Story 2: Pocketful Of Sunshine [PalladxEmu]

2.4K 239 109
                                    

Pagi ini di CR terlihat seorang lelaki muda berambut ikal berjalan mondar-mandir tidak tenang. Terlihat jelas kegelisahan tercetak di wajah tampannya yang kekanakan. Dia terus menggigit kuku jarinya untuk mengurangi rasa gelisah yang menguasainya kini. Dia tidak henti-hentinya mengatur nafas berusaha menurunkan detak jantungnya yang tidak beraturan.

Dia merogoh saku jaketnya dan melihat dua tiket peluncuran game terbaru yang akan diadakan esok pagi. Dia memegang tiket itu seraya berguman tidak jelas pada dirinya sendiri.

"Ajak, tidak, ajak, tidak, ajak!" Pallad hanya bisa berguman seraya memegang tiket itu dengan gugup. Kedua bola mata hitamnya berputar seiring otaknya yang bekerja untuk memikirkan bagaimana caranya dia bisa mengajak seseorang yang special baginya.

"Pallad?" Suara lembut itu berhasil membuat Pallad, lelaki berambut ikal itu bergidik kaget.  Dia tidak menyadari jika telah ada orang lain yang berada di ruang CR saat ini.

Dengan secepat kilat Pallad menyembunyikan tiket yang dipegangnya dibalik punggungnya seketika seraya berbalik menuju suara seseorang yang telah menyita perhatiannya seumur hidup.

"E-Emu?!" Pallad terlihat sangat gugup ketika Emu mulai mendekatinya. Dia belum siap bertemu dengan Emu sekarang.

Emu mengernyitkan dahinya menatap curiga ke arah Pallad. Sikapnya yang tidak biasa membuat Emu penasaran dengan apa yang terjadi kepada bugster muda itu. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu darinya.

"Pallad~~? Apa yang ada dibalik punggungmu? Kamu menyembunyikan apa dariku?!" tanya Emu dengan nada merajuk yang selalu membuat jantung Pallad berdetak tidak karuan.

Wajah Pallad mendadak merasakan panas yang membuatnya semakin salah tingkah. Bukannya menjelaskan dan menjawab pertanyaan sang dokter muda, dia malah berlari meninggalkan Emu yang terbengong melihat Pallad pergi tanpa penjelasan.

Emu yang melihat Pallad menghilang dengan cepat mendengus kesal.

"Apa aku salah bicara?" guman Emu berpikir sejenak.

"Ah, sudahlah!" Emu mengabaikan pikirannya dan sikap yang ditunjukkan Pallad tadi lalu pergi dari ruangan CR setelah mengambil dokumen yang ada di meja dan melanjutkan shift-nya yang tertinggal beberapa jam lagi.

Pallad menghentikan langkah dan mulai mengutuk kebodohannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pallad menghentikan langkah dan mulai mengutuk kebodohannya. Bukankah tadi saat yang tepat untuk dia berbicara dengan Emu. Mereka hanya berdua tanpa ada yang mengganggu, tentu dia bisa mengutarakan niatnya kepada Emu. Tapi bodohnya mengapa dia malah berlari dan meninggalkan Emu sendiri tanpa sepatah katapun.

"Argh!! Pallad BODOH! Bodoh! Bodoh!" Keluhnya seraya memukuli kepalanya sendiri frustasi.

Dia menatap sekelilingnya dan menghela nafas panjang. Apa yang membuat kakinya melangkah menuju Cafetaria? Tentu saja bukan karena perutnya yang minta diisi, tapi karena serangan panik yang membuatnya berjalan tanpa tahu kakinya melangkah ke mana.

[ONS] 🆃🅷🅾🆂🅴 🆃🅷🆁🅴🅴 🅻🅸🆃🆃🅻🅴 🆆🅾🆁🅳🆂 [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang