Chapter 10

1.6K 335 86
                                    

Sebelumnya, dimohon untuk membaca ini terlebih dahulu.

Saya tidak bermaksud memancing WAR ataupun memprovokasi pihak manapun. Cerita ini hanya kisah FIKTIF, jadi apabila ada pihak yang merasa tulisan saya tidak pantas untuk dibaca silahkan pergi dan jangan membuat keributan di lapak ini.

Terima kasih.



Ledakkan susulan terjadi satu menit berselang. Semua itu terjadi tanpa ada yang bisa menghentikan. Chanyeol membuka matanya perlahan, sekujur tubuhnya terasa sakit akibat tertimpa beban di atasnya setelah ia terlempar beberapa meter dari tempat kejadian.

“Bangsat,” desis Chanyeol geram.

Kedua tangannya yang masih setia merengkuh tubuh Kyungsoo kini mulai bergetar. Wanita itu jatuh pingsan dan Chanyeol dapat merasakan kulit Kyungsoo yang dingin.

“Sera, bangun,” gumam Chanyeol sembari mengusap pipi Kyungsoo.

Tak ada reaksi.

Chanyeol memegang leher Kyungsoo. Ia terpaku sejenak di tempatnya saat tak dapat merasakan denyut nadi wanitanya.

Tak kehabisan akal, Chanyeol menumpukkan telapak tangannya di dada Kyungsoo lalu kemudian memompa dada wanita itu semampu yang ia bisa.

“Jangan menakut-nakutiku, Do Kyungsoo. Cepat bangun!”

Chanyeol menekan-nekan dada Kyungsoo dengan brutal namun napas wanita itu tetap tidak memberikan respon apapun.

“Bangun, sayang.”

Tanpa pikir panjang Chanyeol mengarahkan mulutnya ke mulut Kyungsoo dan mulai memberikan napas buatan.

Melihat wajah tenang Kyungsoo yang masih betah memejamkan matanya membuat Chanyeol naik pitam. Tangannya menghantam tanah beberapa kali sebagai bentuk dari pelampiasan emosi.

“Brengsek!”

Netra kelamnya yang selalu terlihat tajam dan tegas kini tampak meredup. Chanyeol tak bisa menerima kenyataan pahit ini.

Padahal... rasanya baru kemarin ia menyatakan perasaannya pada Kyungsoo dan berjanji akan membantu wanita itu untuk menggapai kebahagiaannya. Namun apa yang di dapatkannya? Wanita itu bahkan enggan membuka matanya untuk Chanyeol.

Dada Chanyeol sesak. Sekuat tenaga ia berupaya mencegah air matanya agar tidak keluar. Namun apa daya, air mata itu tetap keluar meski Chanyeol tidak menginginkannya.

“Dia akan baik-baik saja.”

Mendengar suara berat dari arah belakang seketika membuat Chanyeol menghapus air matanya kasar.

Ia menoleh, pandangannya tertuju pada seorang pria bertopeng tengah berdiri tegap di belakangnya.

“Siapa kau?”

Chanyeol berdiri dan langsung memasang kuda-kuda. Ia mengarahkan moncong pistol miliknya tepat ke kepala si pria bertopeng.

“Tidak perlu agresif begitu, aku berada dipihakmu. Aku datang kesini untuk membantumu membereskan semua kekacauan ini.”

“Aku tidak membutuhkan bantuanmu, keparat. Aku akan menyelesaikannya sendiri,” ucap Chanyeol dingin.

Pria bertopeng itu terkekeh pelan. Meski memakai topeng, namun Chanyeol dapat melihat mata hitam pria itu berkilat marah.

“Kau memang tidak membutuhkan bantuanku, tapi gadis itu sangat membutuhnya.”

Chanyeol memandangi pria bertopeng itu dengan datar. Kata yang terlontar dari mulut si aneh ini begitu menarik perhatiannya.

Put It Straight [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang