit tadi nyatanya begitu besar setelah gue dekati dan berada tepat di bawahnya.

Di kaki gunung kecil itu terdapat tower dan bangunan rumah. Mungkin itu adalah pos jaga di sini.

Gue penasaran sekali ingin naik sampai puncak gunung kecil ini. Tapi apa dikata, ada bangunan tapi tak ada orang. Tempat ini terlalu sepi dan gue kurang yakin soal keamanannya. Gue takut jika motor gue tinggal di sini lalu gue mendaki ke atas bukit bisa-bisa motor gue diangkut dengan truk.
Lebih baik gue berkeliling saja sambil melihat-lihat pemandangan sekitar.

Saat gue berkeliling, terlihat ada beberapa ekor sapi yang disedang makan rumput. Mereka dibiarkan liar begitu saja tanpa diikat. Gue pikir inilah cara gembala yang seharusnya dilakukan. Sapi tidak akan terkekang, mereka bisa bebas kemanapun.

Ternyata selain surga buat orang awam seperti gue, Kawah Wurung ini juga surga bagi para  sapi.

Gue habiskan waktu untuk berkeliling sambil menikmati pemandangan yang ada. Hingga pada titik tertentu perut gue berbunyi tanda gue mulai kelaparan.

Gue mulai merasa ngantuk, lapar, dan juga letih. Sepertinya kali ini waktu tak lagi mengizinkan gue untuk meneruskan perjalanan menikmati alam. Tubuh manusia juga punya batasan. Gue enggak bisa memaksakan tubuh gue untuk terus bersenang-senang.

Jam sudah menunjuk waktu 12 siang. Panas semakin terik. Sudah saatnya gue menyudahi perjalanan gue hari ini. Gue harus kembali ke Banyuwangi dan istirahat.

Satu hal yang akan selalu gue ingat akan tempat ini. Keindahannya tak akan pernah luntur dari ingatan gue. Gue berharap suatu saat nanti gue bisa ke sini lagi bersama dengan orang yang gue sayangi.
**

Novel Horror Seri Gunung: IJEN #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang