Story 10: Dance Partner [PalladxPoppy]

1.5K 175 124
                                    

Gemn.Corp pagi ini selalu dipenuhi oleh para pegawai yang tengah bergelut dengan kegiatannya masing-masing. Setiap orang tenggelam dalam layar dekstop komputer dihadapan mereka, mengetik kode dalam bahasa komputer mencoba memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan mereka.

Kesibukkan mereka juga tidak luput dari perhatian seorang anak muda yang baru saja muncul dari pintu masuk perusahaan game itu. Lelaki muda tinggi dengan rambut hitam ikalnya dan pakaian uniknya itu memasuki gedung dengan santainya menuju sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat seorang pria tinggi dewasa dalam balutan jas hitam dan T-shirt dengan leher V.

"Gemn! Tidak bisakah kamu memberiku rekomendasi game yang berkaitan dengan dance atau musik selain DoReMiFa beat?" ucap lelaki muda berambut ikal hitam itu-— masuk ke dalam ruangan milik pria yang dia panggil Gemn begitu saja.

"Uhuk,uhuk! Tidak bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu,  Pallad? " tegur pria tinggi itu yang tersedak kopi yang di seruputnya ketika Pallad masuk begitu saja dan mengagetkannya. 

"Dance? Musik?" pria itu mengeryitkan dahinya terheran dengan permintaan yang baru saja dia dengar dari Pallad.

"Kamu tidak terkena virus atau semacamnya kan,  Pallad? " tambahnya lagi berusaha menyakinkan dirinya sendiri jika permintaan Pallad itu bukan lelucon pagi hari yang garing seperti biasanya.

"Ugh! Aku hanya bertanya tapi mengapa responmu sangat menjengkelkan?" keluh Pallad sambil menghempaskan dirinya di sofa hitam yang ada di sudut ruangan. 

"Demi Tuhan Pallad! Aku hanya terkejut saja mendengarmu meminta rekomendasi game yang tidak pernah membuatmu tertarik memainkannya!" ucap CEO Gemn.Corp, Kuroto seraya memutar kursinya kearah sofa yang diduduki oleh Pallad.

"Ehm, setiap orang bisa berubah  kapan saja Gemn! Termasuk hal yang disukai, benarkan?" ucap Pallad membuat Kuroto tercengang.

"Dan hal apa yang bisa membuatmu berubah begitu cepat?" tanya Kuroto dengan wajah yang serius. Dia tahu seberapa keras kepalanya Pallad dan tidak mudah membuatnya berubah begitu saja.

"Untuk apa kamu mengetahuinya? Aku pikir itu bukan urusanmu!" Pallad menjawab dengan nada ketus membuat Kuroto memutar matanya kesal.

"Baiklah jika kamu bersikeras! Lebih baik kamu pergi saja sekarang dan temui Poppy untuk menanyakan game yang kamu inginkan! Dia pasti lebih tau!" ujar Kuroto seraya kembali mengalihkan perhatiannya kepada layar laptop mengabaikan Pallad yang kemudian menjadi panik.

"Tidak! Maksudku tidak bisa!" seru Pallad seraya bangkit dari sofa yang dia duduki menuju meja kerja Kuroto. 

"Mengapa? Bukankah Poppy ahli dalam game semacam itu?" ujar Kuroto menatap Pallad yang kini berdiri didepan meja kerjanya dengan kedua tangan menapak diatas meja.

"Iya aku tahu! Aku tahu! Tapi-—" Pallad terlihat ragu mengutarakan alasannya, dia mengulum bibir bawahnya seakan menahan kalimat berikutnya meluncur dari mulutnya.

"Tapi?" Kuroto menaikkan alis kirinya berusaha menelisik kalimat apa yang akan diucapkan oleh pria berambut ikal itu.

"Sudahlah Gemn tidak usah dibahas!" seru Pallad kemudian berbalik arah seraya menyilangkan tangannya menghindari tatapa Kuroto yang semakin menyelidik.

"Ok! Kalau begitu bye Pallad!" Kuroto yang terlihat jengkel bangkit dari kursinya dan melambaikan tangannya lalu berjalan menuju pintu untuk keluar dari ruangan itu.

🎉 Kamu telah selesai membaca [ONS] 🆃🅷🅾🆂🅴 🆃🅷🆁🅴🅴 🅻🅸🆃🆃🅻🅴 🆆🅾🆁🅳🆂 [✔️] 🎉
[ONS] 🆃🅷🅾🆂🅴 🆃🅷🆁🅴🅴 🅻🅸🆃🆃🅻🅴 🆆🅾🆁🅳🆂 [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang