Kyungsoo mengamati ruangan yang akan menjadi tempatnya berlatih kemampuan bela diri. Pandangannya tertuju pada beragam jenis senjata api maupun tajam yang tersusun di rak yang menempel pada dinding. Banyak di antara jenis senjata itu yang sudah ia kenali, bahkan sepertinya ia juga bisa menggunakannya.
“Untuk saat ini kau belum diperbolehkan menyentuh apapun, jadi berhenti menatap benda-benda itu dan fokus pada tujuan utama kita,” suara berat Chanyeol membuyarkan imajinasi Kyungsoo.
Ketika ia berbalik dan melihat sosok itu, Kyungsoo hampir menjatuhkan rahangnya karena saat ini Chanyeol hanya menggunakan celana bahan berwarna hitam tanpa atasan apapun yang dapat menutupi tubuh bagian atasnya. Rona merah perlahan menjalari wajah Kyungsoo saat melihat bentuk tubuh Chanyeol yang sempurna. Bahu yang kekar, perut yang sixpack, serta dadanya yang bidang, membuat pria itu tampak gagah sekaligus sexy.
“Apa kau akan diam terus seperti itu dan menatap tubuhku dengan tatapan lapar? Ini bukan waktunya untuk mengagumi tubuhku, nona Do,” kata Chanyeol datar.
Kyungsoo membuang muka. Terdorong oleh rasa malu, gadis itu menyudahi tatapannya pada sosok Chanyeol. Beberapa detik berselang, ia berjalan ke salah satu sisi ruangan untuk mempersiapkan diri.
Kyungsoo melepas jaket dan sepatu yang di kenakannya. Surai coklatnya yang panjang ia gulung tinggi agar tidak mengganggu pergerakannya selama ia menjalani proses pelatihan.
“Wow, apa kau berniat menggodaku dengan jenis pakaian yang kau gunakan itu?” tanya Chanyeol ketika mendapati gadis di depannya memakai tank top berwarna hitam dan celana legging berwarna senada yang sangat pas di tubuh rampingnya.
Kyungsoo mengabaikan komentar Chanyeol dan memilih melakukan beberapa gerakan pemanasan sebelum ia memulai kegiatan berlatih. Gadis itu sama sekali tak menyadari tatapan tajam di belakangnya yang seakan mengatakan, ‘Jangan memulai kegiatan sebelum aku perintah!’
“Well, sepertinya aku terlalu meremehkan kegigihanmu,” gerakan Kyungsoo mendadak terhenti saat Chanyeol menghampirinya. Pria itu mengunci lengan Kyungsoo dari arah belakang sehingga membuat tubuh gadis itu seketika diam kaku di tempatnya.
“Aku bahkan belum mengatakan apapun, tapi kau sudah berinisiatif melakukan pemanasan, hm?” Chanyeol berbisik tepat di belakang telinga Kyungsoo sampai membuat bulu kuduk gadis itu meremang.
“Semalam kau mengatakan padaku jika kau tidak suka membuang waktu,” sahut Kyungsoo bernada datar.
“Jadi?”
“Bukankah lebih bagus jika saat ini kau melepaskan cengkraman tanganmu dari lenganku dan biarkan aku melakukan pemanasan?”
Chanyeol tak dapat menahan senyumnya, tanpa berpikir dua kali ia pun segera membebaskan lengan Kyungsoo dan membiarkan gadis itu melakukan apa yang ia inginkan.
“Aku akui, aku sangat menyukai semangatmu itu,” komentarnya. Sepasang netra gelapnya tak pernah lepas dari sosok Kyungsoo yang tampak semakin cantik dan dewasa.
Kyungsoo menatap Chanyeol sekilas kemudian kembali melanjutkan kegiatannya. Meskipun ia tak memberikan respons, namun Kyungsoo yakin Chanyeol pasti bisa membaca segala hal yang ada di dalam pikirannya.
“Kau telah berubah,” gumam Chanyeol disertai senyuman hangat.
“Chanyeol itu pintar. Dia bisa memanipulasi lawan-lawannya. Dia selalu menyusun strategi sebelum menyerang dan tidak pernah gegabah dalam mengambil keputusan. Selain itu dia juga bisa membaca situasi dengan cepat. Dia sangat sempurna untuk dijadikan sebagai sosok panutan,” perkataan seorang pria bertopeng tiba-tiba menarik perhatian Sohee. Wanita setengah baya itu menoleh kemudian membelalakkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Put It Straight [DISCONTINUE]
Fanfiction❝Bad things are always going to happen in life. People will hurt you, but you can't use that as an excuse to hurt someone back.❞ ©prikinoona-s, 2019