Ying Jiao menatap pusar rambut di kepalanya, mata tersenyum, "Terampil ini berapa lama kau memendamnya sampai kini tidak tahan, ckck."
Jing Ji membuka sedikit jarak, masih terengah. "Aku tidak bersungguh-sungguh, aku hanya tidak melihat dengan jelas."
Dia mendorong pergi Ying Jiao. Namun, karena baru saja berlari kencang, kekuatannya terkuras, jadi mendorong beberapa kali, Ying Jiao masih tetap berdiri diam.
"Oh~~~" kata Ying Jiao bernada, "Kau menyatakan cinta padaku setiap hari, mengekoriku, bertarung untukku, ada begitu banyak orang dilapangan dan kau malah menabrakku. Tapi aku tahu, kau tidak bersungguh-sungguh, itu hanya kebetulan."
Pipi Jing Ji memerah, dia mencoba menjelaskan, "Maaf, jangan salah paham, aku benar-benar tidak sengaja."
Dia berhenti sejenak, takut Li Zhou akan menunggu terlalu lama, dan mendorong Ying Jiao lagi. "Kau lepaskan dulu, aku akan minta maaf padamu ketika kembali, Li Zhou masih menungguku di kafetaria."
Semakin cemas Jing Ji, Ying Jiao semakin tidak akan melepaskan, dia bahkan dengan agresif melilit pinggang Jing Ji dan mengikat langsung ke pelukannya.
"Apa aku memelukmu lebih dulu?" Ying Jiao memperhatikan dari atas. Entah bagaimana, dia semakin ingin membully-nya dengan penuh semangat. "Tidak, teman sekelas kecil, kau yang mengambil kesempatan malah penjahat menuntut mereka terlebih dahulu."
*Mengacu kepada orang jahat atau orang yang melakukan kesalahan untuk secara preemptive mengubah fakta.
Cuacanya sangat panas, dan tepat siang hari, kedua bocah lelaki itu saling berpelukan begitu lama, setelah beberapa saat, mereka berkeringat.
Sudah gerah ditambah tidak bisa menjelaskan, hati Jing Ji kesal. Dia mengambil napas dalam-dalam, menenangkan diri, dan mencoba meyakinkan Ying Jiao. "Aku benar-benar ingin pergi makan siang, bisa tidak kau membiarkanku pergi?"
"Katakan sesuatu yang bagus dulu baru aku akan melepasmu." Suara buruk Ying Jiao datang dari atas kepalanya.
Jing Ji memejamkan mata, berada di ambang ledakan, "Lepaskan!"
"Tidak." Ying Jiao berkata dengan malas, "Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi tanpa kau katakan lebih dulu?"
Jing Ji menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba mengulurkan tangan untuk meraih kain pakaian dipunggung Ying Jiao. Sebelum lelaki itu bisa bereaksi, Jing Ji menghentak lututnya ke atas-
"FCK!" Ying Jiao menarik napas, dan wajahnya berubah. Dia sedikit membungkuk, menatap Jing Ji, "Kau ..."
Jing Ji balas menatapnya dengan dingin, dan berkata ringan, "Aku kenapa?"
Dia tahu bahwa dia sudah menyinggung Ying Jiao kali ini, jadi dia berencana setelah makan nanti, dia akan pergi ke kios untuk membeli rautan pensil. Jika Ying Jiao datang untuk memukulnya, dia akan menunjukkan darahnya.
Seragam sekolah Jing Ji yang berantakan, mata yang sedikit sempit penuh provokasi dan sedikit mengerutkan bibirnya, tampang keras kepala itu tiba-tiba imut.
Batin Ying Jiao yang emosi seketika tidak tahu harus melampiaskannya ke mana.
"Kau ..." Dia mencoba mengabaikan rasa sakit di bawah tubuhnya dan menatap Jing Ji.
Jing Ji masih menatapnya.
Ying Jiao kemudian terkekeh, "Begitu akurat, apa kau menatap itu sejak tadi?"
*anu
Wajah Jing Ji memerah.
Dia mendelik, mengutuk, "Dasar sakit!" Lalu berbalik dan berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dressed as School Most Handsome ex-Boyfriend
Teen Fiction. . Setelah gagal mendapat skor tertinggi diujian masuk perguruan tinggi, Jing Ji yang tertekan, mabuk lalu jatuh tertidur dan ketika tersadar, dia sudah menyeberang masuk ke dalam suatu novel remaja rebirth yang mempertemukannya dengan xiaocao (sch...